Bab 75. Menghabiskan Waktu

61.5K 8.6K 2.6K
                                    

Bab 75. Menghabiskan Waktu

Semesta menyuruhku untuk melepaskannya, padahal menggenggam pun belum pernah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta menyuruhku untuk melepaskannya, padahal menggenggam pun belum pernah.

***

"MAU makan apa?"

"Terserah."

"Nasi goreng atau sate?" tanyanya.

"Sate aja."

"Tempat biasa ya."

"Terserah."

Samuel tersenyum kecil. Ia menoleh ke arah cutdown timer lalu lintas yang masih menghitung mundur. Sisa dua belas detik lagi.

"Besok mau ikut gue nggak?" tanya Samuel. Lagi.

"Kemana?"

"Ke PIM," jawabnya.

Lyodra tidak menanggapi. Ia menarik ujung dressnya yang tersingkap karena angin. Harusnya, ia menuruti ucapan Samuel ketika lelaki itu menyuruhnya ganti baju tadi. Apalagi Samuel membawa motor jadi rawan sekali seperti ini.

"Mau nggak?" ulang Samuel.

Lyodra berdecak pelan. Oh ayolah, Samuel banyak sekali bertanya hari ini. Dari rumah sampai sepanjang perjalanan mencari makan tidak berhenti mengoceh.

"Mau ngapain?"

"Beli pernak-pernik natal."

Ah ya, Lyodra hampir lupa. Natal tinggal beberapa hari lagi. Biasanya, di tanggal kepala dua begini ia dan keluarganya sudah bersiap-siap untuk menyambut perayaan natal. Membeli kado, tiket liburan, berbagai makanan hingga pernak-pernik lainnya. Seperti ornamen pohon cemara misalnya. Lalu mereka akan menghiasnya bersama.

Bahkan Lyodra masih ingat jelas terakhir kali mereka melakukan rutinitas itu. Meskipun, semuanya sudah berlalu begitu lama.

"Pegangan, Ly," titah Samuel membuyarkan lamunan Lyodra. Hal itu membuat Lyodra refleks memegang sisi baju Samuel.

Detik berikutnya, lampu lalu lintas berganti hijau. Arus kendaraan kembali bergerak dan motor Samuel membaur diantaranya.

Selagi lelaki itu fokus dengan jalanan di depannya, Lyodra memilih untuk menyenderkan kepalanya di punggung Samuel karena mengantuk. Ia menguap beberapa kali. Angin sepoi-sepoi hampir berhasil melumpuhkan kesadarannya. Suhu kota cukup dingin Mungkin karena sore tadi hujan lepas ke bumi dan meninggalkan beberapa sejuknya

Sekarang sudah lewat jam 10 malam dan mereka masih berkeliaran mencari makan. Lyodra harus berterimakasih pada Samuel karena siap 24 jam dan bisa diandalkan seperti sekarang. Di saat lapar dan pingin makan di luar, lelaki itu rela datang malam-malam hanya untuk mewujudkan keinginannya.

Lyodra merasakan tanganya ditarik, ia tidak menolak ketika Samuel menyatukan telapak tangan mereka. Lelaki itu menyetir dengan sebelah tangan sekarang.

"Dingin ya?"

Ini pertanyaan kesekian kalinya. Lelaki itu sepertinya sudah menyiapkan banyak pertanyaan di kepalanya.

"Nggak. Panas," sarkas Lyodra.

Samuel terkekeh pelan. Lelaki itu mempererat genggaman tangannya, mendekatkan ke bibir lalu menciumnya.

"I love you."

Dan semesta seperti tidak memberi kesempatan. Suara gemuruh terdengar di kejauhan, lalu semakin dekat... semakin dekat... dan rintik hujan perlahan turun.

"Sam, hujan!!" pekik Lyodra.

***

"MAU nambah?" tanya Samuel melihat kwetiau di piring Lyodra habis. Gadis itu menggeleng lalu meminum teh hangatnya. Tubuhnya sedikit menggigil karena hampir separuh bajunya basah. Sweater yang dipakainya tadi tidak menolong banyak. Untungnya Samuel berinisiatif untuk meminjamkan jaket. Jadi ia lebih tertolong sekarang.

Hujan di luar masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Angin malam juga berhembus kencang. Hal itu membuat Lyodra merapatkan jaketnya untuk menghalau dingin.

"Maaf, gara-gara gue kita jadi kejebak hujan," kata Lyodra pelan. Itu adalah kalimat terpanjang yang gadis itu lontarkan pada Samuel hari ini.

"Nggak apa-apa, santai aja," balas Samuel. Setelah itu, ia kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi.

Well, setelah hujan turun tanpa aba-aba tadi, mereka akhirnya terdampar di warung pinggir jalan Prapanca Jaya. Keduanya terpaksa mengurungkan niat untuk membeli sate karena hujan tidak bisa diajak kompromi.

"Nanti kalau nggak bisa pulang gimana?"

Pertanyaan Lyodra membuat Samuel diam. Ada sedikit rasa bersalah menyelip di hati. Seandainya ia bawa mobil, pasti sekarang tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Termasuk untuk pulang bersama gadis itu malam ini.

"Nanti gue pesenin grab. Tenang aja," kata Samuel.

"Terus lo gimana?"

"Gampang," jawab Samuel sambil terus menyuapkan kwetiau ke dalam mulutnya. Sejak tadi lelaki itu terlalu memprioritaskan Lyodra, sampai-sampai makannya belakangan.

Merasa diperhatikan, Samuel menaikkan pandangannya. Ia tersenyum kecil melihat Lyodra bertopang dagu mengamatinya makan.

"Masih laper?"

Lyodra menggeleng cepat, "nggak."

Samuel menggulung kwetiawnya kemudian menyodorkan ke arah Lyodra, "buka mulutnya sini. Aaaa."

"Nggak mau," tolak Lyodra sambil menutup mulutnya rapat-rapat dengan tangan.

Samuel gemas. Ia meraih tangan kanan Lyodra kemudian menggigit gemas jari-jarinya yang mulai membengkak.

"Arhgg, Sam!!" pekik Lyodra sambil menabok keras kepala Samuel.

"Gemes sih," ucap Samuel tanpa dosa.

Lyodra langsung merengut. Gadis itu mengusap-usap tangannya, "sampe bekas, Sam!"

Samuel tertawa. Ia pindah duduk di samping Lyodra. Meraih tangan gadis itu lagi dan meniup-niupnya pelan, "gue bakal kangen lo setelah ini, Ly," kata Samuel pelan.

Bagi Lyodra, hari-hari setelah ini mungkin akan jadi hal yang biasa tapi tidak untuk Samuel.

Setelah ini, lelaki itu harus memulai semuanya kembali. Tanpa bergantung ke keluarga, tanpa Lyodra, tanpa bayang-bayang masa lalunya. Dan semua dilakukan karena terpaksa.

Dan ini adalah titik terendah Samuel. Ketika dipukul mundur oleh keadaan, tapi dipaksa maju oleh perasaan.

"Natal tinggal tiga hari lagi. Lo masih mau 'kan habisin waktu bareng gue selama itu?" tanya Samuel. Lelaki itu tersenyum teduh. Ia berhasil membuat Lyodra tidak berkutik. Gadis itu tidak menjawab apapun hingga...

"Setelah itu lo beneran pergi 'kan?"

"Iya. Gue bakal pergi."

"Jauh?"

Samuel mengangguk, "sejauh yang lo mau."

-----------------------------------------------

Jangan lupa vote dan komentar yaaw ❤️
Sebentar lagi akan ending🥺

Ramein yakkk🥰

SPAM FOR NEXT!

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang