Bab 63. Titik Masalah

78K 9.3K 4.3K
                                    


2843 kata, parah sih kalau nggak rame.
Ramein komentar per paragraf yuk!
Jangan lupa vote juga!
Sorry telat update, oh men perubahan cuaca yang ekstrem beberapa kali bikin sinus gue kambuh.

Kalian ada yang punya sinus juga nggak?

Btw, SELAMAT MEMBACA

SELAMAT HARI MINGYU😆

-------------------------------------------------

Bab 63. Titik Masalah

Keluarga adalah sebuah rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keluarga adalah sebuah rumah. Tempat untuk pulang, tempat untuk berlindung, tempat untuk berkeluh, tempat untuk berlabuh.

***

"YAM, lo ada ATM kosong nggak?"

"Ada. Buat apaan?"

"Gue mau nitip duit. Kirim nomer rekening lo ya."

"Hm. Lo dimana sekarang?"

"Pinggir jalan."

"Ngapain? lo bolos sekolah hari ini. Padahal lagi ujian semester."

"Ngemis gue," jawab Samuel asal. Ia memperhatikan sekitar. Jakarta cukup terik padahal belum sampai tengah hari, "udah dulu ya. Gue mau nyari ATM buat setor tunai hasil ngemis gue dari pagi."

Belum sempat Liam menjawab, Samuel sudah lebih dulu memutuskan sambungan telfonnya kemudian menuju ATM setor tunai terdekat. Sesampainya disana, ia kembali memeriksa notifikasi ponselnya dari Liam. Setelah mendapat nomor rekening yang diminta, lelaki itu langsung melanjutkan misinya.

Tidak butuh waktu lama untuknya mengalihkan sebagian uangnya ke rekening Liam. Samuel sengaja melakukan itu agar tidak kecolongan jika papanya membekukan ATMnya nanti. Ia tidak mau miskin hanya karena semua fasilitasnya disita. Sebelum itu terjadi, ia sudah menarik semua uang di ATMnya dan menyimpannya di rekening Liam.

Karena, belajar dari yang kejadian yang lalu. Ketika papanya marah besar seperti tadi malam, sudah pasti semua fasilitasnya —dari mobil sampai uang— akan disita. Memang tidak lama, hanya saja untuk membuat mengembalikan semuanya kembali, Samuel harus datang, merendah dan menyerahkan diri untuk menurut lagi.

Tapi, karena untuk yang kali ini Samuel enggan untuk datang dan mengemis ke papanya. Ia lebih dulu merampok dan mengalihkan semuanya. Cukup mobilnya yang raib, uangnya jangan.

Untungnya lagi, waktu itu papa Lyodra mengganti uang untuk pembelian apartement Lyodra. Jadi, itu bisa ia gunakan untuk membeli mobil. Meskipun, bukan hal yang penting banget karena masih ada motor.

Samuel menepikan motornya di penjual lumpia basah. Ia membeli beberapa untuk Lyodra. Sebelum tidur tadi malam, gadis itu bilang pingin lumpia. Tapi, karena sudah larut malam ia tidak menuruti apalagi tidak memungkinkan juga ada yang jual dini hari.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now