vacuous

1.6K 230 31
                                    

"Wonu!"

Bukan karena Wonwoo tahu jika seseorang memanggilnya, melainkan karena suara yang baru satu jam lalu lenyap dari indera pendengarannya kini hadir kembali menyapa.

Ya ... gadis itu muncul entah dari mana dan berlari-lari kecil menghampiri Wonwoo yang berjalan bersisian dengan Hanbin dan Hoshi.

Jiyeon dengan sigap menghambur dan melingkarkan tangannya pada lengan kanan Wonwoo. Membuat pria dingin itu mengernyit heran sekaligus risih.

"Apa yang kau lakukan!" Segera Wonwoo membebaskan lengannya dari tangan Jiyeon.

"Ah~ wangi," ujarnya menghirup aroma Wonwoo dalam. Seolah tidak peduli dengan Wonwoo yang secara terang-terangan melepaskan dirinya.

"Jiyeon? Aku tahu kau depresi karena baru saja putus dari Daniel. Tapi kau salah jika mendekati Wonwoo untuk—"

"Daniel? Apa itu?" potongnya cepat membuat Hanbin menutup rapat belah bibirnya. "Apa sejenis binatang buas?"

Hoshi yang berada di tengah-tengah Wonwoo dan Jiyeon pun terkekeh geli mendengar hinaan yang meluncur dari gadis bersurai madu ini.

"Kalau kau seperti itu, jelas terlihat jika kau masih mengharapkannya," sahut Wonwoo masih mencoba melepaskan diri.

"Ssstthh." Jiyeon meletakan telunjuknya di bibir tipis Wonwoo. "Aku hanya milikmu seorang."

Wonwoo memejam, menahan rasa ingin mencekik gadis di sampingnya. Sepertinya Jiyeon terlalu depresi karena kandasnya hubungannya dengan Daniel yang begitu tiba-tiba. Membuat kejiwaannya terguncang hebat hingga bertindak aneh seperti saat ini.

Seolah baru saja tersadar, Wonwoo langsung melempar tatapan tajam pada Jiyeon. "Kau panggil apa aku tadi?"

"Wonu," jawabnya memperlebar senyum di wajah cantiknya.

"Jangan pernah panggil aku dengan sebutan seperti itu!"

"Kenapa? Itu panggilan sayangku," balas Jiyeon. Meski Wonwoo kakak kelasnya, gadis itu tidak berniat menyematkan embel-embel 'kakak' dalam panggilannya.

Wonwoo memijit pangkal hidungnya pusing. Seharusnya ia tidak menolong Jiyeon dengan mengatakan jika gadis ini kekasihnya seperti kemarin malam.

Melihat Wonwoo yang tampak frustasi menghadapinya, Jiyeon tertawa kecil dan mengusap surai hitam pria dingin itu. "Aku akan menemuimu nanti. Dah," ucapan melambaikan tangan pada ketiga pria itu dan berjalan cepat menuju kelasnya.

Wonwoo tidak sepenuhnya salah dalam penilaiannya tadi, memang Jiyeon masih mengharapkan Daniel untuk kembali bersamanya. Tapi lagi-lagi Jiyeon menahan diri, hanya karena sebuah rasa yang ia sebut cinta, Jiyeon tidak mungkin melempar harga dirinya begitu rendah kala keinginan untuk meminta Daniel kembali padanya begitu kuat.

Mungkin terdengar kejam, memanfaatkan Wonwoo untuk membalaskan dendamnya pada Daniel. Dan sebenarnya bisa saja Jiyeon menjadikan pria lain sebagai misi balas dendamnya. Tapi Wonwoo berpeluang besar untuk melukai Daniel lantaran selama mengenal mantan kekasihnya itu, Jiyeon tahu jika Daniel lebih dekat dengan Wonwoo dari pada temannya yang lain, juga sangat mempercayai pria dingin itu.

Jiyeon menarik salah satu sudut bibirnya. Terlihat menikmati meski tersembunyi rasa hampa yang membuat ruang besar di dalam sana.




•/•




Baru saja melangkahkan kakinya memasuki kelas, Wonwoo mendapatkan tatapan aneh dari teman-teman sekelasnya. Hal yang paling tidak disukai pria itu. Lalu menyaksikan beberapa gadis berbisik sembari menatapnya.

Redamancy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang