Pulang Bareng

172 75 46
                                    

Aksa menutup pintu mobilnya kembali setelah menyadari namanya di panggil oleh seseorang. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Kayla yang tengah berdiri.

Tidak berniat untuk menanyakan tujuan Kayla memanggilnya, Aksa hanya diam ditempat sembari menunggu Kayla yang berjalan menghampiri nya.

"Nih." Kayla menyodorkan sebuah kotak makan dihadapan Aksa.

"Bilangin ke Bunda lo, makasih,"lanjutnya.

Aksa menerima kotak makannya lalu memasukkan ke dalam mobilnya.
"Oke."

Kayla mendengus sebal saat mendengar jawaban dari Aksa. Sebenarnya dia tidak mau berurusan dengan Aksa jika tidak ada keperluan. Bagi Kayla, Aksa itu menyebalkan, si cowok irit bicara, dan sombong.

"Gue ngomong panjang lebar cuma dijawab oke, dipikir gue RCTI kali," dumel Kayla.

Setelah urusannya dengan Aksa selesai, Kayla beranjak pergi meninggalkan parkiran dan menuju gerbang sekolah.

Hari ini Kayla tidak membawa mobil ke sekolah, mobilnya masih di bengkel karena kerusakannya yang lumayan parah membuat mobilnya berlama di sana.

Sebenarnya Kayla bisa saja membawa mobilnya yang lain, tetapi hari ini Kayla sedang malas membawa mobil, berangkat sekolah pun dia diantar oleh sopir pribadinya.

"Ck!" Kayla mendecak kesal saat melihat balasan pesan dari Mamahnya. Arlin bilang dia sedang sibuk dan tidak bisa diganggu, padahal Kayla hanya memintanya untuk menjemput nya di sekolah.

Ntah kerasukan makhluk apa, Kayla yang biasanya tidak ingin melibatkan Arlin dalam urusannya tiba-tiba hari ini ingin di jemput oleh Mamahnya.

Kelakuan manis Arlin kemarin pagi itu membuat Kayla berpikir bahwa Mamahnya sudah berubah. Tetapi sayangnya, Arlin tetaplah Arlin. Dia akan selalu sibuk dengan urusannya sendiri.

"Naik!" terdengar suara berat di sebelahnya, Kayla pun mendongakkan kepalanya dan melihat ada Aksa di sana.

"G-gue?"tanya Kayla gugup sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Menurut lo, gue bisa ngomong sama makhluk yang nggak kelihatan?" tanya Aksa sekaligus nenyindir Kayla.

Kayla tampak berpikir, ia bingung harus menerima atau menolak tawaran Aksa.

"Gue cuma nawarin tumpangan, kalau lo nggak mau juga nggak apa apa." Aksa hendak menutup kaca mobilnya.

"Eh, tunggu!" dengan cepat Kayla membuka pintu mobil Aksa, ia menduduki dirinya di kursi penumpang.

Sesampainya di dalam, Kayla bingung karena Aksa tidak kunjung menjalankan mobilnya, padahal sedari tadi Kayla sudah siap untuk berangkat.

Kayla pun hanya diam, ia berpikir bahwa Aksa masih menunggu seseorang.

"Gue bukan sopir, Kay," ucap Aksa tanpa menoleh.

Kayla mengerutkan dahinya bingung, kenapa Aksa tiba-tiba bicara seperti itu padahal, tadi dia yang meminta Kayla untuk naik dan pulang bersamanya.

"Kenapa lo duduk di belakang?" tanya Aksa yang semakin membuat Kayla bingung.

Kayla baru tersadar, dia kira Aksa tidak mau menumpanginya karena takut dibilang seperti sopir pribadinya dan ternyata, Aksa hanya memintanya untuk duduk di depan.

Kayla pun segera berpindah posisi di depan, dia duduk tepat di sebelah Aksa.

Selama di perjalanan tidak ada yang membuka obrolan, mereka berdua terhanyut oleh pikirannya masing-masing.

Batin Kayla bertanya-tanya mengapa Akhir-akhir ini Aksa selalu bersikap baik, bahkan ada di saat Kayla sedang membutuhkan bantuan padahal, Kayla tahu betul bahwa Aksa adalah tipe orang yang cuek kepada siapa pun termasuk ke teman-temannya sendiri.

Pandangan Aksa hanya fokus ke jalan, sedangkan Kayla memainkan ponselnya untuk mengurangi rasa bosan sekaligus canggung karena sedari tadi mereka hanya diam saja.

Aksa mengambil ponselnya saat ponselnya berbunyi, dengan cepat Aksa segera mengangkat sebuah telepon dari Bundanya.

Di seberang sana Kania memberi tahu kepada Aksa agar dia datang ke sebuah klinik karena adiknya baru saja mengalami kecelakaan.

"Gue ikut, ya," pinta Kayla yang dijawab anggukan oleh Aksa.

Karena tidak memungkinkan jika Aksa mengantarkan Kayla terlebih dahulu, maka dari itu Aksa menyetujui permintaan Kayla untuk ikut dengannya.

Aksa melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, dia sudah panik dan khawatir akan kondisi adiknya.

Sesampainya di sana, Aksa melihat ada mobil Bundanya yang sudah terparkir di sebuah halaman klinik.

Tanpa menunggu lama Aksa pun langsung masuk diikuti oleh Kayla dibelakangnya.

Langkah mereka tergesa-gesa karena sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana keadaan Alma.

"Gimana keadaan Alma, Bun?" tanya Aksa cemas.

"Lagi diperiksa," jawab Kania dengan menunjuk ke sebuah ruangan.

"Gimana ceritanya Alma bisa kayak gitu,sih,Bun!" nada bicara Aksa  sedikit meninggi karena takut terjadi sesuatu pada adiknya.

Kayla yang melihat itu sedikit tidak menyangka. Kayla tahu bahwa Alma adalah adik tirinya tetapi, Aksa terlihat begitu sangat menyayanginya.

Ternyata dibalik sikapnya yang cuek,  Aksa juga masih mempunyai rasa peduli apalagi kepada orang-orang di sekitarnya

Selama hampir beberapa menit, akhirnya Alma keluar bersama seorang dokter.

Aksa dan Kayla sedikit bingung saat melihat keadaan Alma yang baik-baik saja. Bukannya mengharapkan agar Alma terluka, hanya saja mereka bingung karena hanya melihat luka kecil di bagian kening Alma.

"Anak saya nggak apa-apa,kan, Dok?" tanya Kania.

"Tidak ada luka yang parah, hanya ada luka kecil dan sudah saya obati," jawab Dokter dengan tersenyum ramah.

Kayla berjalan mendekati Alma, dia sedikit berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Alma.

"Yang sakit yang mana?" tanya Kayla dengan mengusap rambut Alma.

"Nggak ada yang sakit, Kak. Alma kan cuma jatuh dari perosotan."

Baik Kayla maupun Aksa ternganga saat mendengar jawab Alma. Dia bilang hanya jatuh dari perosotan? Sampai dibawa ke klinik? Astaga!

**

Vote yuk😍

❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now