36

5.1K 782 157
                                    

Buagh

Mark menatap Jaemin yang terjatuh dilantai. Dia mendekati Jaemin dan menendang tubuh Jaemin tanpa perasaan. Mark juga tak peduli jika mereka jadi pusat perhatian.

"Berani beraninya...."

"Mark, apa salahnya jika dia ingin meninggalkan jalang itu. Lagipula kenapa harus Jaemin bersamanya?"

"Kau tak tahu apapun Kim Yeri!"

Mark memaksa Jaemin berdiri.
"Aku tak akan membiarkanmu mendekati Renjun meski hanya satu langkah. Tanda tangani surat perpisahan itu sialan!"

Mark mendorong Jaemin dan pergi dari sana. Dia benar benar tak menyangka Jaemin berselingkuh dengan mantannya saat kuliah dulu. Mark tak akan memaafkan Jaemin untuk alasan apapun.

"Renjun pasti tahu ini. Sialan! Kenapa aku tak sadar"

Jaemin memegangi rahangnya yang terasa remuk. Pukulan Mark tak main main padanya. Dan dipastikan setelah ini mereka akan tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Kau baik baik saja?"

"Ya.."jawab Jaemin dingin.

Yeri mengusap pipi Jaemin.
"Kau tidak salah. Kau tak harus bertahan pada jalang itu"

"Kau benar"kata Jaemin.

Jaemin rasa dia harus segera menyelesaikan semuanya sebelum semuanya bertambah kacau apa lagi Mark telah mengetahui apa yang terjadi. Jaemin menatap Yeri dan memegangi bahu Yeri.
"Bisakah kita pergi vilamu?"

"Hm? Boleh"kata Yeri senang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Neo university, 2016

"Aku mohon hiks"

Jaemin menghentikan langkahnya saat dia dengan jelas mendengar suara Renjun. Dia mengernyitkan dahinya saat mendengar suara pukulan dan kain yang terobek.

Jaemin mempercepat langkahnya saat perasaan tak enak mulai memasuki hatinya. Jaemin benar benar tak berfikir itu suara hantu karena sekarang pukul sembilan malam dan universitas telah sepi.

"Akh! Keluarkan!"

Jaemin menatap tak percaya apa yang sedang terjadi didalam laboratorium yang tak terpakai itu. Tangannya terkepal saat melihat Renjun diperkosa oleh beberapa orang. Mata tajam Jaemin melihat seorang yeoja yang tertawa puas didalam sana saat melihat Renjun berteriak kesakitan.

Jaemin mengeluarkan handgunnya dan memasang peredam. Dia pergi ketempat dimana dia bisa menembak dengan lebih leluasa. Beruntung dia membawa handgun hari ini karena dia akan memberantas tikus.

Jaemin membidik orang orang yang menyentuh Renjun. Jaemin tak memperdulikan teriakan yang terdengar dari ruangan itu. Dia hampir saja mengenai yeoja itu tapi sesuatu menghalanginya.

Jaemin menatap Renjun yang terlihat sangat terkejut. Dia segera menyembunyikan handgunnya dan berlari masuk.
"Renjun! Astaga! Apa yang terjadi?!"

Renjun menunjuk ke arah tiga mayat didepannya dengan mata yang melebar. Jaemin segera melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Renjun.
"Kita pulang ke apartemenku dan kau aman"

Renjun memeluk leher Jaemin dan menyembunyikan wajahnya disana. Dia merasa sangat malu karena ada orang lain yang mengetahui keadaannya yang sangat berantakan.

"Kau akan baik baik saja. Ada aku"bisik Jaemin.

Jaemin memeluk tubuh Renjun. Mereka pergi ke apartemen Jaemin yang cukup dekat dengan universitas. Renjun tak berani menatap Jaemin yang sekarang berdiri didepannya.

"Sejauh mana mereka menyentuhmu?"

"Jaemin..."

"Aku akan membersihkannya Renjun. Aku tak suka"

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Where stories live. Discover now