erroneous

1.3K 207 75
                                    

"Wah ... benarkah?" Hanya itu tanggapan Hoshi saat mendengar Jiyeon yang begitu semangatnya menceritakan perihal Wonwoo yang menginap di rumahnya dan perubahan sikap Wonwoo yang lebih protektif dan lembut terhadapnya. Tidak seperti sebelum-sebelumnya.

Anggukan diselingi dengan senyuman Jiyeon berikan sebagai balasan. Ini masih terlalu pagi untuk menjerit agar semua orang tahu kalau Wonwoo mulai mengakui entitasnya.

Pagi-pagi sekali gadis itu yang datang bersamaan dengan Wonwoo ke sekolah, langsung menghampiri Hoshi yang tengah bersama teman-temannya di lapangan basket.

Seperti biasa, Wonwoo langsung menuju kelasnya, membiarkan Jiyeon yang berkata ada perlu dengan musuh abadinya. Niat hati ingin memamerkan pada manusia yang selama ini selalu menjadi api dalam hubungannya dan Wonwoo.

"Hhh ... senang sekali rasanya."

"Dia juga menyuruhmu untuk tidak dekat-dekat dengan Mingyu lagi?"

"Hu'um. Dia benar-benar sudah jatuh cinta padaku ternyata, aku baru tahu kalau Nonu tipikal pria posesif," balasnya menggebu.

Hoshi menganggukan kepalanya, dengan seringaian jahil yang kembali terbit di wajah usilnya.

"Sepertinya aku harus meluruskan sesuatu di sini. Kau lupa apa yang pernah aku bilang padamu? Tentang Mingyu dan Wonwoo?"

Jiyeon menggeleng cepat, ia menampik pemikiran Hoshi yang satu itu. "Kau salah, tidak mungkin dia menyukai Mingyu. Kau tidak dengar apa yang baru saja kuceritakan? Dia melarangku mendekati Mingyu karena dia cemburu."

"Jiyeon, aku rasa kau salah mengartikan ucapannya. Sama sepertimu yang cemburu pada Mingyu, Wonwoo pun cemburu padamu karena kau semakin dekat dengan Mingyu. Maksudku, Wonwoo sengaja mendekatimu, menjaga jarakmu dengan Mingyu untuk memastikan agar Mingyu tidak tertarik padamu. Dia cemburu padamu Jiyeon, bukan dengan Mingyu. Sama persis dengan yang kau lakukan pada Mingyu, bukan? Kau mendekati Mingyu untuk memastikan Mingyu tidak merebut Wonwoo darimu."

Jiyeon mengernyit tidak suka, ingin membantah pun, kalimat Hoshi terdengar masuk akal. Sialan!

"Tapi dari matanya, dan nada bicaranya, dia seperti tidak suka aku terlalu dekat dengan Mingyu, dia seperti kekasih yang tidak ingin kekasihnya dekat dengan pria lain," ujar Jiyeon. Sebenarnya lebih meyakinkan dirinya sendiri daripada membantah persepsi Hoshi.

"Nah itu, dalam kasus normal, memang terlihat kalau Wonwoo cemburu pada Mingyu karena dia merasa merebutmu darinya. Tapi ini beda kasus, dekati musuhmu agar kau bisa mengawasi gerak-geriknya. Kau pun melakukan hal yang sama selama ini."

Hoshi hampir saja melepaskan tawanya melihat Jiyeon yang mulai termakan perkataannya. Kenapa bisa Jiyeon yang bar-bar bisa sepolos ini? Gemas sendiri jadinya.

"Apa kau pernah bertanya tentang orang yang Mingyu sukai?" tanya Hoshi lagi.

"Beberapa kali, tapi aku belum mendapatkan jawabannya."

"Tentu saja, mana mungkin dia jujur padamu kalau Wonwoo yang disukainya."

Benar saja, Jiyeon selalu dibuat was-was dengan yang satu ini. Ini sebabnya ia masih menganggap Mingyu adalah musuh utama dalam percintaannya, pria itu masih bungkam perihal orang yang disukainya. Dan kalimat jika semua orang akan menentang perasannya, hanya semakin membuat Jiyeon berpikiran jika sosok itu adalah Nonu-nya.

Benar-benar sial!

Kalau dia gadis, Jiyeon pasti tidak segelisah ini. Ia percaya diri jika lebih cantik, lebih segala-galanya. Jiyeon bisa bersaing dengan gadis lain perihal apa pun.

Tapi ini? Dengan pria? Kenapa rasanya susah sekali. Bagaimana Jiyeon bisa membandingkan dadanya? Ukuran pinggang? Rambut pendek atau panjang? Seberapa jenjang kakinya? Jiyeon yakin sepasang tungkainya sangat sempurna, bentuk dadanya pas dengan tubuhnya, bokongnya padat meski tidak terlalu lebar, pinggangnya kecil dan kulitnya bersih, bebas dari lecet dan kotoran lainnya.

Redamancy✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora