Lelah

143 13 2
                                    

Bugh!

Bugh!

"Aksa!! Calvin!! Cukup!!

Kayla mencoba melerai Aksa dan Calvin yang saat ini sedang bertengkar. Wajah keduanya sudah banyak lebam biru bahkan sampai berdarah.

Terutama Calvin, karena Aksa terus menghantam wajahnya. Kayla yang melihat saja merasa nyeri. Dia sudah sebisa mungkin memisahkan keduanya, namun tampaknya mereka masih belum puas untuk berkelahi.

Kayla tidak tahu jika Aksa mengikutinya, tiba-tiba motor Calvin di hadang oleh sebuah mobil yang ternyata mobil milik Aksa.

Tiba-tiba Aksa turun dari mobilnya, dan langsung menghajar Calvin tanpa ampun. Calvin sudah melawan, namun tetap kalah oleh Aksa.

Selang beberapa menit anak Brave Teenager datang untuk memisahkan mereka. Kayla bernapas lega karena akhirnya, Calvin terbebas dari pukulan Aksa.

Dengan posisi yang tidak memungkinkan untuk berkendara motor, Aldi dan Bryan pun berinisiatif untuk mengantar Calvin pulang, sedangkan Gilang membawa motor Calvin.

Farel sudah menawarkan Kayla tumpangan, namun Kayla menolaknya. Ia ingin berbicara terlebih dahulu kepada Aksa.

Plak!

"Lo tahu nggak yang lo lakuin barusan itu ngerugiin diri lo dan juga orang lain!!"

Aksa memegangi pipinya, bekas tonjokan dari Calvin dan tamparan dari Kayla berpadu hingga membuat sudut bibirnya berdarah.

Aksa sama sekali tidak marah, apalagi sampai melawan kayla. Ia hanya diam karena memang merasa bersalah.

"Kenapa lo diam aja?!"

Kayla menatap Aksa dengan tatapan kecewa.

"Gue nggak suka lo dekat-dekat sama Calvin," balas Aksa menatap Kayla.

Kayla tertawa sumbang, ia menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Tidak suka Calvin dekat-dekat Kayla dia bilang? Apa harus melakukan hal se-bodoh seperti tadi jika tidak suka dengan seseorang??

"Lo hampir aja bunuh dia tadi!"

Tidak hanya khawatir pada Calvin, Kayla juga sebenarnya khawatir kepada Aksa. Hanya saja rasa kesalnya mengalahkan rasa khawatirnya.

"Gue tahu, gue minta maaf." Aksa pasrah, sudah tidak sanggup melihat Kayla marah.

Jujur saja, sebenarnya Kayla tidak tega melihat kondisi Aksa yang seperti ini.

"Gue kecewa sama lo."

Kayla pergi. Tidak sanggup melihat Aksa berlama-lama.

Dengan sekuat tenaga, Aksa mengejar Kayla. Dia tidak mau Kayla pulang dengan kondisi hatinya yang tidak baik.

"Gue antar lo pulang." Aksa menahan tangan Kayla, tetapi Kayla melepaskannya.

"Nggak usah! Gue bisa pulang sendiri."

"Gue cuma mau——"

"Gue bilang nggak, Aksa. Mulai hari ini gue mohon sama lo, jangan ganggu gue lagi! Gue mau kita kayak dulu yang seperti orang asing."

Aksa termenung. Ucapan Kayla barusan membuat seluruh tenaganya terkuras. Bahkan untuk mengejar kayla saja rasanya tidak sanggup, tubuhnya mendadak melemas.

Kayla sudah mulai menjauh, sedangkan Aksa masih terdiam di tempat.

Sakit.

"Argh!" Aksa mengerang bukan karena luka di wajahnya, melainkan karena luka di hatinya.

*****

Kayla melangkahkan menyusuri jalan, dengan perasaannya yang tidak karuan, dia mencoba menguatkan hati maupun tenaganya.

Matanya mengedar mencari taksi, Kayla benar-benar tidak sabar untuk segera sampai di apartemen.

Sampai akhirnya tiba-tiba ada sebuah mobil yang mendekati Kayla. Bahkan mobil itu nyaris ingin menabrak kayla, jika Kayla tidak langsung menghindar.

Kayla sendiri juga bingung, ia berpikir bahwa sang pengemudi sedang mabuk.

Selang beberapa detik ada tiga orang remaja perempuan yang keluar dari mobil itu. Bisa Kayla pastikan jika usia mereka tidak jauh berbeda, karena saat ini mereka sedang memakai seragam sekolah SMA.

"Lo yang namanya, Kayla?" tanya seseorang yang gayanya terlihat lebih 'wah' dari kedua temannya.

Kayla mengangguk. "Iya. Kalian siapa dan kenapa kalian pengen nabrak gue? Sebenarnya kalian tuh bisa nggak, sih, bawa mobil??!"

Kayla sudah tidak bisa lagi menahan emosinya, hari ini kesabarannya benar-benar sedang di uji.

Temannya maju, mendorong bahu Kayla dengan kasar. "Kenapa, lo nggak senang?"

Kayla terkejut. Hampir saja dirinya terjatuh, lagi pula kenapa juga orang itu marah padahal memang dia yang salah.

"Santai.. Santai.. Ini baru pemula," sahut temannya yang satunya.

Kayla semakin tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan mereka. Dia juga tidak tahu siapa orang-orang yang berada di hadapannya saat ini.

Kayla sungguh tidak mengenal mereka sama sekali, tetapi kenapa mereka mencari masalah kepadanya.

"Kenalin, nama gue Zevanya, ini teman gue Dinda, dan itu Ayu."

Kayla mengenyitkan dahinya. Dia tidak peduli siapa nama mereka, yang Kayla ingin tahu sebenarnya apa niat mereka menemui Kayla.

"Lo bisa manggil gue Vanya," lanjutnya dengan mengulurkan tangannya kepada Kayla.

Kayla meraih tangan Vanya, hingga beberapa detik, Vanya langsung menepis tangan Kayla dengan kasar.

Kayla semakin di buat tidak mengerti. Kenapa orang-orang di hadapannya ini sangat menyebalkan.

Ayu mendekati Kayla, dia menatap Kayla dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

"Dasar gatal," gumamnya.

Kayla reflek melotot mendengarnya.
"Apa lo bilang tadi?"

"G-A-T-A-L, gatal!!" jelasnya penuh penekanan.

Kayla membuka mulutnya sempurna. "Maksud kalian itu apa, sih? Emangnya gue punya masalah apa sama kalian?"

"Salah lo karena udah gatal sama Aksa. Aksa itu cowok gue!!"

*****

Vote komen dulu yuks!!❤


❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Onde as histórias ganham vida. Descobre agora