Bab 29. Landing on You

70.1K 7.3K 613
                                    

Fiersa Besari - April

Coba tanya hatimu sekali lagi

Sebelum engkau benar-benar pergi

Masih kah ada aku di dalamnya?

Karena hatiku masih menyimpanmu

Omong kosong apalagi, Nath..

--------------------------
-------------------------------------------------------

Bab 29. Landing on You

Di dunia ini, dalam sehari pasti akan ada yang pergi tapi diganti yang pulang. Atau, orang baru yang akan datang. Ada yang baru memulai ada juga yang patah atau semangat karena baru selesai. Selalu ada timbal balik. Karena benar, bumi bulat dengan rotasinya. Dan saling berhubungan.

***

BANDARA selalu menjadi tempat yang memiliki kisahnya sendiri. Ada yang pulang, ada yang pergi. Ada yang berjalan tergesa, ada yang memelankan langkah karena berat dan ingin tetap tinggal. Ada yang menahan isak supaya sedihnya tidak terlihat di mata orang, ada yang berlari mengejar waktu agar tidak ketinggalan pesawat atau.. kekasihnya yang akan pergi mungkin? Banyak cerita yang bisa ditangkap dalam satu lensa mata ketika memijak di tempat ini. Hanya sekian menit karena begitu banyaknya cerita. Seperti kali ini..

Baik Mirabeth maupun Lyodra hanya diam dan hanya memandang kosong ke depan dengan pikiran masing-masing. Hiruk pikuk dan lalu lalang di depan seperti dimute otomatis. Tidak masuk di telinga dan menjadi hening. Meskipun di depan begitu sibuk.

Tepat pada hari keberangkatan Mirabeth, Lyodra memilih untuk libur sekolah. Jam delapan ia sudah standby di terminal 3 internasional Soekarno-Hatta menemani kakaknya itu hingga boarding nantinya. Mereka hanya berdua, tidak dengan orangtua. Mamanya belum ada itikad baik untuk datang sedangkan papanya tidak bisa datang karena ada jadwal penerbangan yang tidak bisa ditinggal hari ini. Apalagi, Mirabeth memberitahunya mendadak. Papanya sempat marah tapi mau bagaimana lagi untuk menahan. Jadi, ia berjanji akan segera mengambil libur setelah ini dan menyusul Mirabeth untuk mendampingi sebentar. Bagaimanapun, Mirabeth juga anaknya.

"Perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA328 tujuan Vienna, Austria dipersilahkan naik pesawat udara melalui pintu tiga. Terimakasih. Youre attention please.."

Mendengar pengumuman tersebut, lamunan Mirabeth buyar. Perlu waktu sepersekian detik untuknya kembali sadar ke dunia nyata lalu berdiri. Ia meraih kopernya, menyeretnya menuju boarding gate dibantu Lyodra. Sebenarnya tidak banyak yang ia bawa untuk ukuran sebuah kepindahan, hanya dua koper, satu tas jinjing dan ransel. Keperluan lainnya bisa ia beli di Wina nantinya.

"Ada yang ditungguin kak?" tanya Lyodra melihat Mirabeth tidak kunjung masuk dalam boarding gate dan mengantre. Padahal, antrean sudah panjang di depan. Lyodra melihat sekitar, mengikuti arah pandang Mirabeth.

"Nggak ada," jawab Mirabeth cepat. Ia mengambil alih koper di tangan Lyodra. Memandang adiknya dalam, dan ia.. ingin menangis sekarang.

Sebuah keputusan yang besar ketika ia memilih untuk meninggalkan Jakarta dan keluarganya. Ralat, bukan keluarganya, tapi.. Lyodra. Adiknya itu masih terlalu manja dan kekanakan untuk ditinggal tapi mau bagaimana lagi, jika tidak dari sekarang, kapan Lyodra akan berdiri di kaki sendiri?

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now