Maaf

330 211 43
                                    

"Terus sekarang gimana gue mau pulang," gumam Mia kesal. Dia terus menatap ponselnya yang mati karena low bat.

Mia benar-benar kesal saat ini. Tadi, Ana memintanya untuk menemani dia belanja baju yang akan dia kenakan ke acara ulang tahun pacarnya, Aldi. Jika tahu akhirnya akan membeli baju baru, lalu untuk apa Ana mengacak-acak lemari Mia tempo hari? Sungguh itu hanya menambah pekerjaan Mia saja,  karena setelah itu Ana tidak bertanggung jawab untuk merapihkannya kembali.

Belum selesai sampai di situ. Ke-kesalan Mia masih berlanjut saat mereka tidak sengaja bertemu dengan Aldi. Sekarang Ana dan Aldi malah asyik pacaran sampai Mia merasa bahwa sekarang dirinya bukan lagi manusia melainkan sudah berubah menjadi seekor nyamuk.

"Masa iya gue harus nginep di mall."

Tadi saat ingin pulang, Mia meminta Ana dan Aldi agar menunggu di mobil saja karena ada barang yang harus Mia beli. Namun, saat selesai ternyata di luar hujan deras. Tentu saja itu membuat Mia kesulitan karena sebelum ponselnya Mia mati, Ana sempat memberi kabar bahwa mobil Aldi sudah keluar dari basement.

Mia tidak tahu apakah temannya itu masih setia menunggunya atau bahkan sudah pergi meninggalkan Mia seorang diri, jika memang benar begitu, bisa dipastikan oleh Mia setelah mereka bertemu, nyawa Ana akan habis di tempat. Bisa-bisanya dia meninggalkan Mia yang sudah mengantarkan nya malah ditinggal.

Mia menyipitkan matanya saat melihat seseorang berjalan menghampirinya.

"Ana mana?"tanya Mia kepada Aldi yang baru datang.

"Dia nunggu di mobil," jawab Aldi.

Mia memperhatikan Aldi intens. "Payung gue mana?" tanya Mia bingung karena melihat Aldi hanya membawa satu payung untuk dirinya.

"Nih," ujar Aldi menyodorkan payung yang sedang ia gunakan kepada Mia.

Mia menerima payung itu. "lo gimana? Lo aja deh yang pakai."

"Gue ke sini disuruh Ana buat jemput lo biar gak kebasahan, terus kalau gue juga yang pakai buat apa gue ke sini," jelas Aldi.

Mia berpikir sejenak. Memang benar yang dikatakan Aldi, tetapi rasanya tidak enak jika Mia menerima payung nya, sedangkan Aldi yang memiliki payung malah kebasahan.

"Tapi,"--Mia mengembalikan payung nya kepada Aldi, "gue gak enak."

Aldi menghela berat. "Please lah Mia, mau sampai kapan kita di sini cuma mau berdebat tentang payung."

"Kalau gitu kita pakai berdua," ujar Mia memberi solusi.

"Oke. Biar gue yang pegang," balas Aldi yang langsung di balas anggukan oleh Mia.

Mereka berdua pun mulai berjalan menuju mobil Aldi karena Ana sudah menunggu di sana.

"Al, gue gak kebagian," protes Mia saat Aldi tidak sengaja menggeser payung nya yang membuat Mia sedikit terkena air hujan.

"Eh,iya sorry!"

Karena melihat ekspresi Mia yang kesal, Aldi berniat menjahilinya kembali.

"Wah,Al. Bener-bener,lo." Mia tidak terima, ia menarik payung yang sedang di genggam Aldi. Tawanya meledak saat melihat Aldi terkena cipratan air yang membuatnya kebasahan. Tentu saja Aldi tidak tinggal diam, ia membalas perlakuan Mia kepadanya.

Kini Mia dan Aldi sedang melakukan drama tarik menarik payung diiringi dengan candaan-candaan kecil. Mungkin,orang yang tidak mengetahui akan mengira bahwa Mia dan Aldi ini adalah pasangan kekasih yang sedang bermain-main di bawah hujan. Tanpa sadar, di dalam mobil itu ada yang memperhatikan mereka dengan ikut tersenyum. Ralat, tersenyum getir.

