annoyed

1.3K 218 117
                                    

"Pernah, bahkan sampai sekarang," balas Mingyu.

"Pada siapa?" tanya Jiyeon waspada. Jika Mingyu secara terang-terangan mengatakan jika itu Wonwoo, Jiyeon tidak akan segan mengunyah kepala Mingyu saat ini juga. Toh, ia juga butuh melampiaskan rasa kesalnya sekarang.

"Kenapa kau ingin tahu?" Mingyu balik bertanya.

Jiyeon memutar matanya, mencari balasan yang tepat. "Siapa yang ingin tahu? Percaya diri sekali," sergahnya. Berdecih lalu berdehem sejenak sebelum kembali berkata, "Aku, 'kan tadi hanya bertanya saja."

Mingyu hanya mengedikkan bahu lebarnya. "Siapa pun itu, yang jelas dia seseorang yang tidak bisa kumiliki. Akan banyak orang yang menentangnya." Dan kalimat Mingyu sukses membuat Jiyeon meradang murka. Jelas saja asumsi yang selama ini ia anggap hanya lelucon Hoshi untuk mempengaruhi pikirannya kini mendadak menamparnya pada sebuah fakta jika Mingyu memang menyukai Wonwoo-nya.

Pria itu bilang akan ada banyak orang yang menentang perasannya. Apalagi kalau bukan perasaan itu tidak semestinya tumbuh di dasar hati. Mencintai seorang lelaki yang dengan berat hati Jiyeon tekankan "berkemungkinan besar" juga menyukai pria di hadapannya ini.

Matanya melirik tajam pada Mingyu yang kini membuka tutup botol minuman yang Jiyeon berikan tadi. Jiyeon merampas botol di tangan Mingyu dengan kasar dan berdiri setelah melempar tatapan tajamnya pada Mingyu yang membalasnya dengan tatapan kebingungan.

"Kenapa kau ambil kembali?"

"Tidak jadi kukasih!" Gadis itu meninggalkan Mingyu dengan langkah yang menghentak-hentak kesal. Masuk ke dalam tendanya dan berniat tidak akan keluar sebelum Wonwoo sendiri yang membujuknya. Ya ... meski pun Jiyeon ragu jika Wonwoo sudi melakukan itu.




...




Jiyeon tidak menghitung sudah berapa jam ia lewati dengan berdiam diri di dalam tendanya. Suasana sekitar masih seramai tadi, tapi terasa lebih dingin dan Jiyeon pastikan langit sudah mulai gelap.

Mengabaikan kondisinya yang tengah merajuk, Jiyeon memilih keluar dari tenda tanpa repot-repot mengenakan padding-nya meski udara sore begitu dingin menusuk kulit. Rasanya benar-benar ingin menertawakan diri sendiri karena dengan percaya diri akan mendapati Wonwoo yang membujuknya untuk keluar dari tenda. Padahal ia tahu pasti itu akan terjadi.

Kakinya melangkah menuju tenda Wonwoo yang tidak jauh dari tendanya. "Nonu? Kau di dalam? Keluar sebentar. Aku mau bicara," ujarnya sedikit mengeraskan suara. Karena gadis itu tidak bisa langsung masuk begitu saja, mengingat satu tenda berisi tiga orang. Dan penghuninya adalah salah satunya pria yang sangat tidak ingin ia temui, siapa lagi kalau bukan Daniel.

Hoshi keluar dari tenda, melihat wajahnya saja sudah membuat Jiyeon merapalkan kalimat sabar berkali-kali.

"Mana Nonu?" tanyanya.

Hoshi mengangkat kedua bahu dengan bibir yang sedikit dimajukan. "Pergi bersama Jieun mencari kayu bakar."

"Apa?!"

Sepasang mata kecil itu memejam rapat dan kedua tangan yang terangkat mengusap telinganya yang pengang lantaran menerima lengkingan suara Jiyeon yang tiba-tiba. Bahkan gadis itu tidak repot-repot memikirkan jika kini banyak mata yang memandang penuh tanya. Wajar saja, primadona yang memiliki fanboy nyaris delapan puluh persen di Dwight ini memang selalu menarik di mata lelaki.

"Kenapa kau berteriak? Telingaku sakit sekali."

"Ck! Kenapa kau biarkan mereka pergi berdua?!" Jiyeon benar-benar tidak terima. Murka sekali rasanya, sampai-sampai gadis itu tergiur meruntuhkan tenda Wonwoo sekarang juga.

Redamancy✔Where stories live. Discover now