Bab 48. Ulang Tahun Keisha

65.8K 8.1K 731
                                    


V0te d4n k0ment4r n994k s4mpe semen1t k0k..

---------------------------------------------------

Bab 48. Ulang Tahun Keisha

Hati-hati, yang namanya waktu mana bisa orang menebak kelanjutannya? Bisa jadi sekarang benci, besoknya cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hati-hati, yang namanya waktu mana bisa orang menebak kelanjutannya? Bisa jadi sekarang benci, besoknya cinta. Bisa jadi lagi yang sekarang cinta, besoknya benci.

***

"LY, hari ini Keisha ulang tahun loh," kata Ziva semangat. Ia bela-belain menghadap ke belakang hanya untuk memberitahu hal tersebut pada Lyodra.  Padahal, Bu Erlina yang notabene guru Fisika sedang menjelaskan materi termodinamika di depan.

Pernyataan tiba-tiba itu membuat Lyodra yang sejak tadi menulis catatan menoleh dan menaikkan sebelah alisnya. "Oh ya?" tanyanya.

Ziva mengangguk berkali-kali. Sedangkan Keisha, orang yang dimaksud terlihat biasa saja. Tidak menggubris dan tetap fokus pada penjelasan guru di depan.

"Lo mau nggak ikut jalan-jalan sepulang sekolah nanti? Keisha yang traktir!"

Lyodra sangsi. Meskipun Ziva masih baik dan menerimanya, ia tidak begitu yakin dengan Keisha. Buktinya, gadis itu masih diam saja tidak ikutan nimbrung dalam obrolan mereka.

"Mau ya.." kata Ziva sedikit memaksa.

"Eh? Sama siapa aja?" tanya Lyodra. Ia belum siap jika bersama dengan  teman-temannya yang lain. Nantinya pasti akan aneh dan canggung. Ujung-ujungnya, terasingkan.

"Cuma bertiga. Gue, lo, dan Keisha. Iya 'kan Kei?!" tanya Ziva sembari menatap Keisha, seakan meminta persetujuan. Meskipun lebih ke arah menuntut agar temannya itu mengiyakan.

Keisha hanya bergumam. Gadis itu tidak ambil pusing dengan pertanyaan Ziva karena materi di depan lebih penting dari obrolan tadi. Terlebih Bu Erlina terkenal disiplin, ia tidak mau mengambil resiko dan bermasalah dengan guru satu itu. Makanya, lebih baik diam daripada nanti ditegur dan dimarahi karena tidak menyimak.

"Keisha ih!"

Keisha berdecak. Ia menatap tajam Ziva di depannya, "apaan?" katanya setengah berbisik dan penuh kekesalan.

"Nanti Lyodra ikut ya."

Memutar bola matanya malas, Keisha berkata, "terserah."

Ziva mendengus. Oh ayolah, ia bukan tipikal orang yang suka lama-lama musuhan. Rasanya aneh sekali ketika mereka menjadi seperti orang asing. Apalagi Keisha dan Lyodra. Mereka masih betah saling diam selama berminggu-minggu sedangkan Ziva menjadi titik tengah keduanya. Netral dan tidak memihak siapapun. Meskipun awalnya ia juga kesal ke Lyodra. Tapi melihat gadis satu itu lebih banyak diam akhir-akhir ini dan tidak memiliki teman, Ziva jadi kasihan.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now