Bab 60. Tentang Foto dan Video

72.8K 8K 2.6K
                                    

Challenge : dilarang mengumpat saat membaca:)

Butuh waktu lama banget untuk menulis novel ini karena jujur setiap menulis novel aku nggak pernah pakai outline. Jadi tanpa perencanaan yang pasti.

Banyak sekali alur yang berubah di cerita ini. Ada pengurangan scene ada juga penambahan Bab. Beberapa hal itu juga yang membuat aku ngaret update haha.

Masih sanggup untuk baca?

Aku enggak nyangka akan sepanjang sekarang. Bab 60. Meskipun Alta dan Allamanda lebih panjang. Sampe ratusan wkwk.

Dah ah. Selamat Membaca.

Yuk ah min 500 vote. Dan komentar seperti biasa yaa..

--------------------------------------------------

Bab 60. Tentang Foto dan Video

Mah jadi jahat ataupun baik

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Mah jadi jahat ataupun baik.. itu sebenarnya pilihan.

***

SEJAK bel istirahat berbunyi dan Lyodra menuruti ajakan Ziva untuk makan di kantin, ia tidak berhenti menjadi pusat perhatian. Sebenarnya itu merupakan hal biasa bagi Lyodra tapi kali ini berbeda. Mereka secara terang-terangan menatapnya sinis ketika berpapasan. Bahkan ada yang menabraknya dengan sengaja lalu mereka meminta maaf dengan wajah dibuat semenyesal mungkin kemudian ngeloyor dengan tawa setelahnya.

Ziva sampai-sampai mengacungkan jari tengahnya dan ingin melabrak mereka tapi Lyodra menahan. Sepanjang perjalanan menuju kantin, ia mencoba menulikan pendengarannya meskipun mau tidak mau pembicaraan itu masuk juga ke telinga.

"Nggak tahu malu banget, masih punya muka buat ke sekolah," ucap salah-satu murid ketika Lyodra melewati mejanya setelah sampai di kantin.

Lyodra tidak menggubris. Ia memilih mengikuti Ziva dan Keisha. Mereka mengambil tempat di ruang paling pojok.

"Lo jaga tempatnya, biar gue sama Keisha yang pesan makanannya," kata Ziva. Lyodra hanya mengangguk, mengiyakan.

Berhubung kantin hampir penuh dan hanya tersisa sedikit space karan mereka ngaret ke kantin tadi, Ziva berinisiatif agar Lyodra menjaga meja agar tidak ada yang menempati. "Lo mau pesan apa?"

"Samain aja," jawab Lyodra.

"Oke kalau gitu..." Ziva mulai celingak-celinguk, hingga akhirnya ia mendapati satu stand yang sedikit lengang dibanding yang lain, "kita makan bakso aja," putusnya.

Selagi Ziva dan Keisha memesan makanan, Lyodra memilih membuka ponselnya meskipun ia tidak tahu mau ngapain. Gadis itu mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Membentuk ritme selaras dengan degup jantungnya yang menggebu karena banyak sekali sorot mata yang mengarah padanya.

RetrouvaillesTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon