Hari Senin

201 90 70
                                    

Seluruh siswa-siswi SMA Alexandria sudah berkumpul di tengah lapangan, mereka akan melaksanakan kegiatan upacara bendera yang di lakukan rutin setiap hari senin.

Semuanya langsung terdiam saat mendengar instruksi dari pengurus upacara yang memberitahukan bahwa upacara akan segera di mulai.

Awal mula upacara berlangsung suasana nya memang hening, seluruh murid SMA Alexandria terlihat begitu mengikuti peraturan. Tetapi setelah beberapa menit kemudian sudah mulai banyak yang mengeluh haus, lelah, panas, dan sampai ada yang berjongkok dengan alasan sudah tidak kuat.

Termasuk Kayla dan kedua sahabatnya, mereka sudah tidak sabar agar acara upacara segera selesai.

Setelah 45 menit Lamanya, akhirnya kegiatan upacara bendera selesai. Sebagian murid ada yang langsung ke kelas, sebagian nya lagi pergi ke kantin untuk membeli minuman yang bisa menyegarkan tenggorokan mereka setelah dijemur di bawah teriknya matahari pagi.

"Hah! Serius lo?" tanya Mia dan Ana bersamaan.

Mereka berdua terkejut setelah, Kayla menceritakan bahwa Aksa yang sudah membayar seluruh kerugian korban yang Kayla tabrak waktu itu.

"Beruntung banget lo."

Kayla yang sedang mengaduk minuman nya seketika mendongakkan kepalanya, ia menatap Mia tak percaya.

"Gue kecelakaan lo bilang beruntung?"tanya Kayla yang langsung di balas gelandang cepat oleh Mia.

"Maksud gue, lo beruntung karena yang nolongin lo itu Aksa! Soudzon aja lo," jelas Mia.

Kayla manggut-manggut, ia mengiyakan saja apa yang Mia ucapkan.

"Mampus! Cabut woy cabut!" Kayla dan Mia mengerutkan dahinya bingung saat Ana tiba-tiba berdiri hendak pergi.

"Apaan, sih, lo? Kayak habis ngeliat setan aja."

"Ini lebih serem dari setan, Kay," kekeh Ana membuat kedua sahabatnya semakin bingung.

"Lo kenapa, sih?" tanya Mia penasaran.

Ana tidak menjawab, ia hanya mengisyaratkan menggunakan dagunya agar Kayla dan Mia menoleh ke belakang.

Tepat saat mereka menoleh, Pak Herman selaku guru BK itu sedang mengacungkan senjata kesayangannya ke arah mereka membuat, semua orang yang berada di kantin bergidik ngeri melihatnya.

"Belum waktunya istirahat! Kenapa kalian semua malah ke kantin? Ayo masuk ke kelas kalian masing-masing sebelum saya memasukkan kalian ke kandang macan!" teriak Pak Herman.

"Anjir! Itungan ke 3 kabur!" perintah Mia, namun saat hitungan ke 2 Kayla dan Ana sudah kabur lebih dahulu meninggalkan Mia yang masih sibuk berhitung.

"Definisi temen nggak ada akhlak!" teriak Mia sembari mengejar kedua sahabatnya yang sudah mulai jauh.

Setelah berhasil menghindari Pak Herman, akhirnya Kayla dan kedua sahabatnya memilih masuk ke kelas mereka. Mereka tidak mau menjadi cleaning service dadakan hanya karena pergi ke kantin saat jam pelajaran.

"Kayaknya bakalan ada yang pacaran di kelas, nih," celetuk Kayla karena melihat ada beberapa anak brave teenager di kelasnya.

Sudah menjadi kebiasaan, Aksa dan anggotanya akan mengungsi ke kelas lain karena mereka menghindari razia rambut yang diadakan rutin setiap hari Senin setelah upacara.
Mereka tidak mau menjadi upin&ipin versi SMA nantinya.

Kedatangan Kayla dan sahabatnya berhasil mencuri perhatian Aksa dan yang lainnya. Mereka semua yang berada di dalam kompak menoleh ke arah Kayla karena, Kayla yang berjalan lebih dahulu dari kedua sahabatnya.

Kayla dan Mia berjalan ke tempat duduk mereka, sedangkan Ana menghampiri Aldi yang sedari tadi sudah curi-curi pandang dengannya.

"Gue juga pengen punya penyemangat di sekolah,"gumam Mia menatap Aldi dan Ana yang sedang berduaan.

Kayla memutar bola matanya jengah. Dia menyangka bahwa di dalam otak Mia hanya ada cowok, cowok, dan cowok.

"Lo mau punya pacar juga kayak Ana?"tanya Kayla yang di balas anggukan oleh Mia.

"Kalau gitu lo jadian aja sama Bryan." Seketika Mia menatap Kayla tajam, dia tidak terima dengan saran yang Kayla berikan.

Sudah tahu Mia dan Bryan musuh bebuyutan, bisa-bisanya Kayla malah menjodohkan mereka berdua.

"Ogah! Mendingan gue jomblo daripada harus jadian sama tuh cowok ngeselin," sinis Mia dengan menatap Bryan yang sedang asyik memainkan ponselnya.

"Lo lagi ngomongin gue, ya?" tanya Farel dengan sangat percaya diri.

Mia menatap sinis Farel, sedangkan Kayla menahan tawanya. Padahal dia kan sedang membicarakan Bryan, kenapa jadi Farel yang ke geer-an.

"Dih! Pengen banget di omongin," sinis Mia menatap tajam Farel.

Farel bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri tempat duduk Kayla dan Mia berada.

"Ngaku aja! Kalian pasti lagi membicarakan ketampanan seorang Farel Ferdiansyah,kan?" tanya Farel sembari memainkan rambutnya sok ganteng.

"Geer banget lo," ucap Kayla.

"Jadi, lo berdua nggak lagi ngomongin gue?" tanya Farel, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Seketika Kayla dan Mia memecahkan tawanya, mereka tidak kuat melihat ekspresi wajah Farel yang terlihat seperti orang bodoh.

Kayla menghentikan tawanya ketika ia merasa ada seseorang yang terus memperhatikannya, akhirnya Kayla pun menoleh, ia melihat Aksa yang sedang menatapnya tanpa berkedip membuat Kayla menjadi sedikit salah tingkah.

Aksa masih enggan membuang muka, padahal dia sudah di pergoki Kayla karena sudah memperhatikannya.

"Aksa kenapa ngeliatin gue terus, sih," batin Kayla.

**

Terimakasih buat yang udah vote😍


❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now