Bab 17. Tidak Ada yang Pergi

75.9K 8.9K 2.2K
                                    

Siap spam komen di setiap paragraf?

1000 komentar bisa? wkwk

Ok bb, selamat membaca:)

OH IYA, CUMA MENGINGATKAN. INI FIKSI YA. HANYA CERITA OKE.

-----------------------------------------------------------

Bab 17. Tidak Ada yang Pergi

Kamu bilang untuk aku jangan pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu bilang untuk aku jangan pergi. Tapi, kamu lupa kalau kamu tidak mau menjadi rumah untuk aku lagi.

***

"KAMU pulang aja, aku mau istirahat."

Nuca menghela napas dan menatap lembut Tiara. Gadis itu terlihat sangat berbeda. Terhitung dari kecelakaan yang dialaminya kemarin. Apalagi, setelah kematian Brisiana. Mungkin karena terlalu tiba-tiba dan Tiara masih trauma setelah menyaksikan langsung bagaimana Brisiana tertabrak saat itu

Tiara juga sempat histeris dan berkali-kali menyalahkan Lyodra. Bakan gadis itu tidak berhenti menangis setelahnya. Sebisa mungkin ia, juga keluarga Tiara menenangkan. Agar gadis itu tidak terlalu tenggelam kesedihan dan trauma. Belum lagi keadaan Tiara yang begitu memperhatikan. Gadis itu telah kehilangan temannya juga.. lumpuh sementara.

Ya, tangan kiri Tiara cedera berat. Gadis itu hanya diam ketika menyadari tangannya mati rasa dan sulit digerakkan. Ada banyak hal yang telah hilang hari itu. Dan setelah ini, pasti akan sulit sekali untuk menerima bahwa semuanya tidak akan lagi sama.

"Kamu nggak bisa terusan gini, Tir."

"Dan kamu nggak bisa terusan nyuruh aku cepat menerima keadaan dan lupain semuanya," balas Tiara. Ia tersenyum meskipun matanya kembali berkaca-kaca. "Kamu cuma khawatir aku nggak maafin dan nuntut Lyodra kan?"

"Tir.. Lyodra nggak sengaja."

Tiara tersenyum sumir. "Gimana bisa aku mikir dia nggak sengaja setelah sebelumnya dia dan Bri terlibat cekcok waktu di kamar mandi. Kenapa harus aku dan Bri? kenapa dia nggak berhentiin mobilnya waktu itu atau banting setir karena mobilnya melaju pelan. Harusnya dia bisa. Bukan malah mempercepat mobilnya dan nabrak Bri!!" ucap Tiara dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya.

Nuca bungkam. Ia mencoba mencerna semua yang diucapkan Tiara. "Bri sempat berantem sama Lyodra?"

Tiara mengangguk. "Ya, aku akuin Bri salah karena udah bilang Lyodra murahan, tapi Lyodra lebih salah dan gila kalau cuma gara-gara itu dia nabrak Bri sampai meninggal," ucap Tiara dengan suara bergetar. Ia tidak bisa untuk tidak menangis lagi. Bayangkan saja, sahabat kamu pergi dengan cara tiba-tiba serta sangat mengerikan dan kalian melihatnya secara langsung. "Kalaupun, ini cuma kebetulan dan Lyodra nggak sengaja, aku sangat menyayangkan dia nggak berhentiin mobilnya," lanjutnya pelan.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang