longing

1.4K 211 81
                                    

Seringkali Wonwoo merasakan bosan dalam beberapa hari belakangan. Sebab, Jiyeon yang menyatakan diri akan fokus pada ujian pun tidak lagi menampakkan diri selain di sekolah. Ia tahu Jiyeon belajar mati-matian seperti ini hanya demi pergi liburan berdua dengannya, dan Wonwoo tersenyum bila mengingat hal seperti itu. Jiyeon gadis yang penuh ambisi, ia benar-benar harus mendapatkan apa yang diinginkan.

"Kau mau senyum-senyum terus sepanjang malam di sana atau bergabung bersamaku untuk makan malam di sini?" Mingyu membuyarkan lamunan Wonwoo. Pria itu baru selesai memasak dan menatap makanan mereka di atas meja makan.

Tidak aneh lagi jika Mingyu menginap di apartemen Wonwoo, pria itu sering mengeluh jika berada di rumahnya sendiri, lantaran alasan yang sampai saat ini masih Mingyu rahasiakan.

Wonwoo beranjak dari sofa, dan menghampiri meja makan. Tidak ada ruginya Mingyu menginap di sini, pria itu akan dengan senang hati memasak dan membersihkan apartemennya sekaligus, hal yang selalu Jiyeon lakukan bila berada di sini.

Hmm ... apa pun yang Wonwoo pikirkan selalu saja berakhir dengan nama Jiyeon.

"Sepi juga ya tidak ada Jiyeon," ucap Mingyu. Dan itu sukses menghentikan suapan Wonwoo tepat di depan bibir tipisnya.

Dari balik kacamatanya, Wonwoo melirik tidak suka. Kenapa Mingyu akhir-akhir ini semakin berani? Wonwoo selalu menahan diri, mengingat mereka sudah dari kecil bersama.

"Kurasa dia benar-benar berjuang untuk melengserkanku," tambah Mingyu.

"Seharusnya kau tahu itu artinya apa," sinis Wonwoo. Melanjutkan suapannya.

Mingyu tersenyum tipis, Wonwoo sepertinya tidak sadar jika emosinya mudah sekali terpancing jika Mingyu menyinggung nama Jiyeon. Kejadian yang sangat langka, mengingat Wonwoo yang pelit mengungkapkan rasa. Jenis pria tsundere yang diincar sebagian gadis di luaran sana.

"Sedari dulu Jiyeon memang seperti itu, terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan. Setelah dapat, gadis itu akan membiarkan dan mencari objek baru yang menarik perhatiannya."

Tak!

Hentakan sendok pada meja makan menghentikan tangan Mingyu yang akan meraih gelas minumannya. Matanya menatap Wonwoo yang juga tengah menghunus tatapan tajam padanya. Emosi yang menguar disekitar mereka begitu jelas terasa. Mingyu memang sengaja, ia ingin tahu seberapa besar usaha Wonwoo untuk mempertahankan Jiyeon yang sampai saat ini masih belum jelas mengenai hubungan mereka.

"Hanya karena aku diam, kau mulai berani melewati batasmu. Selama ini aku tidak pernah mengusik kehidupan pribadimu, termasuk seseorang yang kau suka atau siapa pun temanmu selain aku. Kenapa kau sekarang lancang sekali ikut campur mengenai kehidupan pribadiku?"

"Kenapa kau seperti ini? Aku hanya berbicara mengenai apa yang kutahu, bukannya ini baik untukmu? Itu berarti kau bisa mempersiapkan diri jika suatu saat Jiyeon bosan dan pergi. Tunggu ... sepertinya memang tidak perlu aku memperingati, kau, 'kan memang tidak menginginkannya, jadi tidak akan ada yang terluka." Deretan kalimat Mingyu yang terdengar sangat jelas, membuat Wonwoo semakin ingin meledak.

Helaan napas panjang Wonwoo, disusul dengan gesekan kaki kursi pada lantai kayu menarik atensi Mingyu. Wonwoo berdiri dan menatap Mingyu biasa saja.

"Jiyeon tidak seperti itu," ucapnya. Kemudian pria itu berlalu menuju kamarnya. Membiarkan Mingyu membereskan makanan yang hanya beberapa suap yang masuk ke dalam perutnya.

Sudah pukul satu malam, Jiyeon masih bertahan pada karpet berbulu di ruang tengah. Lagu Positions milik Ariana Grande mengalun merdu mengisi ruangan sepi ini. Tanpa mengalihkan fokusnya dari buku dan tangan yang sibuk dengan pensil yang menari di permukaan buku catatan.

Redamancy✔Where stories live. Discover now