jealous

1.6K 222 114
                                    


"Bisa?"

Jiyeon sedikit menengadah dari posisi duduknya,  tengah berusaha mengikat tali sepatunya.

"Biar aku bantu." Mingyu tidak perlu menunggu balasan dari Jiyeon. Gadis ini memiliki gengsi yang begitu tinggi sehingga kata tolong teramat mustahil bisa keluar dari bibirnya. Kenal lama dengan Jiyeon, membuat Mingyu hapal dengan sifat negatif dan hanya ada segelintir sifat positif gadis di hadapannya ini.

Tangannya bergerak sigap mengikat tali sepatu Jiyeon. Ia tahu jika Jiyeon masih merasa nyeri pada lututnya saat menekukkan kaki untuk mengikat tali sepatu.

"Belajarlah minta tolong jika kau memang butuh bantuan seseorang," ujar Mingyu tanpa menoleh. Tangannya hampir selesai dengan ikatan tali sepatu.

"Aku bisa melakukannya sendiri," balas Jiyeon membuang muka. Berpikir selama ini apa pun bisa ia kerjakan tanpa meminta tolong pada orang lain. Ditinggalkan diusia belia membuatnya belajar mandiri dan tidak bergantung pada uluran tangan orang lain.

Mingyu mengabaikan, ia sudah menduga jawaban Jiyeon barusan. "Kau dan Wonwoo bertengkar lagi? Kalian berhasil memberi jarak dan membuat semua orang di sini menikmatinya."

Jiyeon memutar matanya malas, semenjak kejadian ciuman pertama mereka kemarin, baik Jiyeon dan Wonwoo langsung memberi ruang untuk sebagain orang memperbincangkan dan berasumsi hubungan keduanya yang mulai retak. Padahal mereka hanya merasa canggung dan belum siap untuk memulai percakapan kembali, karena jantung yang sama sekali tidak bisa diajak kompromi begitu keduanya tak sengaja berpapasan dan kilasan adegan ciuman mendadak itu kembali menyeruak kepermukaan.

"Tidak," balas Jiyeon.

Hari ini campfire berakhir dan mereka akan bersiap untuk kembali ke Seoul. Di sekitarnya, beberapa orang sibuk mengutip sampah yang mereka yang mereka tinggalkan selama dua malam berada di sini. Dan beberapa di antaranya sudah bersiap dengan tas yang tersandang di punggung masing-masing.

Jiyeon tidak menemukan sosok Wonwoo di antara teman-teman sekolahnya. Lalu pandangan gadis itu kembali tertuju pada Mingyu yang sudah selesai mengikat tali sepatu Jiyeon. Tapi masih berjongkok di depannya.

Jujur saja, Jiyeon masih penasaran pada siapa Mingyu menaruh hati. Jiwanya belum tenang jika belum mendengar langsung dari bibir pria ini.

Belum sempat tanya itu keluar, Mingyu terlebih dahulu berujar ringan. "Kemarin aku mendengar percakapanmu dengan Wonwoo, tentang kau yang akan merebut ranking satu dariku."

Sontak saja Jiyeon melipat bibirnya ke dalam. Percakapan kemarin tentu juga terpaksa membuatnya kembali ingat adegan yang terjadi setelahnya.

"Kau—ck! Tidak sopan menguping pembicaraan orang lain!" Ketus Jiyeon menyentil jidat Mingyu yang terekspos.

Pria itu meringis mengusap dahinya yang Jiyeon aniaya dengan wajah tanpa dosa. Melayangkan tatapan sebalnya pada Jiyeon yang mencebikkan bibir tipisnya. "Aku pastikan liburanmu dengan Wonwoo batal!" ucapnya. Mingyu segera berdiri dan berlari menjauh dari Jiyeon yang ternganga tidak percaya.

"YAH! KIM MINGYU!" Jiyeon berdiri hendak mengejar pria itu. "Aw—sshh," ringisnya menatap sebal Mingyu yang semakin menjauh. Ia lupa jika kakinya tengah cidera.

"Bukannya mengalah! Malah semakin mempersulitku!" gumamnya kesal. Dengan tertatih menyeret kakinya menuju bus yang akan membawa mereka kembali ke Seoul.

Tidak tahu saja jika Wonwoo mendengar semua yang Minggu bicarakan dengan Jiyeon. Posisinya tak jauh dari keduanya tadi, lantaran niat awal ingin membantu Jiyeon yang terlihat kesusahan mengikat tali sepatunya. Namun sudah terlebih dahulu tempat itu diisi oleh Mingyu.

Redamancy✔Where stories live. Discover now