Hilang

135 12 5
                                    

"Berengsek lo, bajingan!!"

Bugh!!

"Dasar pengecut!! Kalau lo punya masalah sama gue, selesai-in sama gue!! Jangan sama orang lain, apalagi sama cewek!!"

Bugh!! Bugh!!

Area yang sebelumnya sepi itu berubah menjadi ricuh.

Perkelahian tak terelakkan. Aksa dan Calvin saling pukul, sedangkan Farel dan Gilang berusaha untuk melerai, tetapi kedua anak itu bagai kesetanan, seperti ingin membunuh satu sama lain.

Tidak. Bukan kedua anak itu, lebih tepatnya Aksa. Ya, Aksa terlihat seperti penjahat di sini.

"Cukup, Aksa!! Lo nggak perlu kotorin tangan lo buat ngehabisin si pengecut ini!!" Farel mencoba menahan lengan Aksa, namun tenaganya kalah kuat dengan tenaga Aksa.

"Lo bisa kena masalah juga kalau lo sampai ngehabisin dia beneran!!" Gilang mencoba menghalangi aksi gila Aksa, namun malah dirinya yang terkena pukul.

Aksa benar-benar menggila, dia terus menghajar Calvin tanpa ampun.

Lima hari sudah berlalu, tetapi Kayla masih belum  sadar juga dari komanya.

Hal itu membuat Aksa semakin geram, dia tidak bisa membiarkan Calvin berkeliaran dengan bebas.

Tanpa bersusah payah, sore itu Aksa langsung menghubungi Papanya dan meminta bantuannya untuk mencari Calvin yang saat itu sedang berada di luar negeri.

Tentu saja hal itu mudah bagi Anggara. Hanya membutuhkan dua puluh empat jam, Anggara sudah berhasil mengabulkan permintaan anak sulungnya itu.

Saat ini Aksa sedang berada di basecamp milik Calvin dan teman-temannya, Aksa sengaja membawanya ke sana agar dia bisa sekalian menghabisi teman-temannya Calvin yang sudah ikut merencanakan penculikan Kayla.

Tetapi sayang, teman-temannya Calvin berhasil lolos, mereka bahkan tidak peduli jika Calvin sudah tertangkap sekali pun akan habis oleh Aksa.

Tetapi tenang saja, Aksa tidak akan membiarkan para penjahat itu berkeliaran dengan bebas.

"BERHENTI!!!"

Perkelahian itu sontak terhenti kala mendengar suara yang begitu menggema di ruangan ini.

Suara itu milik Anggara, dia datang bersama dua orang polisi di belakangnya.

"Papah?!"

"Kamu jangan gegabah, Aksa! Jangan main hakim sendiri!"

Aksa menyingkir, mempersilahkan kedua polisi itu mengamankan Calvin.

Setelah Calvin di amankan, polisi langsung membawanya. Anggara tidak mengizinkan Aksa untuk ikut, ia tidak mau anaknya bersusah payah mengurusi permasalahan seperti ini.

"Papa yakin bisa nyelesain ini semua?" tanya Aksa.

Anggara tersenyum penuh arti. "Kamu ngeraguin Papa?? Pokoknya kamu tenang aja, Papa bakalan nyelesain ini semua. Pokoknya kamu tinggal terima beres aja," jawab Anggara.

Aksa bernapas lega mendengarnya, ia merasa beruntung memiliki Anggara sebagai Papanya.

"Lebih baik kamu fokus sama Kayla, jagain dia." Anggara menepuk pundak Aksa, sedangkan Aksa membalas perkataan Papanya dengan menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, kalau begitu Papa harus ke kantor polisi sekarang. Gilang, Farel, makasih ya kalian udah ngasih tau."

"Sama-sama Om," jawab Gilang dan Farel bersamaan.

Setelah kepergian Anggara, ketiga orang itu bernapas lega, mereka langsung bersiap untuk segera kembali ke rumah sakit.

"Lo berdua mau ikut gue atau pulang?"

"Ikut!! Tapi nanti kita tunggu di kantin ya!" seru Farel bersemangat.

Aksa mendecak sebal, sangat mengerti dengan apa yang di maksud Farel.

Memangnya apalagi? Sudah pasti dua sejoli itu meminta Aksa untuk membayarnya.

"Yaudah ayo!!"

Tring!! Tring!!

"Sebentar, gue angkat dulu."

Nama Bryan tertera di ponsel milik Aksa, dengan cepat ia langsung menggeser tombol hijau agar segera tersambung pada panggilan.

"Lo di mana?"

"Mau ke rumah sakit, kenapa?"

Tidak terdengar jawaban dari seberang sana membuat Aksa penasaran serta cemas seketika.

"Kenapa, Bry? Kayla baik-baik aja, kan??"

"K-Kayla."

"KAYLA KENAPA??! "

"Kayla udah nggak ada."

Tut Tut!!!



TO BE CONTINUED...

VOTE DAN KOMEN DULU YUKS😘









❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now