Bab 37. Sedikit Berbeda

65.8K 7.6K 917
                                    

Baik kan akuu??? Double update xixixi

-------------------------------------------------------

Bab 37. Sedikit Berbeda

Mustahil tidak ada cinta ketika dua orang diberi kesempatan bersama dalam tenggat waktu yag lama.

***

"UDAH lima hari absen, lo masih belum mau masuk sekolah?"

Samuel datang pagi-pagi sekali ke apartement Lyodra. Tidak seperti biasa. Jam enam kurang, lelaki itu sudah menggendor-gendor pintu kamar gadis itu. Untungnya, ia sudah bangun karena akhir-akhir ini selalu muntah pagi-pagi. Terhitung sejak tahu kalau hamil. Padahal, sebelum-sebelumnya tidak. Mungkin benar pendapat bahwan kandungan cenderung manja setelah diketahui keberadaannya?

Oke, lupakan dan.. kembali ke Samuel.

Jadi, lelaki itu memaksanya untuk sekolah meskipun ia tidak mau. Setelah drama nangis pagi-pagi karena enggan berangkat sekolah dan Samuel marah-marah terus, akhirnya Lyodra kalah. Lelaki itu berhasil membuatnya untuk mau mandi setelah bentakan keras membuatnya semakin kejer. Ia masuk kamar mandi sambil sesenggukan sedangkan Samuel melengos dan langsung keluar kamar.

Selagi ia mandi, Samuel yang menyiapkan jadwal pelajaran dan seragamnya. Bahkan, setelah rapi dan keluar kamar ia sudah melihat dua piring nasi goreng di meja makan.

Pagi ini, Samuel membuat banyak kejutan. Tapi, Lyodra tidak begitu peduli. Ia memakan nasi gorengnya dengan lahap penuh emosi sebagai bentuk pelampiasan.

Ah, rasanya ia ingin menangis saja sekarang. Ia benar-benar belum siap dan mau sekolah.

Sekolah bagi Lyodra adalah neraka. Sanksi sosial atas kematian Brisiana masih berlaku hingga sekarang, orang-orang yang memandangnya sinis, membicarakannya secara terang-terangan, belum lagi soal ia yang mengejar-ngejar Nuca dulu dan perkara Samuel dengan Keisha tempo lalu.

"Uhuk uhuk." Lyodra tersedak, mungkin karena terlalu banyak memasukkan nasi sedangkan pikirannya kemana-mana dan tidak fokus.

Samuel yang melihatnya langsung meringis dan menyodorkan segelas susu ke arahnya.

"Pelan-pelan, lo kayak nggak makan seminggu aja," ucap Samuel.

Lyodra meletakkan sendoknya, matanya mulai berkaca-kaca saat menerima gelas tersebut. "Gue nggak mau sekolah."

Samuel menghebuskan napas kasar dan menatap tajam Lyodra. "Bilang apa?!"

Ditatap begitu, Lyodra menangis lagi. Ia tidak mengerti kenapa jadi sensitif begitu tapi moodnya benar-benar berantakan. Apalagi, melihat wajah Samuel dari dekat gini.

Lyodra mau muntah.

"Gue nggak mau sekolah!"

"Lo kenapa sih sensitif banget akhir-akhir ini?! Dikit-dikit nangis! Gedeg telinga gue, anjing," maki Samuel.

Bukannya diam, Lyodra makin jadi nangisnya. Mungkin karena kesal, Samuel berdiri. Lelaki itu beranjak ke dapur dan kembali dengan kotak bekal. Ia memasukkan sisa nasi ke dalam kotak dengan cepat, setelah selesai ia menyambar tas Lyodra dan menarik gadis itu untuk keluar.

"Disuruh sekolah kok males banget! Bandel," gerutu Samuel dan menutup keras pintu apartement.

***

LYODRA lapar tapi ia malu untuk ke kantin sendiri. Sebenarnya, bekalnya yang tadi masih ada tapi nasi goreng kalau sudah dingin rasanya akan aneh. Ziva dan Keisha sudah ngibrit ke kantin sedangkan Samuel sudah sejak tadi keluar bareng gerombolan teman-temannya di belakang. Ia sendirian sekarang, duduk di balik meja tanpa tahu harus apa.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now