Ayam potong

217 86 57
                                    

Suatu pagi di hari Minggu yang cerah, Arlin sedang menunggu makanannya siap sembari menonton televisi. Karena tidak ada acara yang seru, Arlin pun menonton sebuah acara seputar selebriti.

Saat sedang asyik menonton tiba-tiba, Arlin tersedak teh yang barusan di minumnya. Dia terkejut saat melihat sebuah berita terkini, yang di mana ada Kayla di sana.

Belum habis beritanya, Arlin sudah beranjak pergi menuju garasi mobilnya.

Sesampainya di sana, Arlin mengedarkan pandangan mencari sosok mobil yang biasa Kayla pakai sehari-hari, namun dia tidak menemukannya di sana. Arlin hanya melihat beberapa mobil miliknya saja.

Ingin memastikan lebih dalam, Arlin pun langsung beranjak pergi menuju kamar Kayla.

Arlin menghela napasnya lega saat melihat putrinya sedang tidur dalam keadaan baik-baik saja, ia sedikit membuka selimut yang sedang di pakai Kayla untuk memastikan jika tidak ada luka di sana.

"Nghh." Kayla menggeliat saat merasa hawa dingin menusuk kulitnya.

Dengan mata yang masih terpejam, Kayla menarik selimut nya sampai seluruh tubuhnya tertutup.

Berharap bisa melanjutkan tidur nya yang nyenyak, Kayla justru terbangun saat merasakan sebuah elusan yang mendarat di kepalanya.

Dengan malas Kayla pun membuka matanya. Dia terkejut saat melihat Arlin sudah duduk di tepi ranjangnya sembari mengelus puncak kepalanya dengan begitu lembut dan penuh kasih sayang.

Dalam hati Kayla merasa senang. Jarang-jarang ia mendapatkan perlakuan manis seperti ini dari mamanya.

Menyadari Kayla hanya diam, Arlin pun menghempaskan tangannya dari kepala Kayla.

Berbeda dengan orang tua yang lain, Arlin justru tidak mau terlalu menunjukkan kasih sayangnya kepada Kayla.

Ntah apa yang ada di pikirannya. Walaupun begitu sebenarnya Arlin sangat menyayangi Kayla. Hanya saja caranya yang terkadang salah membuat Kayla berpikir bahwa mamanya itu tidak Mempedulikannya.

"Kamu habis dari mana semalam?"tanya Arlin yang membuat Kayla membuka matanya sempurna.

Kayla terdiam sejenak, ia menyiapkan dirinya terlebih dahulu sebelum Arlin akan memarahi nya.

"Lain kali kalau mau keluar malam itu izin! Mamah bisa suruh sopir buat antar kamu." Arlin bangkit dari duduknya. "Beruntung kamu masih di kasih selamat dan baik-baik aja. Ayo bangun! Sarapan! Mamah tunggu kamu di bawah."

Arlin lantas pergi setelah mengatakan itu, sedangkan Kayla menatap kepergian Arlin dengan tidak percaya.

"Tumben nggak marah-marah," gumam Kayla pelan.

**

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Kayla pun langsung bergegas turun ke bawah untuk sarapan.

Sesampainya di sana sudah ada Arlin dan Karin yang menunggunya, mereka tampak sedang menyiapkan peralatan untuk makan.

Seperti biasa, suasana di meja makan begitu hening. Tidak ada yang berniat untuk membuka obrolan.
Mereka memang tidak suka jika ada yang bicara ketika sedang makan.

Suara dering yang berasal dari ponsel Kayla berhasil memecahkan keheningan. Mereka semua kompak menoleh ke arah ponsel Kayla berada.

Kayla melihat ponselnya, ia melihat nama Ana yang tertera di sana. Tanpa menunggu lama, Kayla pun langsung memencet tombol hijau untuk mengangkat video call dari Ana.

"Kayla!!" Kayla sedikit terkejut saat mendengar teriakan dari kedua sahabatnya.

"Lo enggak kenapa-kenapa, kan?"tanya Ana cemas.

"Lo,sih, keras kepala! Kan udah dibilang, lo harusnya nginep aja," dumel Mia.

Ana manggut-manggut menyetujui jika Mia memarahinya. "Terus sekarang lo baik-baik aja, kan?"

"Gue baik-baik aja, ini gue lagi sarapan." Kayla mengarahkan kameranya ke arah makanan.

"Syukur lah kalau lo nggak kenapa-kenapa."

"Eh! By the way gimana ceritanya Aksa sampai bisa ada di sana?" tanya Mia penasaran.

Kayla meneguk minuman nya terlebih dahulu, ia sebenarnya malas saat Mia mulai membicarakan Aksa. Bukan tanpa sebab, Mia jika sudah bercerita tentang Aksa dia akan heboh sendiri. Memang fans yang sangat fanatik.

"Ceritanya panjang, nanti gue ceritain." Mia mendengus sebal, tidak sabar mendengarkan cerita tentang bagaimana Aksa bisa menolong Kayla.

Arlin dan Karin masih tetap melanjutkan sarapannya, mereka hanya sedikit menyimak pembicaraan antara Kayla dan temannya yang terdengar jelas karena kayala menyalakan speaker- nya.

Sesekali Kayla memasukkan makanannya ke dalam mulutnya, ia terlihat santai walaupun sedang video call- an karena ponselnya ia sandarkan pada gelas yang masih penuh.

"Nyokap lo gimana, Kay?" tanya Mia.

"Pasti lo dimarahin, ya? Secara, nyokap lo kan galak!Gue aja takut kalo liat Tante Arlin lagi marah," sambung Ana dengan suara yang cukup keras.

Kayla membulatkan matanya sempurna, ada rasa lucu juga takut jika Arlin mendengarnya lalu tersinggung.

Arlin yang mendengarnya pun tidak merasa tersinggung, dia malah berniat untuk mengerjai kedua sahabatnya kayla sampai mereka merasa takut.

"Ekhem..ekhem..." Arlin berdehem dengan suara yang keras.

Di sebrang sana, Mia dan Ana menatap kayla tak percaya. Mereka membulatkan matanya sempurna karena mendengar suara deheman Arlin.

"K-Kay...." gugup keduanya, mengumpati kayla dalam hati.

"Kalau lagi makan jangan main handphone! Memangnya kamu sedang apa? Arah kan kamera kamu ke sini! Mamah pengen say hello sama teman kamu."

Kayla pun membalikkan kameranya ke arah Mamanya sehingga sahabatnya bisa melihat Arlin dengan jelas. Nyali keduanya langsung menciut ketika melihat Arlin memotong daging ayam dengan cara yang begitu ganas. Mereka berdua refleks bergidik. Membayangkan jika dirinya yang menjadi daging ayam tersebut.

"Hay!!" Arlin melambaikan tangannya yang masih memegang pisau ke kamera.

"H-hay,Tan."

**
Jangan lupa vote dan spam komen ya!😍

❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora