Belanja

110 24 44
                                    

"Lo jujur deh sama kita! Sebenarnya lo sama Aksa punya hubungan khusus kan?"

Kayla sedang merutuki dirinya sendiri karena merasa sangat sulit untuk berbicara, sedari tadi Ana dan Mia terus mengintrogasinya mengenai hubungan dirinya dengan Aksa semenjak kejadian di lapangan itu.

Ntah mengapa Kayla sangat sulit untuk menyatakan bahwa dirinya memang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Aksa kepada kedua sahabatnya.

"Lo dari tadi diam aja, berarti benar dong dugaan kita," goda Ana saat melihat Kayla yang seperti kesulitan dalam menjawab.

"Kalau emang benar mulai detik ini gue, Mia Calista menyatakan mundur untuk memperjuangkan my baby Aksa demi sahabat gue tercinta." Mia mendramatisir ucapannya, sesekali tangannya mengusap pipinya seolah dia sedang menangis.

Ada sedikit rasa lucu dicampur geli dalam diri Kayla saat melihat tingkah laku Mia yang menurutnya aneh.

Padahal matanya tidak sama sekali mengeluarkan air mata, tetapi Mia terus-terusan mengelapnya.

"Apaan, sih, jijik tau gak." Kayla menoyor kepala Mia, membuat dia meringis.

"Sakit, Kay," lirih Mia.

"Ya, lagian lo ngapain pakai acting nangis segala."

Mia mencebikkan bibirnya. "Kesal gue sama lo."

Kayla mengerutkan dahinya bingung.
"Kesal kenapa? Gara-gara Aksa? Tenang aja gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia."

Baik Ana maupun Mia menatap Kayla tidak percaya. Mereka ingin tahu apakah Kayla mengatakan itu benar atau bohong.

"Lo yakin gak ada hubungan apa-apa sama Aksa?" tanya Ana memastikan.

Kayla mengangguk dengan yakin. "Kalian tahu kan, gue baru aja putus sama Genta? Gak gampang buka hati buat orang baru setelah apa yang Genta lakuin ke gue."

Terdiam. Ana dan Mia seketika terdiam.

Kedua sahabatnya itu jadi merasa bersalah, mereka berdua merutuki dirinya yang menurutnya sudah kelewat batas saat bertanya.

Sebenarnya Ana dan Mia tidak masalah jika memang Kayla memiliki hubungan dengan Aksa, mereka hanya ingin memastikan dan mengetahui bagaimana ceritanya Kayla bisa dekat dengan Aksa.

"Sorry, Kay, kita nggak bermaksud begitu." Mia menundukkan kepalanya, pertanda ia benar-benar menyesal telah membuat Kayla kembali teringat pada Genta.

"Apaan, sih, lo berdua. Lebay banget deh!" Kayla bangun dari duduknya, ia mengambil sling bag miliknya yang tergeletak di atas meja.

"Eh! Lo mau ke mana, Kay?" tanya Ana panik, takut jika Kayla marah dan pergi meninggalkan mereka.

"Gue mau ke supermarket beli buah-buahan buat Mamahnya Celina. Lo berdua siap-siap sana! Habis ini kita jenguk Celina sama Mamahnya," jelas Kayla.

Bahu Mia yang sempat menegang seketika melemas, dia juga memikirkan apa yang Ana pikirkan.

"Kunci mobil lo." Ana mengingatkan kunci mobil Kayla yang tertinggal.

"Gue jalan kaki aja, lagian cuma ke supermarket."

"Lo yakin?"

Kayla mengangguk yakin. "Udah sana buruan, pokoknya gue balik kalian harus udah siap!!"

Kayla lantas pergi setelah mengatakan itu, dia tidak mau membuang-buang waktu karena terlalu lama.

Berhubungan Kayla sedang malas menyetir, ia pun memilih berjalan kaki saja karena kebetulan letak supermarket tidak jauh dari apartemennya berada.

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima menit, Kayla sudah tiba di sebuah supermarket.

Sesampainya di sana Kayla langsung menuju tempat buah-buahan, sudah pasti dia memilih berbagai macam buah-buah yang masih segar. Bukan hanya sekadar buah, Kayla juga membelikan beberapa makanan yang lainnya juga bahan-bahan untuk memasak seperti minyak, beras, telur dan masih banyak yang lainnya.

Kayla tahu betul bagaimana kondisi keluarga Celina saat ini, meskipun Celina sudah jarang masuk sekolah karena harus merawat ibunya yang sedang sakit tetapi, Kayla dan Celina masih terus berkontekan walaupun hanya sekadar memberi kabar singkat.

Setelah apa yang semua di butuhkannya terpenuhi Kayla langsung menuju kasir untuk membayar semua belanjaan-nya.

Setelah belanjaanya sudah di kemas dan dibayar Kayla segera keluar. Dia berniat mencari taksi karena belanjaanya yang terlalu banyak tidak memungkinkan jika harus dibawanya seorang diri dan berjalan kaki.

Ada rasa penyesalan karena dia tidak membawa mobil, andaikan Kayla tahu akan belanja sebanyak ini pasti, dia lebih memilih naik mobil saja daripada harus mengalami kesulitan seperti ini nantinya.

Kayla terus memerhatikan sekeliling mencari angkutan umum apapun yang bisa membawa dirinya beserta belanjaanya pulang. Sampai akhirnya, ada sebuah motor sport yang tiba-tiba berhenti dihadapanya.

"Kayla?"

Kayla mencoba mengingat-ingat siapa orang yang berada dihadapanya saat ini.

"Calvin?"

Kayla ingat sekarang, itu adalah Calvin. Orang yang beberapa bulan lalu pernah mengantar Kayla pulang karena diperintahkan oleh Genta.

"Iya gue Calvin, lo ngapain di sini?" Calvin membuka helmnya agar Kayla bisa dengan jelas melihat wajahnya.

"Gue lagi nyari taksi tapi gak ketemu-ketemu," jawab Kayla.

"Oh ya udah kalau gitu sama gue aja." Calvin turun dari motornya.

"Ah, gak usah nanti ngerepotin," tolak Kayla namun Calvin tetap memaksanya.

Sampai akhirnya Kayla mengalah dan membiarkan Calvin mengantarnya pulang.

Calvin menaiki motornya terlebih dahulu, setelah itu dia membantu memegangi belanja yang Kayla bawa agar Kayla bisa lebih mudah menaiki motornya.

"Udah siap?"

**

Vote dan komen dulu yuu😍

❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now