Cocok

148 49 60
                                    

"Abang!! Alma mau naik itu!" Alma menunjuk sebuah wahana yang kerap di sebut bom-bom car. Tanpa menunggu persetujuan dari Aksa, Alma sudah berlari membuat Aksa dan Kayla sedikit berlari untuk mengejarnya.

"Nggak usah lari-lari! Nanti kamu jatuh, Abang yang di omelin sama Bunda," omel Aksa menyentil kening adiknya.

"Hehe.. Maaf." Alma nyengir tak berdosa.

Aksa lantas pergi untuk membeli tiket wahana yang Alma inginkan, ia hanya membeli satu tiket karena hanya Alma yang akan bermain, sedangkan Aksa dan Kayla memilih untuk menunggu saja.

Kayla menduduki dirinya pada kursi yang sudah tersedia, sedangkan Aksa memilih keluar dari area timezone. Ntah ingin ke mana, Kayla juga tidak tahu karena Aksa tidak memberitahunya.

Kayla memainkan ponselnya untuk mengurangi rasa bosan yang sedang melandanya, tiba-tiba Kayla mendongakkan kepalanya saat melihat sebuah gelas chatime yang mendarat di hadapannya.

"B-buat gue?" tanya Kayla bingung namun menerima pemberian dari Aksa.

Aksa mengangguk, setelah itu ia ikut duduk bersama Kayla.

"Lo boleh pulang kalau lo udah bosan," ucap Aksa tanpa menoleh ke arah Kayla.

"Lo ngusir gue?"

"Nggak. Lo pasti sibuk, kan? Kalau mau pulang, pulang aja. Alma biar sama gue."

Kayla menggeleng. "Sok tahu! Gue nggak lagi sibuk, tuh," sinis Kayla.

Aksa manggut-manggut mengerti. Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka. Keduanya terlihat canggung walaupun sudah beberapa kali bersama.

"Abang!!" Alma memekik, ia berlari menghampiri Aksa dan Kayla berada.

"Apa, sih, Al? Nggak usah teriak-teriak terus!!"

"Namanya juga anak kecil," bela Kayla. Aksa memutar bola matanya malas.

Kayla berjongkok menyejajarkan tingginya dengan Alma.
"Kamu mau main apa lagi, Sayang?"

"Itu." mata Alma berbinar-binar menunjuk wahana Turangga-Rangga.

Tanpa menunggu lama Kayla langsung mengangguk menyetujui permintaan Alma, namun saat Kayla ingin menggandeng tangannya, Alma menepisnya pelan.

"Kenapa, Sayang?" tanya Kayla lembut.

"Alma mau naik itu tapi, Kak Kayla sama Abang Aksa juga naik!"

Kayla dan Aksa saling melempar pandangan. Kayla terlihat biasa saja, sedangkan Aksa menampilkan raut wajah tidak suka.

"Jangan aneh-aneh, Al. Kalau kamu mau naik, naik aja. Abang nggak mau," tolak Aksa membuat Alma mencebikkan bibirnya.

Kayla yang melihat Alma sedih pun tidak tega, ia mencoba untuk membujuk Aksa.

"Udah lah turutin aja! Kasian Alma."

"Nggak mau, Kay, gue malu." Aksa memikirkan nasibnya, apa kata orang jika melihat ketua Brave Teenager naik permainan seperti itu.

"Di sini nggak ada temen lo, mereka juga nggak akan tahu," Kayla mencoba meyakinkan Aksa.

Aksa mengedarkan pandangannya, ia memastikan bahwa tidak ada orang yang di kenalnya di sini.

"Astaga! Al!" Aksa gemas sendiri melihat adiknya. "Nyusahin aja, lo."

"Aksa," tegur Kayla.

Aksa menghela napasnya berat, setelah itu dia mengangguk membuat Alma memekik kegirangan.

Alma menggandeng tangan Kayla, sedangkan Aksa mengikuti di belakangnya.

"Apaan, sih, ini? Yang bener aja masa gue di suruh naik kuda muter," gerutu Aksa. Dalam hatinya berdoa agar tidak ada satu orang pun yang melihatnya di saat dia sedang bermain wahana itu.

Aksa melihat Kayla dan Alma yang sudah tertawa lepas, mereka terlihat begitu bahagia. Tanpa disadari Aksa tersenyum, ntah mengapa ia merasa senang saat melihat Kayla tertawa.

Kayla mengeluarkan ponselnya untuk mengambil beberapa potret dirinya, Alma, dan juga Aksa.

Permainan telah usai, karena asyik bermain Aksa sampai lupa mengajak Kayla dan adiknya untuk makan. Akhirnya, Aksa pun memutuskan untuk makan terlebih dahulu.

"Kakak, Alma boleh pinjam hape nggak?" tanya Alma. Kayla mengangguk lalu memberikan ponselnya kepada Alma.

"Abang, sini deketan kita mau foto." ponsel Kayla hampir terjatuh saat Alma mengangkatnya. Beruntung, Aksa dengan sigap langsung menangkap ponsel Kayla hingga tidak jadi terjatuh.

Seorang pramusaji datang dengan membawa pesanan makanan untuk mereka. Setelah selesai makanannya di tata rapi, Aksa memanggil pramusaji itu agar tidak pergi dulu.

"Mba, boleh minta tolong fotoin nggak?" tanya Aksa. Pramusaji saji itu tersenyum lalu mengangguk.

Setelah Aksa memberikan ponselnya mereka semua langsung merapatkan duduknya sampai tidak ada jarak yang tersisa di antara mereka.

Mereka semua mulai bergaya saat pramusaji itu mulai berhitung. Dengan posisi Alma di tengah, Aksa berniat hanya merangkul Alma namun ntah mengapa tangannya justru hinggap di bahu Kayla.

Kayla terkejut. Ia menatap tangan Aksa yang berada di bahunya.

Cekrek.

"Bagus hasilnya! Mas sama Mbaknya cocok banget. Semoga langgeng ya, Mas!!" pramusaji itu mengembalikan ponselnya kepada Aksa sebelum pergi.

Baik Kayla mau pun Aksa ternganga mendengarnya. Mereka di buat salah tingkah oleh perkataan pramusaji itu.

Saat ini mereka semua sudah berada di dalam mobil untuk pulang. Alma pun sampai tertidur dipangkuan Kayla saking lelahnya.

Berhubungan mall yang mereka kunjungi dengan apartemen Kayla tinggal, Aksa pun memilih untuk mengantarkan Kayla pulang terlebih dahulu.

"Thanks, ya! Lo udah buat adik gue seneng," ucap Aksa.

Kayla mengangguk dan tersenyum ramah. "Sama-sama. Lo hati-hati ya! Salamin gue ke Tante Kania dan Alma."

**

(ini lho yang namanya turangga- rangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ini lho yang namanya turangga- rangga. Kalian pasti tau kan😅)

*Jangan lupa untuk Vote dan komen ya!! Terima kasih😌









❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang