Sad Day

172 64 34
                                    

Satu bulan sudah berlalu, saat ini Kayla sedang terisak di dalam kamarnya mengingat semua kenangan dirinya bersama Genta.

Selama hampir 2 bulan tidak memberi kabar tiba-tiba, Genta sang kekasih mengirim sebuah pesan yang memberitahu bahwa dia ingin mengakhiri hubungan yang saat ini sedang dijalaninya bersama Kayla.

Kayla sendiri tidak mengerti alasan Genta yang tiba-tiba mengambil keputusan seperti itu karena pasalnya, terakhir mereka bertemu masih dalam keadaan baik-baik saja.

Mia dan Ana mengelus lembut punggung Kayla, mereka berdua berharap Kayla bisa tenang dan berhenti menangis.
"Kay, udah! Jangan nangis terus."

Bukannya tenang Kayla justru semakin terisak, ia merasa seperti ada yang hilang di dalam dirinya. Genta yang selama ini menjadi tempat pulang untuk Kayla pun pergi. Tidak ada lagi tempat untuk Kayla mengaduh keluh kesahnya di saat dia sedang bertengkar dengan Mamahnya nanti.

"Gue sayang sama Genta," lirih Kayla masih terisak.

Berbagai cara sudah Mia dan Ana lakukan agar Kayla bisa tenang, mereka berdua membantu menghubungi Genta agar dia menyelesaikan hubungannya dengan Kayla secara jelas dan baik-baik. Sayangnya, Genta memblokir seluruh akun Kayla maupun sahabatnya.

Seperti ditelan bumi, Genta tiba-tiba hilang ntah kemana. Kedua sahabat Kayla pun tidak habis pikir, Genta yang selama ini terlihat sangat menyayangi Kayla tiba-tiba pergi meninggalkan tanpa sebuah kejelasan.

Bagi Kayla Genta itu segalanya, Genta berhasil mewarnai hari-hari Kayla selama hampir satu tahun lamanya.

Setelah sekian lama akhirnya Kayla tertidur, baik Ana maupun Mia bernapas lega. mereka ikut tenang karena akhirnya Kayla berhenti menangis.

"Kok bisa?" tanya Ana singkat namun langsung dipahami oleh Mia.

Mia mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. "Gak tahu, gue juga gak nyangka."

"Apa mungkin Kak Genta punya pacar baru di sana," tebak Ana.

Mia menatap Ana dengan tatapan tajam. "Ssttt, berisik bego! Nanti Kayla denger makin sedih." Mia melirik ke arah Kayla yang masih tertidur.
"Tapi bisa jadi, sih," sambungnya membuat Ana terkekeh.

**

1 minggu kemudian.....

Semakin hari kelakuan Kayla semakin menjadi-jadi. Belakangan ini Kayla menjadi sering pergi ke club malam, bukan untuk menjalankan pekerjaannya menjadi seorang DJ, Kayla ke sana hanya untuk bersenang-senang, menari di tengah dentuman musik, bahkan sampai meminum minuman yang dilarang agamanya.

Sesekali Kayla melirik sebuah benda yang melingkari pergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 03:15 pagi. Kayla sadar bahwa perempuan baik-baik tidak akan pulang di jam seperti ini, maka dari itu Kayla memilih pulang ke apartemen milik sahabatnya saja.

Tentu saja Kayla memilih jalur aman, dia tidak mau pulang kerumah dalam keadaan yang sangat tidak memungkinkan seperti ini. Apalagi jika mengingat bahwa dirinya habis bertengkar dengan Mamahnya tadi pagi.

Kayla mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, kepalanya yang terasa pusing membuat Kayla tidak bisa membawa mobilnya dengan cepat. Dia takut akan hilang kendali nantinya.

Dengan langkah yang lunglai, Kayla di bantu sahabatnya masuk ke dalam kamar.

Jujur saja mereka sedikit kecewa melihat Kayla seperti ini, mereka merasa bahwa Kayla tidak menganggapnya sebagai sahabat karena Kayla selalu memendam semua masalahnya sendiri tanpa mau berbagi cerita kepada mereka.

Kedua sahabatnya juga tidak bisa menyalahkan Kayla, mereka tahu betul bagaimana keadaanya Kayla dengan Mamahnya yang tidak pernah harmonis, belum lagi Kayla baru saja kehilangan Genta. Orang yang selama ini sangat Kayla percaya pergi begitu saja meninggalkan luka dihatinya.

**

"Itu tante Arlin bukan, sih?" tanya Ana.

Mia menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan jelas. "Iya bener."

"Mampus! Bisa gawat kalo tante Arlin lihat kita di sini." Ana menutupi wajahnya dengan buku daftar menu kantin sekolah.

Baik Ana maupun Mia berdoa dalam hati, mereka berharap agar Arlin tidak melihat keberadaannya di sana.

Mereka tahu betul bahwa Arlin datang ke sini atas panggilan dari guru BK yang akan memberitahu bahwa sudah tiga hari berturut-turut Kayla  tidak hadir ke sekolah.

Awalnya, Kayla meminta izin tidak hadir ke sekolah dengan alasan sakit, kedua sahabatnya pun membantu meyakinkan para guru, namun pada suatu hari Kayla pernah kepergok. Salah satu guru di sini melihat Kayla saat sedang di luar dengan kondisi yang baik-baik saja.

Tubuh Ana mendadak menegang saat merasakan sebuah tepukan di pundaknya, Mia yang melihat perubahan raut wajah Ana pun ikut cemas, perasaan mereka berdua jadi tidak enak.

"Kenapa, sih, kok kalian kayak ketakutan gitu."

Baik Ana maupun Mia menoleh ke belakang, keduanya bernapas lega saat tahu yang menepuk pundaknya itu Aldi bukan Mamahnya Kayla.

Dengan cepat Ana segera menarik tubuh Aldi agar dia ikut bersembunyi bersama mereka. Aldi yang merasa bingung hanya bisa pasrah saat Ana menarik-narik tubuhnya.

Tanpa mereka sadari, kelakuan mereka yang seperti itu justru mengundang perhatian semua orang yang berada di kantin.

"Na, kok tante Arlin makin deket ya,"bisik Mia 

"Serius lo?" tanya Ana sembari mengintip sedikit untuk memastikan.

Mia menepuk keningnya frustasi. "Habis riwayat kita, Na.

**

❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Место, где живут истории. Откройте их для себя