restless

1.3K 209 57
                                    

Perkataan Hoshi bagaikan racun yang menggerogoti tubuh Jiyeon saat ini. Sama sekali tidak tenang dan pandangannya selalu tertuju pada kedua pria yang tengah berkutat dengan konsol game dan layar datar di depan mereka. Tidak sedikit pun memedulikan Jiyeon yang duduk di sofa melipat kedua kakinya bersila.

Tontonan di depan mata tidak lagi menarik perhatiannya. Juga novel milik Wonwoo yang berada dalam pangkuan, hanya terbuka pada halaman yang sama sekali belum tersibak karena atensi Jiyeon hanya fokus pada interaksi dua remaja tanggung tersebut.

Jiyeon menggeleng kuat, menepis pikiran negatif sembari merapalkan kutukan untuk Hoshi yang sudah mencemari benaknya. Bisa-bisanya Jiyeon termakan omongan pria sipit itu.

Selepas menganggu acara makannya dengan Wonwoo tadi, Hoshi buru-buru pulang bersamaan dengan Daniel yang katanya ada urusan. Entahlah, apa pun itu, Jiyeon tidak peduli lagi.

"Jadi bagaimana? Apa sudah memikirkan pertanyaanku?" Suara Mingyu menyambangi telinga. Jiyeon melirik pria berkulit tan tersebut yang berbicara tanpa menoleh pada Wonwoo. Mereka masih saja sibuk dengan game di depan mata.

"Apa aku harus menjawabnya?" balas Wonwoo yang sepertinya tidak terlalu menaruh perhatian lagi pada game-nya.

Mingyu menghela napas, melirik Wonwoo sekilas dan tersenyum tipis. Namun sedetik kemudian, tangan kirinya naik dan mengacak rambut Wonwoo dengan tawa rendah sebelum kembali memegang konsol game-nya.

Tentu Jiyeon meradang dalam duduknya. Interaksi seperti itu hanya semakin memperkuat asumsi negatif yang diam-diam sudah menetap di kepala.

Bukan Jieun saja yang harus kau takuti.

Tangan Jiyeon meremat tepian bantal di pangkuannya saat kalimat Hoshi sewaktu di perpustakaan kembali merusak pikiran positifnya. Gadis itu mengambil novel yang berada di atas bantal dan menutupnya kuat. Berdebum dan membuat kedua pria yang istirahat bermain game sejenak itu meliriknya dengan alis terangkat naik.

"Kau tidak pulang?" tanyanya datar pada Mingyu. Namun tersirat pengusiran tegas di dalamnya.

Biasanya Jiyeon tidak mempermasalahkan Hoshi atau pun Mingyu akan berada di apartemen Wonwoo sampai jam berapa. Tapi kali ini ia harus sigap menangani situasi, Mingyu harus secepatnya dijauhi, sebelum sesuatu yang tidak Jiyeon inginkan terjadi dan kembali meratapi nasib sendiri.

Mingyu melirik Wonwoo sejenak, sepertinya pria itu bingung dengan sifat Jiyeon yang aneh sedari tadi.

"Aku tidur di sini," balas Mingyu enteng. Sudah terlalu larut untuk pulang ke rumahnya yang bisa menempuh setengah jam perjalanan. Dan tadi pun ia ke sini dengan mobil Hoshi, rasanya malas pulang sendiri.

"Apa? Tidak boleh!" pungkas Jiyeon cepat. Tidak ada lagi ceritanya Mingyu menginap dan tidur bersama Wonwoo di kamar.

Wonwoo pun mengernyit bingung, Jiyeon benar-benar aneh seharian ini. Memang biasanya juga aneh, tapi sekarang malah makin menjadi-jadi.

"Kau kenapa, sih? Sudah lewat tengah malam. Mana mungkin Mingyu pulang sendiri," ujar Wonwoo sepenuhnya berhenti pada game. Tidak berniat melanjutkan lagi.

Lekas gadis itu berdiri. "Kalau Mingyu menginap, tidur di sofa saja."

Mingyu pun ikut berdiri, matanya menoleh pada sofa yang baru saja Jiyeon duduki. "Tidak bisa, Jiyeon. Tubuhku tidak akan muat di sana," tolak Mingyu. Jiyeon pun sebenarnya tidak tega, tapi lebih tidak bisa dibiarkan lagi kalau Mingyu dan Wonwoo sekamar.

"Pokoknya tidak boleh tidur berdua dengan Nonu!"

"Nonu?" Wonwoo menatapnya heran. Panggilan macam apalagi yang gadis itu sematkan untuknya.

Redamancy✔Where stories live. Discover now