20

7.6K 1.1K 111
                                    

"Kau yakin?"

"Aku yakin, Hyung"

"Kau sudah membuangnya Chanyeol. Dan sekarang kau ingin menikahkannya dengan putraku?"

Namja yang dipanggil Chanyeol itu menatap namja yang lebih tua. Dia menghela nafas pelan dan menunduk.
"Aku tak punya pilihan lain, Yunho-hyung"

"Chanyeol..."

"Aku bisa menemuinya dan membicarakan masalah kami baik baik. Aku akan berusaha membuat dia mengerti"

Yunho mengangguk. Dia mengusap bahu Chanyeol.
"Aku turut prihatin dengan keadaanmu dan putramu. Semoga dia mengerti dan bisa memaafkanmu"

"Terimakasih Hyung"

Yunho tersenyum dan mengangguk. Dia meminum kopi yang dia pesan dan menatap jalanan Korea yang ramai karena jam memasuki makan siang.
"Oh putramu akan lebih tua dari putraku kan?"

"Ya, putraku berada dipertengahan semester bisnisnya"

"Kau bahkan tahu"canda Yunho.

Chanyeol tertawa kecil dan mengangguk.
"Aku merindukannya Hyung. Aku masih memantau semuanya"

"Apa dia sudah punya pacar? Itu akan sulit bukan?"tanya Yunho.

"Tapi anda akan tetap memaksa kan? Tuan Jung?"

Yunho tertawa kecil dan mengangguk. Dia kembali meminum kopi miliknya dan menatap Chanyeol serius.
"Maknae keluargaku terlanjur menyukainya dan sesuai perintah nyonya jung aku harus menuruti permintaannya"
.
.
.
.
.
.
.
Renjun tersenyum ke arah Jaemin yang datang ke tempatnya membuat janji. Dia menatap Jaemin yang terlihat sedikit berantakan. Renjun tersenyum manis pada Jaemin yang sekarang duduk didepannya.

"Hai..."

"Hai?"

Renjun tertawa kecil dan menyodorkan minuman yang telah di pesan. Jaemin menerimanya dengan senang hati dan meminumnya. Tangan besarnya menggenggam tangan kecil Renjun.

"Aku merindukanmu"kata Jaemin.

Jaemin menggenggam kedua tangan Renjun. Matanya tak lepas dari Renjun yang terlihat sedikit pucat.
"Sayang..."

"Jaemin, aku ingin memberitahu sesuatu"

"Aku tidak siap"kata Jaemin sedih.

Renjun perlahan melepas genggaman tangan Jaemin. Dia beranjak dari tempatnya dan berdiri disamping Jaemin. Tangan mungilnya mengusap puncak kepala Jaemin.
"Kau tahu pilihanku kan? Maaf"

"Renjun..."

Jaemin memeluk pinggang Renjun erat. Dia menenggelamkan wajahnya disana.
"Kenapa Jeno? Apa aku tak layak berada di sampingmu?"

Renjun menggeleng. Dia mengusap pipi Jaemin. Renjun menunduk dan mencium bibir Jaemin. Dia memejamkan matanya saat Jaemin membalas ciumannya.

"Jeno segalanya bagiku. Aku sangat mencintai dia. Maaf, aku harus pergi"

Renjun meninggalkan Jaemin sendirian dikursinya. Dia tersenyum getir.
"Bahkan aku juga meninggalkan Jeno"gumannya pelan.

Jaemin hanya menatap kepergian Renjun dari kursinya. Entah mengapa dia punya perasaan tak enak. Jaemin menatap punggung Renjun yang tertutupi sebuah tas punggung.

Renjun segera masuk ke bus yang telah datang. Dia mengambil ponselnya dan mengeluarkan simcard miliknya. Renjun membuangnya saat melewati jembatan sungai.

Renjun sudah menyiapkan semuanya saat Jeno tertidur. Setidaknya dia punya kenangan manis yang bisa dia kenang. Renjun pergi ke Jeju. Renjun merindukan kenangan lama dan dia akan mengunjungi sebuah tempat disana.

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang