Bab 72. Titik Balik

73.8K 8.5K 2.9K
                                    

Bab 72. Titik Balik


i miss you but i don't want you back

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

i miss you but i don't want you back.

***

"AKHIR tahun ini, aku mau berhenti ngeband, Tir."

Suara rintik hujan yang beradu dengan tanah, juga bising yang diciptakan celotehan siswa-siswi di kantin langsung menguap di pendengaran Tiara. Pernyataan Nuca berhasil mengalihkan atensinya dari jalanan taman samping sekolah yang tergenang air.

"Aku mau fokus kuliah," ucap Nuca seolah menjawab kebingungan Tiara

"Kamu mau lanjut dimana rencananya?"

Nuca tidak langsung menjawab. Ia menatap kosong mie kuahnya yang mulai dingin. Selain karena cuaca, juga karena didiamkan cukup lama.

"Papa rekomendasiin Stanford," jawab Nuca.

"Lalu?

"Aku nggak mau ngecewain papa," kata Nuca.

Dan Tiara tahu, tujuan Nuca membicarakan hal ini adalah untuk pamit. Memangnya apa lagi?

"Mau ambil jurusan apa?"

"Antara manajemen bisnis sama teknik kimia." Nuca mendongak. Membuatnya bersitatap dengan Tiara, "gimana menurut kamu?"

Setelah sekian lama menghabiskan waktu bersama, baru sekarang Nuca berani untuk memulai pembicaraan yang serius ini.

Tiara memaksakan senyumnya. Ia tidak mau egois dengan menahan lelaki itu, ia tidak ingin terlalu mengekang. Rasanya akan sia-sia jika hubungan yang sudah ia pertahankan selama ini akan hancur hanya perkara jarak.

"I wish you all the best," ucap Tiara tulus. "Aku bakal selalu nunggu kamu pulang."

"Kamu nggak perlu ngelakuin itu, Tir. You deserve better than me. Kamu berhak—"

"But i'm stuck with you, Nuc," sela Tiara. Gadis itu mencoba untuk lebih lapang. Bersama Nuca, ia seperti tidak menemukan jalan keluar. Dulu, ia mungkin pernah merasakan bosan bersama lelaki itu. Menganggapnya bukan hal yang wajar lalu berniat untuk menyerah dalam hubungan percintaannya.

Tapi, untuk saat ini, ia sudah berjalan terlalu jauh, sangat disayangkan jika harus berhenti. Apalagi, ia sudah bertekad, apapun pilihan Nuca, ia tidak akan pernah meninggalkan lelaki itu.

"Pergi sejauh yang kamu mau, aku nggak bakal balik pergi ninggalin kamu. Kamu udah biarin aku masuk ke dunia kamu, Nuc. Dan sekarang, aku nggak mau tahu jalan keluarnya."

Nuca bungkam. Hampir tiga tahun mengenal Tiara membuat Nuca paham, gadis itu tidak seperti biasanya. Ia menatap lekat Tiara. "Tir..."

"Ya?"

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now