Bab 34. Waktu Berdua

70.1K 7.4K 897
                                    

Now playing : Tahu Diri - Maudy Ayunda

Hai, selamat bertemu lagi

Aku sudah lama menghindarimu

Sialkulah kau ada di sini

Bab 34. Waktu Berdua

Beberapa hal memang hanya untuk disimpan sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hal memang hanya untuk disimpan sendiri. Meskipun, ada pilihan untuk mengungkapkan agar lebih melegakan. Tapi, bukankah manusia itu seperti kotak rahasia? Paling rapi dalam menyimpan suatu hal.

Jangan-jangan termasuk kamu.

***

"KAMU beli apartement baru, Sam?" tanya Abimanyu sambil menatap penuh selidik ke arah cucunya itu.

Dari radius dua meter, ia dapat melihat dengan jelas gesture ketika Samuel menghela napas lalu balas menatapnya.

"Iya. Kenapa?"

Abimanyu berdecih. "Untuk Lyodra? Pacar bohongan dalam tanda kutip kamu itu, huh?"

"Aku beli dengan tabungan sendiri. Jadi, ini bukan urusan kakek," ucap Samuel tegas. "Kalau kakek cuma bahas masalah apartement yang aku beli, mending aku pulang aja. Karena ini nggak penting."

Samuel berdiri dan bersiap-siap untuk pergi tapi Abimanyu menahannya dengan mendorong keras meja menggunakan kaki untuk menghalangi jalannya. Hal itu membuat Samuel kaget, ia memejamkan matanya sejenak. Iblis satu itu benar-benar..

"Kamu mulai peduli ke dia, Sam?"

"Nggak."

"Kenapa harus beliin dia apartement? Biar Rheia nggak ganggu dia lagi?"

"Iya."

"Itu artinya kamu peduli dia."

Samuel tersenyum remeh. Ia menatap Abimanyu seolah menantang. "Aku beliin dia apartement biar mamanya nggak hancurin rencana yang udah aku susun. Tujuannya cuma buat hubungan Rheia dan papa berakhir. Nggak lebih."

"Dengan cara kamu dan Lyodra bersama?" tutut Abimanyu. Ia sudah dapat menerka bagaimana akhirnya jika Samuel tetap dengan rencana bodoh yang dibuatnya. "Papa kamu dan Rheia benar-benar nggak akan bersama kalau kamu dan Lyodra yang bersama. Itu yang kamu mau?"

Samuel tidak menjawab. Butuh berpuluh-puluh detik untuknya mengumpulkan rangakaian kalimat sebagai jawaban. Agar kakeknya itu mengerti bagaimana rencananya yang sebenarnya. "Aku nggak pernah mau itu," jawab Samuel tegas. "Aku akan tinggalin Lyodra secepatnya. Kakek nggak perlu khawatir. Aku cuma perlu waktu buat balas dendam ke mereka," lanjutnya. "Apa udah cukup jelas? Boleh Sam pergi sekarang?"

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang