34

5.4K 729 30
                                    

Neo university, 2014

"Na Jaemin..."

Renjun yang memberesi buku bukunya yang berserakan segera menatap namja didepannya.
"Park Renjun..."

Jaemin berjongkok dan membantu Renjun memberesi barang barangnya.
"Ini sudah sangat sepi dan kenapa kau masih berada di kampus?"

"Aku meminjam beberapa buku di perpustakaan dan sebenarnya aku tertidur saat membaca buku tadi"kata Renjun dengan pipi bersemu.

Jaemin tertawa kecil dan menyerahkan kaca mata besar Renjun. Dia sama sekali tak mengalihkan tatapannya dari wajah Renjun yang manis.
"Apa kau butuh tumpangan?"

"Tidak, Jaemin-ssi. Aku harus pergi ke calon tempatku bekerja"kata Renjun senang.

"Apa kau tak lelah? Hari ini hari terakhir perkenalan dan ada banyak kegiatan yang kita lakukan"

Renjun menggeleng dengan senyum lebar. Dia menepuk depuk dadanya beberapa kali.
"Karena park Renjun dilahirkan kuat"

Jaemin tertawa saat melihat Renjun tertawa dengan manis. Tangan besar Jaemin membenarkan letak kaca mata Renjun yang melorot.
"Kau lucu"

"Terimakasih"

Renjun melirik jam yang melingkar ditangannya. Dia segera menggendong tasnya dan melambaikkan tangan.
"Aku harus pergi Jaemin-ssi. Aku hampir terlambat"

Jaemin menatap Renjun yang berlari lari kecil sambil membenahi letak kaca matanya yang terus melorot. Dia tertawa kecil saat melihat Renjun yang begitu menggemaskan.
"Kenapa aku tak bertemu dengannya sejak awal?"guman Jaemin sebal.

Jaemin melanjutkan langkahnya yang tertunda karena dia bertabrakan dengan Renjun. Dia menuju ke lapangan indoor dimana seseorang telah menunggunya. Jaemin kembali memesang wajah datarnya.

"Pengecut, kau terlambat karena kau tahu kau akan kalah kan?"

"Ada sedikit insiden tadi dan kau tak perlu tahu, Lee Jeno"

Jeno hanya menatap Jaemin datar. Tangannya sibuk memainkan bola basket.
"Kau tak lupa taruhan kita kan?"

"Hm, jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik kita segera memulainya"
.
.
.
.
.
"Maaf, saya terlambat"

Renjun membungkukkan tubuhnya beberapa kali. Dia benar benar merasa tak enak karena melewati jam perjanjian mereka. Dia benar benar menyesal.
"Maaf..."

"Kau bahkan belum bekerja sudah terlambat. Bagaimana jika bekerja nanti?"

Renjun menunduk tak berani menatap namja tampan pemilik restoran yang akan memperkerjakan nya.
"Saya tak mengelak dan ini sepenuhnya salah saya. Maaf tuan Lee, saya tak seharusnya tidur di perpustakaan hingga membuat anda menunggu"

Hyunjin benar benar ingin memukul kepala Renjun sekarang. Dilihat dari wajah pemilik restoran yang mereka lamar jelas sekali dia tak menyukai jawaban Renjun.

"Apa kau tak berniat bekerja...."

"Tidak, tuan. Saya membutuhkan pekerjaan ini. Saya tak bisa menemukan tempat lain yang memperkerjakan mahasiswa dan juga resto anda dekat dengan kampus jadi saya mohon beri saya kesempatan"

Renjun menatap namja didepannya dengan memelas. Mata rubahnya berkaca kaca dengan bibir yang sedikit melebgkuk kebawah.
"Saya mohon, tuan"

"Baik, aku akan melihat kinerja kalian selama sebulan dan jika kau melakukan kesalahan bersiaplah angkat kaki"

"Siap bos!"kata Renjun semangat.

Senyum lebar tercetak jelas dibibir Renjun. Dia membungkukkan badannya saat boss mereka pergi. Renjun tersenyum senang dan meminum minuman yang ada diatas meja.

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum