Birthday Party Aldi

338 207 62
                                    


Kini semua orang sedang berjoget ria di bawah lampu yang gemerlap saat seorang DJ mulai memutar musik.

Semuanya terlihat seperti tidak mempunyai masalah hidup, mereka tampak happy menikmati malam ini.

Di atas sana, seorang DJ yang menggunakan dress hitam selutut serta rambutnya yang lurus ia biarkan tergerai indah membuat semua mata tertuju padanya karena dia terlihat cantik dan seksi.

Farel mendecak kagum. "Gila! Kayla cantik banget,bro."

Ya, DJ itu adalah Kayla Queensa. Di atas sana dia sedang memperlihatkan Keahliannya dalam bermain musik, ia terlihat mahir dan mempesona.

"Nyesel nih Genta gak lihat," gumam Gilang.

"Udah kenyang dia mah," sahut Bryan asal.

"Ini si Aldi kemana?" tanya Aksa mengalihkan pembicaraan.

Ketiga temannya Aksa langsung mencari-cari keberadaan Aldi. Setelah acara tiup lilin dan potong kue, mereka sudah tidak melihat Aldi di sini.

"Udah pasti lagi mojok,lah," celetuk Farel membuat ketiga temannya terkekeh.

"Woy, mau ke mana, lo?" tanya Gilang pada Bryan yang hendak pergi.

Bryan menunjuk ke suatu tempat menggunakan dagunya, di sana ada perempuan yang berdiri membelakangi mereka.

"Cewek cantik gak boleh di anggurin, "ujar Bryan lalu pergi.

"Dasar,buaya!"

**

"Semuanya harap tenang,ya!"

"Ujian sedang berlangsung."

Plak.

"Ini bukan di sekolah,bodoh!" ujar Gilang yang dibalas cengiran tak berdosa oleh Farel.

Kini Farel dan Gilang sedang mengatur semua orang yang ingin meminta foto kepada Kayla. Mereka berdua terlihat seperti bodyguard.
Mereka yang meminta kepada petugas untuk menggantikan pekerjaannya, tentu saja itu hanya akal-akalan modus mereka agar bisa dekat dengan Kayla.

"Udah biarin aja! Gue juga mau foto sama mereka." Kayla menerobos Farel dan Gilang yang menghalangi jalannya.

"T-tapi, Kay."

"-__-"

**

"Ekhem..."

Mia tersenyum dalam hati saat mengetahui ada yang datang menghampiri nya. Sedari tadi, ia benar-benar merasa bosan karena temannya pada sibuk sendiri dengan urusannya masing-masing. Kayla sedang melakukan sesi foto, Celina tidak ikut karena harus menjaga ibunya yang sedang sakit, sedangkan Ana pasti sedang asyik mojok bersama Aldi yang ntah di mana keberadaan mereka.

Mia senang bukan karena suka di ganggu, tetapi setidaknya ia punya teman untuk sekedar mengobrol, dari pada harus berdiam diri seperti anak hilang.

"Lo sendirian aja? Gimana kalau lo ikut gabung sama teman-teman gue. Cewek cantik gak boleh sendirian. "

"Hm,Boleh,"jawab Mia cepat. Ia memutar balikan tubuhnya.

Memutar bola matanya jengah, Mia terkejut saat tahu siapa yang sedang mengajaknya bicara.

"Lo." ujar Mia dan Bryan bersamaan. Mereka berdua sama-sama terkejut.

Mia mendecak kesal, ia memang membutuhkan teman saat ini, tetapi bukan Bryan yang ia inginkan.

Bryan terdiam sejenak, ia memikirkan ucapannya barusan. "Amit-amit."

Membuka matanya sempurna, Mia terkejut saat Bryan mengatakan seperti itu."Lo pikir gue najis?"

"Pahit-pahit," teriak Bryan seraya menjauhkan diri dari Mia membuat, Mia terkekeh sebal.

Sial! Dipikir Mia sejenis lebah sampai-sampai Bryan berkata seperti itu.

"Terkutuk lo, Bryan Erlangga!"

**

Jam menunjukkan pukul tiga pagi. Kini Kayla dan Mia sedang berada di dalam mobil untuk segera pulang ke apartemennya.

Kayla menggelengkan kepalanya ketika melihat Mia yang sedari tadi tersenyum sendiri seperti orang tidak waras. Kayla tahu bahwa sahabatnya itu tengah mabuk, tetapi apa yang sedang di dalam pikirannya hingga membuatnya seperti itu.

"Udah gak waras, nih anak," gumam Kayla.

"Gue waras kok,"jawab Mia setengah sadar.

Waras bagaimana maksudnya? Sedari tadi Mia hanya senyum-senyum tidak jelas menatap cermin, bahkan sesekali ia mengatakan bahwa dirinya itu cantik. Ck! Memangnya siapa yang habis memujinya cantik sampai sampai  terbawa ke alam tidak sadar nya, segitu penting nya kah, orang itu bagi Mia?

Jika selama ini kalian berpikir bahwa mereka adalah orang yang tidak mengerti dunia malam, kalian salah! Kayla dan kedua sahabat nya itu bisa terbilang 'liar'. Permasalahan keluarga masing-masing membuat mereka menjadi seperti itu. Mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Tetapi apa boleh buat? Hidup di jaman seperti ini harus pintar-pintar menilai mana yang baik dan mana yang buruk.

Mereka memang bersikap biasa saja di tempat yang seharusnya mereka bersikap. Seperti di sekolah misalnya, bukannya mereka munafik, hanya saja mereka tahu tempat dan kondisi di mana mereka harus bersikap yang sepantasnya di tempatnya. Mereka tidak ingin membawa jiwa 'liar' ke sekolah ataupun ke tempat yang bukan seharusnya. Sekolah ya sekolah itu tempat belajar, club ya club tempat mereka bersenang - senang, mereka tidak akan mencampuri keduanya. Begitulah prinsip mereka.

Kayla fokus mengendarai mobilnya, ia benar-benar sudah lelah ingin segera sampai untuk merebahkan tubuhnya yang sudah terasa pegal-pegal.

Setelah sampai ke apartemennya, Kayla langsung membantu Mia untuk keluar dari mobil, ia merangkulnya dan membawa ke dalam kamar.

"Ck, nyusahin!" gumam Kayla kesal.


❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now