12

8.5K 1.1K 523
                                    

"Pergi!"

"Aku hanya ingin memelukmu"

"Aku bilang pergi!"

"Sepuluh menit saja apa tidak boleh"

Renjun menatap Haechan berdiri didepannya. Dia mencoba tidak goyah dengan tatapan memohon Haechan. Haechan terlihat tertekan dan namja berambut agak panjang itu juga terlihat berantakan.

"Aku hanya membutuhkanmu sebentar"

Haechan memeluk tubuh Renjun dan menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher Renjun. Dia memeluk Renjun erat dan menyalurkan bebannya. Haechan hanya membutuhkan seseorang yang bisa membuatnya tenang.

"Aku tak ingin seperti dulu. Aku hanya ingin seperti ini sebentar saja"

Entah mengapa Renjun merasa iba. Haechan terdengar putus asa. Renjun membalas pelukan Haechan dan mengusap punggungnya. Dia membawa Haechan masuk dan menenangkan Haechan disofa.

"Aku membutuhkanmu Renjun"bisik Haechan.

"Aku disini"

Haechan memejamkan dan mengeratkan pelukannya pada Renjun. Dia merasa sedikit lebih tenang saat menghirup aroma bayi khas Renjun.

Renjun tak tahu harus melakukan apa saat Haechan semakin mengeratkan pelukannya. Dia juga merasakan tubuh Haechan sedikit gemetar dipelukannya. Renjun memejamkan matanya dan mengusap punggung Haechan.

"Apa kau akan meninggalkan aku?"tanya Haechan pelan.

Renjun hanya diam. Dia masih mengusap punggung lebar Haechan.
"Aku...."

"Aku mohon. Aku tak ingin kau menjauh dariku"kata Haechan pelan.

Haechan memeluk erat tubuh Renjun.
"Aku mencintaimu dan aku tak ingin kehilanganmu".

"Bagaimana bisa kau mencintaiku dengan begitu mudah. Kau..."

"Aku tak butuh alasan untuk merasa nyaman dan aku juga tak butuh waktu berhari hari untuk menentukan siapa yang aku cinta"

Haechan mengusap puncak kepala Renjun. Dia mencium bibir Renjun sekilas sebelum kembali menatap Renjun.
"Renjun-ah, kenyataannya aku mencintaimu dan aku tak bisa untuk tidak memperjuangkan cintamu. Kau yang membuatku seperti ini setelah semua orang meninggalkan aku"

Renjun sedikit terkejut saat melihat Haechan menangis. Dia refleks menangkup dan mengusap pipi Haechan. Renjun tak tahu jika Haechan sangat rapuh.

"Aku hanya ingin memelukmu"

Renjun memeluk Haechan dan mengusap punggungnya.
"Aku disini. Tenanglah"

"Terimakasih"

Haechan hanya tak ingin dia kembali gila dengan mengkomsumsi obat penenang seperti dulu. Renjun mengubah banyak hidupnya meski memang hanya cacian dan tolakan yang dia dapatkan dari Renjun.

"Renjun-ah, jangan pernah tinggalkan aku"
.
.
.
.
.
.
"Kenapa?!"

"Je-jeno maaf hiks"

"Kau menghianati aku Renjun!"

Renjun menatap Jeno yang menatapnya dengan sorot mata kecewa. Rasanya begitu sakit saat Jeno bahkan tak merengkuhnya lagi.

"Jeno hiks aku akan menjelaskannya"

"Apa lagi jalang? Kau bisa membuka pahaku itu lebar lebar untuk orang lainkan?!"

Jeno mencengkram rahang Renjun. Rasanya dia ingin meremukkannya. Hatinya sakit saat dia tahu kenyataan bahwa Renjun sering bermain dengan pria lain.

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Where stories live. Discover now