First

178 65 51
                                    

"Perasaan tadi ada yang bilang gak lapar, deh," sindir Aksa tanpa menoleh ke arah Kayla.

Saat ini Aksa dan Kayla sedang makan bersama. Awalnya Kayla memang menolak tetapi, dia merasa bosan jika harus menunggu Aksa seorang diri di dalam mobil.

Kayla menghilangkan rasa gengsinya yang sempat timbul, lagi pula dia juga sudah lapar maka dari itu, Kayla memutuskan untuk menyusul Aksa.

Kayla sontak melepaskan sumpit yang sedang di pegangnya, ia menatap Aksa dengan tatapan yang mengerikan.

"Gue emang gak lapar, tuh!" Kayla menjauhkan makanannya.

Aksa manggut-manggut pura-pura percaya dengan apa yang dikatakan Kayla. "Tapi lo udah habisin satu mangkuk."

Kayla melotot kesal. Aksa membuat mood-nya untuk makan jadi sedikit berkurang.

"Iya gue lapar! Puas lo?!" Kayla melanjutkan aktivitas makannya, tidak peduli dengan Aksa yang masih menatapnya dengan tatapan mengejek.

Aksa terkekeh melihat kelakuan Kayla. Dengan begitu Aksa juga senang karena pada akhirnya, Kayla  ikut makan dengannya.

Bukannya Aksa ingin makan bersama Kayla, hanya saja dia tahu bahwa Kayla memang belum makan sedari tadi.

Sesekali Aksa melirik Kayla. Kayla yang menyadari itu pun menjadi sedikit salah tingkah.

**

Kayla menjatuhkan tubuhnya pada sofa, dia merasa sangat lelah seolah habis melakukan sesuatu yang berat.

Kayla mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan di apartemen ini, dia mencari sosok sahabatnya yang belum terlihat sedari tadi.

Dengan sangat malas Kayla berjalan menuju kamarnya. Apartemen ini memiliki dua kamar, Ana dan Mia tidur bersama di kamar utama sedangkan, Kayla tidur di kamar satunya seorang diri.

Kayla memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, ia merasa badannya sudah dipenuhi dengan keringat.

Setelah tiga puluh menit Kayla keluar dari kamar mandi, ia langsung berjalan menuju ruang tamu masih dengan menggunakan bathrobe-nya, Kayla belum sempat menggantinya karena Ana memanggilnya.

"Lo baru balik, Kay?" tanya Ana.

Kayla menduduki dirinya di sofa. "Iya, lo berdua dari mana?"

"Kita habis beli makanan, yuk! Makan dulu!" Mia berjalan menuju dapur dengan menenteng dua kantong plastik makanan.

Kayla dan Ana mengekori Mia, mereka menduduki dirinya di meja makan.

"Yang punya gue simpan aja dulu, gue masih kenyang," ucap Kayla.

Mia yang hendak membukakan makanan untuk Kayla pun sontak berhenti, ia menyimpan kembali makanan itu.

"Makanannya sudah siap, tuan putri." Mia meletakkan makanan di hadapan Ana.

Ana yang mendengar itu terkekeh, dia tahu betul bahwa Mia sedang menyindirnya.

"Makasih, Bibi," balas Ana pura-pura tersenyum ramah. Kayla yang menyaksikan candaan sahabatnya pun tertawa kecil.

Mia mendengus sebal, dengan begitu dia tetap ikut duduk bersama mereka.

"Lo beneran nggak mau makan, Kay?" tanya Ana yang hendak menyuapkan nasi ke mulunya.

Kayla menggeleng. "Gue udah makan tadi sama Aksa."

"Uhuk...."—Mia tersedak minumannya. "jadi, urusan lo itu makan sama Aksa, Kay?"

Ana dan Mia terlihat begitu sangat menanti jawaban dari Kayla.

Kayla menggelengkan kepala cepat. "Nggak! Gue abis dari rumah Genta."

"Dari rumah Genta?" tanya Mia memastikan.

Kayla mengangguk lemah, raut wajahnya berubah datar. Kayla yang melihat wajah bingung dari kedua sahabatnya pun langsung menceritakan semua.

"Aksa bilang, Genta pulang ke sini." kedua sahabatnya tampak mendengarkan dengan antusias, mereka mendekatkan diri kepada Kayla agar bisa mendengar ucapan Kayla dengan jelas.

"Gue minta Aksa buat antar gue tapi, pas udah di rumahnya gue gak ketemu sama Genta. Pembantunya bilang kalau Genta baru aja balik ke Jerman dan," — Kayla menghela napasnya berat—"dia akan tinggal di sana."

Baik Ana maupun Mia tercengang, mereka kembali menampilkan wajah bingungnya.

"Gue juga gak tahu kenapa, padahal gue dengar dia udah tiga hari di sini," lanjut Kayla.

"Dan dia gak nemuin orang lo sama sekali?" Mia tampak tidak percaya dengan apa yang dilakukan Genta.

Kayla menggeleng, ia tidak berniat untuk melanjutkan ceritanya. Semakin di ingat semakin terasa menyakitkan.

"Lo sabar ya, Kay, mungkin emang ini yang terbaik buat lo." Ana menyudahi pembicaraan mereka karena, dia tahu betul bahwa Kayla merasa tidak nyaman.

Kayla tersenyum lalu mengangguk.

"Udah ah gue mau ke kamar, ganti baju." Kayla bangkit dari duduknya. Kayla bohong. Tujuan utamanya bukan untuk mengganti baju, Kayla hanya tidak ingin terlihat sedih di depan sahabatnya.

"Kalau mau minum, minum air putih ya, Kay! Jangan minum baygon!" Mia berteriak, ia berniat untuk mencairkan suasana yang sempat menegang.

Kayla menghentikan langkahnya, ia menatap Mia dengan lekat. "Gue gak se-bucin itu, Mi. Justru seharusnya gue yang ngomong gitu ke lo. Gue takut lo melakukan percobaan bunuh diri karena udah kelamaan jomblo."

Seketika Ana menyemburkan tawanya, ia terkikik geli melihat wajah Mia yang begitu kesal.

Berniat untuk meledek Kayla, Mia justru di ledek balik oleh Kayla.

Menyebalkan!

"Sialan, Lo Kay!!" Mia mengumpati Kayla yang sudah kabur ke kamarnya.

"Apa lo ketawa-ketawa?" Ana yang sedang tertawa sontak berhenti, ia takut saat melihat tatapan Mia yang mengerikan.

"Mentang-mentang pada punya pacar, pada balagu lo semua!!" Mia misuh-misuh tidak jelas.

**

Jangan lupa Vote dan komen😊














❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang