8

9.9K 1.2K 249
                                    

"Aku tidak percaya akan menceritakan semuanya pada orang asing"

"Aku juga, Mark-ssi"

Renjun menatap Mark yang tersenyum tipis. Mereka duduk berdua didepan minimarket dekat halte. Dan entah bagaimana mereka menceritakan masalah masing masing.

"Tapi pacarmu cukup kejam"

"Dia sibuk Mark-ssi. Dia akan jadi pewaris"kata Renjun sedih.

"Dia anak tunggal?"

"Tidak dia masih memiliki Hyung dan hyungnya ingin dia membantunya. Itu sama saja dengan pewariskan?"

Mark mengangguk pelan. Dia meminum kopinya dan menatap Renjun. Mata bulatnya bertemu dengan mata rubah Renjun.
"Apa kau tak ingin pulang?"

"Aku bosan diapartemen sendirian. Aku sedang berjaga jarak dengan temanku, aku sedikit takut padanya"

"Kenapa?"

Renjun menatap Mark serius dan mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Mark.
"Dia sudah punya tunangan dan kemarin dia baru saja mengatakan mencintaiku. Hidupku sangat rumit Mark-ssi"

Mark tak mengalihkan matanya dari Renjun. Dia tersenyum tipis saat mendengar nada frustasi Renjun diakhir kalimat.
"Aku tahu seberapa frustasinya dirimu. Semua itu terlihat jelas"

Renjun tertawa kecil.
"Tapi tidak ada yang pernah menyadarinya"

"Kalau begitu kau aktor yang hebat"

"Kau juga"

Mereka tertawa bersama dan menikamati semilir angin malam didepan teras minimarket. Renjun menatap Mark yang menyesap kopinya.
"Mark-ssi..."

"Kau bisa panggil aku Hyung. Mark-ssi terlalu formal"kata Mark dengan senyum.

Renjun mengangguk. Dia menatap Mark yang tersenyum. Mark tampan saat tersenyum, tidak seperti tadi.
"Aku ingin bertanya mengenai istrimu, apa boleh Hyung?"

"Aku akan mencoba menjawab"

"Kenapa kalian bisa saling membenci jika dulu sangat akrab?"

Mark menatap langit sebentar sebelum kembali menatap Renjun.
"Kami dulu sangat sangat dekat, dia sudah seperti adik kecilku. Dan hubungan kami mulai retak setelah perjodohan itu diumumkan. Dia benar benar tak suka terikat hubunganku dan terlebih lagi malam itu aku sempat menyentuhnya"jelas Mark.

"Hyung, aku yakin suatu saat istrimu akan mengerti. Dan kalian akan hidup bahagia bersama"kata Renjun dengan senyum.

"Renjun-ah, aku tak pernah menggapnya lebih dari adikku. Kami sudah seperti kakak adik dan rasanya tak mungkin untuk melebihi rasa sayang itu. Aku dan dia tidak akan saling mencintai"kata Mark.

"Woah, hyung, aku tak akan mungkin seperti itu jika jadi istrimu. Hyung terlihat sangat penyayang"kata Renjun.

"Tapi sayang kau bukan istriku"

Renjun mengerucutkan bibirnya dan membuat Mark tertawa. Mark mengusap puncak kepala Renjun yang membuat Renjun langsung menatapnya.
"Aku nyaman berbicara denganmu"

Renjun mengangguk semangat.
"Aku juga Hyung. Rasanya menyenangkan bisa menceritakan semuanya pada Hyung"

Mark mengangguk. Dia mengusap puncak kepala Renjun lembut sebelum menarik tangannya. Mark kembali menyesap kopinya.
"Mau mencari makanan ringan?"

"Odeng?"

"Boleh"

Mereka menuju daerah Myengdong karena disana surganya streetfood. Renjun tak menyangka akan sedekat ini dengan Mark yang notabenya baru dia kenal. Mark membuatnya nyaman mengatakan semua hal yang mengganjal dihatinya.

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Where stories live. Discover now