beach

1.4K 206 71
                                    


Barangkali, Jiyeon terlalu berekspektasi tinggi tentang tawaran ke pantai Wonwoo tadi malam. Munculnya presensi Jieun yang turut serta dalam liburan selepas ujian kali ini membuat Jiyeon tidak merubah ekspresi setengah jam perjalanan.

Wonwoo sudah menjelaskan saat menjemput gadis itu di rumah, kehadiran Jieun semata-mata hanya karena Hoshi yang mengajak. Sekali pun Jiyeon tidak senang dengan liburan kali ini, bayangan akan ke pantai berdua hanya angan semata, ada beberapa manusia yang seharusnya tidak ikut serta dalam rencana menuju kebahagiaan Jiyeon.

"Jangan marah, aku mengajak Jieun karena kasihan melihat dia sendirian, sementara orang-orang sudah heboh merencanakan ini dan itu sehabis ujian." Seakan tahu rasa kesal Jiyeon yang masih membumbung tinggi, Hoshi pun menjelaskan yang terjadi. Bukan salahnya jika hati nuraninya tergerak melihat teman lama yang hanya diam tampak terasingkan.

Jiyeon menghela napasnya malas, ingin sekali membenci dan dengan jelas mengatakan ia tidak akan pergi jika Jieun pun ikut pergi. Tapi ia tidak bisa membohongi hati kecilnya yang juga merasa kasihan dengan gadis pendiam tersebut. Ia hanya tidak ingin Wonwoo nantinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan Jieun dan mengabaikannya.

"Hmm." Gadis itu hanya bergumam. Wonwoo melirik ke kanannya, melihat Jiyeon yang membuang pandangannya keluar jendela. Lalu kembali fokus dan tenang di balik kemudi. Ia pun merasa bersalah, tadinya memang mereka akan pergi berdua, tapi bukan Hoshi namanya jika tidak tahu apa yang sudah Wonwoo rencanakan untuk liburan melepas penat. Dan Wonwoo juga tidak bisa berbuat apa-apa saat Hoshi juga mengajak Mingyu dan Daniel.

Lebih dari dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di pantai. Wonwoo melirik Jiyeon yang tertidur tenang di sampingnya, mungkin karena masih kesal, gadis itu diam sepanjang perjalanan yang terasa membosankan, tanpa ocehan Jiyeon. Hoshi merenggangkan persendian yang terasa pegal karena dua jam lebih berada dalam posisi yang sama. Pria itu turun terlebih dahulu, membiarkan Wonwoo yang kini tengah membangunkan Jiyeon.

Mobil hitam milik Mingyu pun juga baru berhenti di samping mobil Wonwoo. Jieun yang duduk di kursi belakang, keluar terlebih dahulu, matanya berbinar menatap pantai pukul empat sore ini.

Setelah itu, baru Mingyu dan Daniel turun dari mobil hampir bersamaan. Wonwoo dan Jiyeon juga menampakan diri tak lama kemudian. Melupakan lelah di tubuh, mereka langsung menuju bibir pantai. Hoshi sangat antusias saat kakinya yang tidak mengenakan alas bersentuhan langsung dengan pasir pantai dan air laut.

"YAA!" jerit Jiyeon kesal. Hoshi dengan usil menyipratkan air pada wajahnya.

"Hahahaha, we're on the beach, Babe. Kalau tidak ingin basah, lebih baik di rumah saja."

Mendengar balasan Hoshi, Jiyeon langsung terpancing dan mengejar pria sipit yang memasang senyuman paling jahil sedunia.

Mereka seperti anak kecil yang lupa akan sekitar, saling balas menyerang dan tubuh yang sudah basah karena beberapa kali jatuh ke dalam air. Tidak ada emosi, mereka menikmati air laut yang  cukup dingin ini, Mingyu yang tidak bisa menahan diri, pun turut serta bermain bersama Hoshi dan Jiyeon.

Wonwoo dan Jieun sepakat untuk tidak bergabung dengan perkumpulan manusia-manusia heboh tersebut, namun dengan memaksa, Daniel langsung menyeret keduanya untuk bergabung.

Sekitar dua jam mereka menikmati bermain air, kini keenam remaja tersebut duduk berjejer menikmati sunset. Sudah waktunya matahari menyerahkan tugas pada bulan. Cahaya jingga membentuk gradasi warna yang indah pada kumpulan awan.

Wonwoo merasakan sentuhan lembut menelusup pada telapak tangannya. Melirik itu, Wonwoo tersenyum tipis saat tangan kecil Jiyeon yang menyematkan jemarinya di sela-sela jari panjang Wonwoo. Pria itu juga membalas genggaman Jiyeon, dan gadis itu kini bersandar pada bahu lebarnya.

Redamancy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang