Jalan-jalan?

150 55 70
                                    

"Kok bisa mobilnya mogok, Tan?" tanya Kayla menoleh pada Kania yang berada di sampingnya.

"Nggak tahu tuh! Kayaknya mobilnya jarang di servis sama Aksa. Biarin aja! Nanti Tante bakal marahin dia kalau udah pulang. Bisa-bisanya dia lupa servis mobil, udah gitu pas Tante minta tolong buat jemput lama banget lagi datangnya," dumel Kania panjang lebar. Saat ini dia sedang dalam mode emosi pada Aksa.

Kayla yang melihat Kania merasa lucu. Kania terlihat seperti anak kecil yang sedang ngambek.

"Bunda.... Itu mobilnya abang Aksa." Baik Kania mau pun Kayla menoleh ke jalanan, mereka memang melihat mobil Aksa karena mobilnya berpapasan dengan mobil Kayla.

"Biarin aja, Al, sekarang gantian kita yang kerjain abang Aksa. Dia pasti bingung cari kita." Kania tersenyum jahil pada Alma. Alma pun menyetujuinya dengan mengangkat kedua jempolnya.

Dalam hati Kayla merasa senang sekaligus iri melihat kekompakan Kania dan Alma. Kayla sangat ingin merasakan rasanya bercanda bersama Mamahnya seperti anak-anak yang lain pada umumnya.

"Jadi sekarang kita mau ke mana, Tan?" tanya Kayla karena sedari tadi Kania belum memberi tahu tujuannya.

"Kamu bisa, kan, antarin kita pulang? Maaf ya! Tante jadi ngerepotin kamu."

Kayla menggeleng cepat. "Sama sekali nggak ngerepotin kok Tan. Kayla justru senang bisa bantuin Tante sama Alma."

"Nanti kalau besar Alma mau jadi kayak Kak Kayla ya bun, udah cantik baik lagi," celetuk Alma. Anak usia lima tahun itu terlihat lihai dalam berbicara.

Kania tersenyum dengan menatap Alma dan Kayla secara bergantian ia senang melihat keakraban keduanya.

"Wah! Kakak jadi malu dibilang cantik, padahal kamu lebih cantik lho," ucap Kayla dengan menoleh sekilas karena lawan bicaranya duduk di kursi penumpang.

"Emang Alma cantik ya? Tapi kok kata abang Aksa, Alma itu jelek. Apalagi kalau Alma nangis pasti abang Aksa ngatain Alma jelek." Alma terkekeh sebal, kepolosannya sangat terlihat jelas.

"Berarti ada yang salah sama matanya abang Aksa, orang kamu cantik banget, kok." andai saja Kayla tidak sedang menyetir, ia pasti akan mencubit pipi Alma yang terlihat menggemaskan.

Setelah hampir dua puluh menit akhirnya mereka sampai di rumah Aksa. Saat ini Kayla sedang memarkirkan mobilnya karena Kania memaksanya untuk mampir terlebih dahulu.

Setelah mobilnya terparkir rapi Kayla langsung diajak masuk oleh Kania. Mereka pun memilih masuk lewat garasi karena kata Alma itu lebih cepat untuk sampai di dalam.

Sesampainya di garasi Kayla dibuat tercengang karena melihat banyaknya mobil yang berjejer di sana. Bisa Kayla tebak mungkin kurang lebih ada lima belas unit mobil yang berbeda dan itu belum termasuk yang di depan.

Sebenarnya Kayla tidak terlalu terkejut karena saat pertama ia melihat rumah Aksa, Kayla bisa langsung menyimpulkan bahwa Aksa sudah pasti keluarga orang yang berada, tetapi Kayla tidak menyangka jika Aksa mengoleksi banyak mobil seperti ini. Pantas saja jika ke sekolah Aksa sering ganti-ganti mobil, ternyata stok mobilnya sebanyak ini. Kayla yang hanya memiliki empat unit mobil saja sudah merasa sangat mubazir karena ada dua mobil yang sering menganggur.

"Ayo, Kak, kita masuk!" Kayla yang masih diam di tempat reflek melangkahkan kakinya saat Alma menarik tangannya.

Sesampainya di ruang tamu Kayla di persilakan untuk duduk menikmati beberapa cemilan dan minuman yang sudah disiapkan untuknya.

"Aksa itu kalau di sekolah kayak gimana sih, Kay?"tanya Kania.

Kayla terlihat berpikir sebentar. "Hm... Kayla kurang tau sih, Tan, soalnya Kayla kan nggak sekelas sama Aksa lagian dia juga jarang banget ngomong kalau di sekolah."

Kania tertawa mendengar jawab dari Kayla.
"Jangan kan di sekolah, Kay. Di rumah aja dia jarang ngomong. Tante aja kadang suka mikir sebenarnya Aksa itu manusia atau bukan, sih,"

Baik Kania mau pun Kayla meledakan tawanya, mereka merasa lucu saat membicarakan Aksa.

Tawa dari keduanya mendadak berhenti saat menyadari kedatangan Aksa, ekspresi mereka seperti maling yang kepergok oleh warga.

"Bunda ngerjain Aksa, ya?" tanya Aksa dengan mantap Bundanya menyelidik.

"Siapa juga yang mau ngerjain kamu, mobil Bunda emang mogok, kok, kalau nggak percaya tanya aja sama Kayla. Dia yang nganterin Bunda sama Alma pulang."

Aksa melirik Kayla sekilas, setelah itu dia berniat untuk pergi ke kamarnya.

"Mau ke mana kamu?"

"Ke kamar, Aksa capek."

"Diam di sini! Temenin Kayla, bunda mau ke kamar dulu sebentar." Aksa menatap Bundanya tidak percaya.

"Tapi Aksa mau—"

"Nggak ada penolakan! Kamu temenin Kayla di sini." Kania lantas pergi setelah mengatakan itu. Mau tidak mau Aksa ikut duduk bersama Kayla.

"Abang!!" Alma memekik, ia berlari ke arah Aksa.

"Jangan lari, Al!"

"Abang.. Alma mau jalan-jalan tapi, Bunda nggak bisa soalnya Bunda mau pergi. Abang mau kan temenin Alma."

"Besok aja ya jalan-jalannya."

Alma mencebikkan bibirnya kesal.
"Ayo! Abang! Kita jalan-jalan sama Kakak Kayla juga kalau nggak mau nanti Alma bilangin Bunda, nih!"

Kania keluar dari kamarnya, ia berjalan ke arah mereka.
"Udah lah temenin adik kamu, lagian kapan lagi kamu keluar sama Alma, sekalian ajak Kayla juga. Kamu mau, kan, Sayang?"

"T-tapi, Tan—"

"Kak Kayla mau kan ikut sama kita." Alma menampilkan pupy eyes nya membuat Kayla gemas saat melihatnya.

Kayla mengangguk dan tersenyum ramah.

"Hore!!! Kita jalan-jalan."

**

*Yuk!! Vote dan komen!😌











❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Where stories live. Discover now