4

11.8K 1.4K 116
                                    

Renjun memainkan pena yang dia genggam. Dia tak memperhatikan dosen yang tengah menjelaskan pasar ekonomi didepan sana. Renjun menatap bukunya yang masih kosong, berbeda dengan Chenle yang telah terisi tulisan materi penting yang dijelaskan.

"Chenle-ya..."

Chenle menatap Renjun yang memanggilnya.
"Ada apa?"

"Apa hari ini kau senggang?"

Chenle mengangkat alisnya.
"Kenapa?"

"Aku ingin pergi jalan jalan. Aku bosan jika berada dirumah"

"Jeno-sunbae?"

"Dia meninggalkan ku hingga bulan depan. Dia harus belajar mengurus perusahaan"

"Oke. Aku akan mengirim pesan pada Jisung"

Akhirnya Renjun pergi bersama Jisung dan Chenle. Jisung sudah tapi dia memilih membolos hari ini jadi mereka hanya berdua pergi ke mall dan Jisung akan menyusul.

"Apa Jisung masih lama aku lapar Chenle-ya~"rengek Renjun.

"Baiklah kita masuk terlebih dahulu dan memesan makanan"

Mereka berjalan masuk dan menuju foodcurt karena Renjun memang lapar. Dilantai tiga Renjun melihat sebuah stan dengan tulisan lihat masa depanmu.
"Chenle ayo kesana"

Chenle melihat kemana Renjun menunjuk. Dia mengeryitkan dahinya saat Renjun mengajaknya ke seorang pembaca garis tangan.
"Kau percaya ramalan?"

"Tidak, tapi aku ingin mencoba"

Renjun dengan semangat melangkahkan kakinya mendekati peramal itu. Dia berdiri didekatnya hingga yeoja yang telah berumur itu menatapnya.
"Ada apa anak muda?"

"Aku penasaran dengan apa yang ada ditanganku"kata Renjun.

Renjun mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruhnya dimangkuk.
"Tolong bacakan untuk ku"katanya dengan senyum manis.

Yeoja itu menatap mata Renjun yang berkilauan sebelum memegangi tangan Renjun. Dia tersenyum saat melihat garis tangan Renjun.
"Jangan khawatir dengan masa depan. Kau akan hidup bahagia meski kau harus melewati sesuatu yang membuatmu menyadari siapa yang kau cinta..."

Renjun mengeryitkan dahinya. Dia menatap telapak tangannya sebelum kembali menatap yeoja tua itu.
"Maksud anda?"

"Uang, tahta dan pria, semua itu kau dapatkan karena matamu. Matamu itu membawa kebahagiaan juga kesedihan. Matamu akan menarik banyak orang kedekatmu tapi kau juga harus berhati hati"kata yeoja tua itu.

Renjun menarik tangannya. Dia membungkuk kecil untuk berpamitan dan menarik Chenle pergi dari sana. Renjun benar benar tak paham dengan apa yang yeoja itu katakan.
"Mataku?"

Renjun mengerucutkan bibirnya dan membuat Chenle tertawa pelan.
"Kau menyesal?"ejek Chenle.

"Tidak, tapi aku jadi penasaran"katanya.

Chenle mengusap puncak kepala Renjun yang langsung ditepis Renjun.
"Aku lebih tua kalau kau lupa"kata Renjun sebal.

Chenle tertawa dan menarik Renjun menuju restoran yang akan menjadi tujuan mereka.
"Kita makan saja dan lupa kan ramalan bodoh itu"
.
.
.
.
.
Renjun menatap jalanan yang ramai. Dia ingin pulang sendiri jadi dia menolak ajakan Jisung dan Chenle. Renjun berguman menikmati alunan musik dari earphonenya dan meminum bubble tea yang dia beli tadi.

"Jika malam Minggu seperti ini pasti aku akan bingung harus menerima ajakan Jeno atau Jaemin tapi sekarang aku tak memiliki siapapun"kata Renjun sedih.

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Where stories live. Discover now