treacherous

5.9K 286 54
                                    

"Aku memacarinya karena dia kaya raya. Sulit sekali untuk mencintai gadis yang kelewat polos seperti dia." Pria itu meneguk minumnya sedikit untuk membasahi tenggorokannya yang kering. "Aku tidak bebas melakukan apapun pada anak mami seperti itu," lanjutnya.

Kedua pria seumuran di hadapannya hanya menggeleng tidak percaya. Ternyata selama ini mereka tumbuh besar bersama jelmaan buaya.

"Kalau kau tidak mencintainya kenapa tidak kau akhiri saja?" tanya Hanbin pada teman bangsatnya.

"Ayolah ... hartanya melimpah ruah, aku bisa minta apapun dan dalam sekejap mata, barang yang kuinginkan langsung ada di hadapanku," jelasnya dengan senyuman.

Pria yang tengah sibuk dengan novel di tangannya hanya menggelengkan kepala tanpa niat untuk mengeluarkan suara. Ia tidak terlalu berselera untuk ikut campur urusan teman-temannya.

"Kekasihmu itu primadona di sekolah kita, kalau dia tahu betapa brengseknya kau selama ini, aku tidak bisa membayangkan senjata tajam apa yang dilayangkan para penggemar Jiyeon untuk menebas lehermu," tutur Hanbin mengulik fakta. Karena di sekolahan mereka tercipta kelompok yang menamai mereka fanboy Jiyeon garis keras.

"Tenang saja, dia tidak akan tahu. Dia itu terlalu polos. Dan dia begitu mencintaiku. Tidak mungkin dia tega membuangku pada perkumpulan anjing liar seperti itu."

Hanbin menggelengkan kepalanya malas, tergoda sekali untuk memisahakan leher temannya ini sekarang juga. Brengseknya sudah sampai ke sum-sum tulang belakang rupanya.

"Kalian tahu Jihyo?"

Hanbin mengerutkan keningnya dan melirik ke arah temannya yang satu lagi, selalu berkutat dengan novel tebalnya yang membuat Hanbin pusing dengan bau buku tersebut. "Teman sekelas Wonwoo?" tanyanya.

Daniel mengangguk. "Aku sedang berkencan dengannya."

"Kau gila?" Sekarang Hanbin sudah gatal ingin mencekik sahabat kurang binaan kejiwaannya itu. "Kau akhiri dulu hubunganmu dengan Jiyeon, baru kau dekati gadis lain."

Ya, dari segi wajah memang Hanbin terbilang brengsek dan terlihat memiliki banyak teman wanita. Tapi kenyataan justru sebaliknya, ia adalah tipikal pria yang setia. Setiap bulan berganti pacar maksudnya. Tapi Hanbin tidak pernah menduakan, ia setia pada satu wanita dan setelah mereka putus, Hanbin mencari wanita baru lagi. Yang jelas selama berhubungan dengan pacarnya, ia tidak melirik gadis lain. Itu definisi setia dari seorang Kim Hanbin.

"Kenapa aku harus melepaskan Jiyeon jika aku bisa memliki kedua gadis itu?"

"Kau tahu nama anjing peliharaan Jiyeon?" tanya Hanbin melenceng dari pembahasan.

"Chobi?" balas Daniel tidak begitu mengingat nama binatang peliharaan kekasihnya.

"Ya, kau sejenis dengan chobi."

"Brengsek kau." Daniel melempar bantalan sofanya pada Hanbin.

"Kau sudah tidur dengannya?" Hanbin kembali bersuara.

"Siapa? Jiyeon? Mana bisa, ciuman saja dia tidak tahu bagaimana caranya, aku heran dia tumbuh besar di rawa-rawa bagian mana." Seolah tidak menyadari jika rawa-rawa adalah tempat para buaya yang tidak lain adalah tempat yang cocok untuk dirinya sendiri.

"Bukan. Aku juga tidak percaya jika Jiyeon mau ditiduri olehmu," sela Hanbin. "Maksudku Jihyo."

Daniel mengangguk lancar, seolah pertanyaan sahabatnya bukanlah sesuatu yang perlu ditutup-tutupi. Bagi para lelaki, meniduri kekasihnya adalah sebuah kebanggaan. Ya ... para lelaki brengsek sejenis mereka tentunya. Tidak semua pria memiliki pemikiran seperti itu, meski memang kebanyakannya begitu.

Redamancy✔Where stories live. Discover now