Ana hanya diam sedari tadi. Entah mengapa, mood nya jadi tidak enak setelah melihat Mia dan Aldi bercanda-canda, belum lagi tadi Aldi sempat membukakan pintu mobil untuk Mia yang membuat Ana semakin tidak mood dan enggan bicara kepada siapa pun.

**

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Kayla baru saja keluar dari kamar mandinya dengan handuk yang masih melilit di kepalanya. Sebenarnya, Kayla sangat enggan mandi di tengah malam seperti ini jika tidak mengingat bahwa dirinya habis mandi hujan tadi, ia habis keluar untuk membeli beberapa buku yang di perlukannya namun saat di jalan mobil yang Kayla kendarai mogok.

Kayla sudah mencoba menghubungi teman-temannya, tetapi tidak ada yang menjawab. Dengan begitu Kayla tetap bersyukur meskipun sedang genting tiba-tiba mobil taksi datang menghampirinya seolah tahu bahwa Kayla sedang kesulitan.  Walaupun sering pulang malam bahkan pagi pun, Kayla tetap takut apalagi jika tidak ada seorang pun di tempat mobilnya mogok.

Kayla melihat jam dinding yang berada di kamarnya saat bel rumahnya berbunyi.
"Malam-malam begini siapa yang datang,sih."

Dengan rasa malas, Kayla berjalan menuju pintu.

"Celina!" Kayla terkejut saat mendapati Celina yang datang dengan tubuhnya yang sudah basah kuyup.

"Lo tenang dulu," ujar Kayla setelah Celina melepaskan pelukan nya.

Kini mereka berdua sudah berada di ruang tamu. Tadi Kayla sudah menyuruh Celina untuk mandi terlebih dahulu.

"Minum dulu, Cel!" Kayla menyodorkan sebuah gelas yang berisi teh hangat, ia sengaja membuatkannya untuk Celina.

Celina menerima tehnya, ia hanya meminum dua tegukan saja.
Setelah melihat Celina membaik, Kayla mencoba bertanya apa yang sebenarnya sudah terjadi kepada Celina hingga dia datang tengah malam seperti ini.

"Lo kenapa, Cel?

"Sorry, ya,Kay!"

Kayla menaikkan alisnya sebelah. "Buat?"

"Sorry, buat kejadian kemarin di club. Lo harus tau, gue ngelakuin ini bukan kemauan gue Kay," ujar Celina menahan air matanya.

Kayla mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu di mana ia bertemu dengan Celina pada saat itu.

"Apapun alasan lo, lo gak seharusnya begitu! Jadi PSK itu bukan solusi yang ba---"

"Gue tahu,Kay, gue tahu! Tapi apa lo ngerasain jadi gue? Apa lo ngerasain gimana rasanya rumah yang lo punya satu-satunya di sita, belum lagi ibu gue yang jatuh sakit, bokap gue udah ditahan, adik gue yang terlantar, gue pusing,Kay, gue pusing." kini air mata yang sedari tadi ditahan Celina mengalir dengan bebas membasahi pipinya.

Kayla yang mendengarkan penjelasan Celina jadi sedikit merasa bersalah karena sudah memarahi Celina malam itu tanpa tahu alasan Celina melakukan pekerjaan seperti itu. Meskipun Kayla juga termasuk sering pergi ke club, tetapi itu hanya untuk menjalankan pekerjaannya  menjadi seorang DJ saja, sesekali memang suka berkunjung, tetapi hanya untuk hiburan disaat dia sedang ada masalah.

Kayla menatap Celina iba. "Sorry! Tapi Cel, apapun alasan lo, lo gak perlu ngelakuin ini. Apa gunanya gue sebagai temen lo, kalau lo punya masalah lo hadapin sendirian?"

"Kalau masalah uang, gue bisa bantu,"lanjut Kayla.

Semua ucapan Kayla membuat Celina tertegun.
"Gue gak enak,Kay. "

"Apa,sih,lo? Sama temen aja pakai gak enak,"

Celina tersenyum. "Thanks,ya!"

  

❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now