Tentang Kayla

174 64 51
                                    

Kayla berjalan memasuki halaman rumahnya ketika mobil Aksa sudah mulai menjauh. Hari ini ia merasa lelah, Kayla ingin segera merebahkan dirinya pada kasur kesayangannya.

Langkah kaki Kayla terhenti saat melihat Karin keluar dari mobil Mamahnya, tidak lama setelah Karin keluar, Arlin menyusul di belakangnya.

Hati Kayla mendadak nyeri.
Ternyata Mamahnya lebih memilih menjemput keponakannya kuliah dibandingkan harus menjemput anaknya sekolah.

Kayla masih stuck ditempat, ia membiarkan Arlin dan Karin masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

Seharusnya Kayla biasa saja karena hal seperti ini sudah sering dia alami. Arlin, Mamahnya itu memang selalu mementingkan Karin dibandingkan dengan Kayla anaknya sendiri.

Dulu Kayla memang sering menegur Mamahnya agar bersikap adil dengannya, tetapi rasanya percuma. Arlin terlihat lebih menyayangi Karin daripada Kayla.

Arlin selalu meminta pengertian dari Kayla agar dia mau mengasihani sepupunya, Karin. dengan alasan ibunya Karin yang sudah sakit-sakitan membuat Arlin jadi merasa kasihan.

Kayla sendiri tidak pernah tahu bagaimana keadaan tantenya. Bertemu dengannya saja Kayla belum pernah. Yang Kayla tahu hanya ibunya Karin mengalami sakit keras dan bahkan sampai dilarikan ke rumah sakit di luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Mendengar itu mampu membuat Kayla juga merasa kasihan kepada Karin tetapi, rasa kasihan itu akan berubah ketika Kayla melihat Karin yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari Mamahnya.

Kayla merasa bahwa Karin lah yang sudah merusak hubungan antara Kayla dan Mamahnya. Oleh sebab itu, Kayla sangat membenci Karin sekalipun Karin tidak pernah berbuat jahat kepadanya.

**

Suara dentingan alat makan terdengar begitu jelas hingga memenuhi sebuah ruangan besar ini. Malam ini Anggara dan keluarganya sedang berkumpul untuk melakukan makan malam.

"Bunda lihat kayaknya Kayla lagi sakit, ya?" tanya Kania memecahkan keheningan diantara mereka.

Seketika Aksa menatap Kania tidak mengerti, kenapa juga Bundanya tiba-tiba membicarakan Kayla di saat keluarganya sedang berkumpul.

"Waktu kemarin Bunda ketemu sama Kayla di sekolah dia lagi sakit, terus tadi juga mukanya kayak pucat gitu," lirih Kania.

Aksa mengedikkan bahunya tidak peduli, dia malas untuk bercerita. Semakin di tanggapi Aksa yakin Bundanya justru semakin ingin tahu.

"Di sekolah pasti banyak yang suka sama Kayla, ya? Secara dia kan cantik, pasti banyak cowok yang ngejar-ngejar kayak Bunda waktu masih sekolah."

Anggara memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan istrinya yang terdengar sangat percaya diri. Beruntung saat ini Anggara sedang dalam mode lapar. Jika tidak, mungkin Anggara akan menyahuti ucapan istrinya.

"Masih muda udah jadi terkenal, Bunda dengar-dengar Kayla juga salah satu murid yang mempunyai nilai di atas rata-rata di sekolah."

Aksa menghela napasnya berat, Padahal tidak ada yang menanggapinya tetapi Kania masih tetap berbicara sedangkan, Anggara hanya menyimak karena memang dia juga ingin tahu apa yang dibicarakan oleh istrinya.

"Bunda lihat-lihat Kayla cocok juga sama kamu," ucap Kania ngawur.

"Uhukkk..Uhukkk..." seketika Aksa tersedak makanannya saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Kania.

Ntah apa yang ada dipikiran Kania, Aksa juga tidak tahu mengapa Bundanya sedari tadi tidak berhenti membicarakan tentang Kayla sampai sejauh ini.

"Minum dulu, Abang!" Alma menyodorkan sebuah gelas yang berisi air minum.

Aksa pun menerimanya lalu meminumnya.
"Bunda apaan, sih? Kayla itu pacarnya Genta," protes Aksa setelah sudah merasa baikan.

"Bunda cuma bercanda kali," ucap Kania santai.

"Genta itu Kakak kelas kamu yang dulu sering main ke sini, kan?" tanya Anggara yang dijawab anggukan oleh Aksa.

"Dia itu kuliah di Jerman, lho, mas," sambar Kania.

"Iya, Mas tahu."

Aksa merasa lega karena Bundanya sudah beralih menjadi membicarakan Genta yang artinya, Aksa tidak perlu susah payah untuk menjawab Kania yang bertanya tentang Kayla kepada dirinya.

Setelah selesai menghabiskan makanannya, Aksa pun pamit untuk ke kamarnya duluan. Tidak ada jadwal untuk keluar rumah hari ini, Aksa hanya ingin bersantai di rumahnya.

**

Ana baru saja selesai melakukan ritual mandinya, ia pun segera mengganti bathrobe nya dengan dress yang sudah dia siapkan sebelumnya.

Ana meng-hairdryer rambutnya terlebih dahulu, setelah itu ia mencatok rambutnya.
Sudah selesai di bagian rambut, Ana pun beralih pada wajahnya untuk memberikan sedikit bedak dan memakaikan lipstik berwarna merah muda pada bibirnya.

"Mau ke mana lo?" tanya Mia yang baru masuk kamar.

"Mau jalan sama pacar gue lah," jawab Ana sembari menyemprotkan parfum pada tubuhnya.

Mia menggelengkan kepalanya saat melihat Ana memakai parfum sampai ke kakinya.
Wajar saja parfumnya cepat habis, ternyata seperti ini pemakaiannya.

Ana memutar-mutarkan tubuhnya bak seorang model, ia merasa sangat cantik malam ini dengan dress berwarna merah muda selutut yang dia kenakan.

"Dih! Cantik lo begitu?" tanya Mia mengejek namun tidak di tanggapi oleh Ana.

Beberapa menit kemudian terdengar suara bel berbunyi, tidak membutuhkan waktu lama, Ana pun segera berjalan keluar karena ia yakin yang datang adalah Aldi.

"Bye-bye, Mia!" Ana memaju-majukan bibirnya seolah ingin mencium Mia, membuat Mia bergidik ngeri melihatnya.

"Geli gue," gumam Mia.

**

**Jangan lupa Vote dan komen.

❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now