29. Kembali

746 57 0
                                    

Tidak apa, semua sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Keriuhan dan kegaduhan terjadi di airport sore ini. Berkat berita yang beredar tadi, semua keluarga korban berada di sini dengan isak tangis pilu. Andara yang terus mengaliri wajahnya dengan air mata, hanya bisa membeku saat membaca nama-nama penumpang pesawat yang kecelakaan di layar depan airport. Iya, nama Taehyung, Jungkook, dam Ningning ada disana.

Ken yang terus memeluk Andara juga merasakan sakit seperti adiknya. Terlebih lagi, Taehyung juga sangat dekat dengannya. Hanaya, Youngjae dan Yonggi sudah berada di dalam ruang operator dan mengamuk di sana, menyalahkan orang-orang yang tidak tahu menahu takdir seperti itu akan terjadi.

Sejak tadi, Ken berusaha menenangkan Andara dengan terus mengusap punggung tangan gadis itu dengan terus diciuminya. Jin yang menggendong Dongyu hanya bisa menatap ke arah lain dan menahan tangis. Sebab, Dongyu selalu bertanya kenapa Auntynya terus diam dan mengeluarkan air mata.

"A-aku m-mati saja..." lirih Andara. Membuat Ken semakin mengeratkan pelukan pada Andara.

"Tidak...itu bukan solusi," kilah Ken.

"Taehyungku....aku ingin T-taehyung...dia berjanji akan pulang...dia harus menepatinya....hiks..."

"Semoga dia menepatinya sayang..."lirih Ken halus.

Andara mengelus perutnya pelan-pelan. "D-dia tidak lupa pada jagoannya, kan?"
Andara menghapus jejak air mata di pipinya.

Pikirannya bercabang-cabang, mengingat malam terakhir saat dia melakukan videocall bersama Taehyung. Lagat laki-laki itu sungguh tidak biasa, dia terus mengungkapkan perasaannya seperti seseorang yang akan pergi.

Lagi, andara terisak dan memejamkan matanya. Napasnya yang tercekal membuat dadanya juga menjadi sesak tidak karuan.

Bagaimana bisa? Bahkan bayangan saat dia akan merawat dan membesarkan jagoan bersama Taehyung selalu terbayang di benaknya.

"Tuhan...A-aku...h-hahh...a-"
Andara tertunduk lagi dengan bahu yang terus bergetar.

"A-aku m-mencintai suamik-kuu...huhhh..."
Andara memukul-mukul dadanya yang begitu sesak. Semua terasa sakit begitu saja. Tubuh, hati, dan batin sudah mati rasa.

Andara terus menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak...tidak, tidak. Tidak mungkin....bahkan jagoan sudah akan lahir beberapa bulan lagi..."

Andara menarik rambutnya sendiri membuat Ken menahannya. "Tidak...tidak...dia bahkan sangat antusias menunggu jagoan lahir...."

Andara mengeratkan sweater memeluk perutnya. "D-dia sudah menyiapkan s-semuanya...d-dia bahkan yang paling tidak sabar..."

"Huhhhhh....a-aku hanya i-ingin Taehyung...huhu.."

Andara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "D-dia bilang sudah t-tidak sabar b-bermain dengan j-jagoan...kembalikan dia...Tuhan ku mohon! Kembalikan Taehyung!"

Dep!
"Una....." lirih seseorang dari arah kanan. Perawakan tubuh tegap, rambut sedikit gondrong, celana cargo panjang berbalut kaos dan dilapisi jaket kulit. Laki-laki itu melepaskan kopernya begitu saja dari tangannya.

Mendengar sebutan itu, Andara menoleh diikuti Ken dan Jin.

Di saat itulah Andara mematung kembali.

"Una tidak mengangkat telpon Haya. Haya pikir, Una sudah tidak ingin bertemu Haya lagi," ucap Taehyung yang menatap sendu pada Andara. Senyuman tipis terbentuk dari sudut bibirnya saat Andara masih menatapnya beku dan sayu.

"Taehyung?" ucap Ken dan Jin berbarengan.

"Yakk! Ken Hyung, apa kau tidak suka aku kembali ke Seoul dan kau Jin Hyung apa kau ingin merebut Andara kembali dariku, lantas mengapa bocah nakal itu kau gendong, dia bahkan bukan anak bayi lagi."

Marriage Life Season 2 | KTH Euphoria [✔]Where stories live. Discover now