Bab 61. Untuk Samuel

80.8K 9.5K 6K
                                    

Part B aja. Ombak kecil. Jadi santai aja.

5000 vote dan komentar sanggup?

Penuhin komentar per paragraf dongsss hehe.

Oh iya, absen dong zodiak kalian apa?

Me : Taurus

Ok. Selamat Membaca

-------------------------------------------------------

Bab 61. Untuk Samuel

Semesta seringkali mengajak bercanda di waktu yang tidak tepat, sering memberi luka di saat diri sedang tidak siap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semesta seringkali mengajak bercanda di waktu yang tidak tepat, sering memberi luka di saat diri sedang tidak siap.

***

"TERNYATA benar ya, Ly. Semesta seringkali mengajak bercanda di waktu yang tidak tepat, sering memberi luka di saat diri sedang tidak siap. Tapi, kita bisa apa selain menerima jika akhirnya tetap sama," ucap Bu Nania seolah mengulang kalimat yang pernah dilontarkannya dulu. Ini kali kedua Lyodra berada di ruang yang sama dengan guru itu setelah kasus bullying yang menimpanya dulu. Selepas menabrak Brisiana.

Pandangan Lyodra kosong. Ia tidak dapat mendengar penuh karena yang ada di pikirannya saat ini terlampau banyak. Berdesakan seolah minta dimuntahkan. Gadis itu mengusap perutnya yang bergolak, berkali-kali agar yang di dalam sana kembali tenang. Seolah mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. Tidak apa-apa.

"Saya cukup kaget ketika kamu kembali menggemparkan sekolah dengan kasus yang besar," lanjutnya. Bu Nania berjalan ke arah jendela kemudian menarik kordennya agar beberapa murid di luar tidak bisa mengintip. Ia kembali dengan senyum teduhnya. Wanita itu memandang Lyodra penuh pengertian. "Itu benar kamu?"

Lyodra mengangguk. Ia menunduk. Memangnya pembelaan apa lagi yang harus ia katakan. Semuanya sudah jelas jadi memang tidak ada lagi yang perlu ditutupi.

"Tentang kehamilan kamu, itu benar juga?" tanyanya sekali lagi.

Lyodra tidak menjawab. Ia masih tidak habis pikir kenapa berita ini naik begitu cepat.

Bu Nania mendekat. Sebisa mungkin ia tidak salah bicara muridnya itu tidak down. Semuanya masih terlalu tiba-tiba dan mengejutkan. Dan pemberitaan ini sudah menyebar ke seantero sekolah. Jika ditanya bagaimana rasanya di posisi Lyodra, cukup bayangkan bagaimana ketika foto-foto telanjangmu tersebar di sekolah.

"Berapa bulan?" tanya Bu Nania. Meskipun Lyodra tidak menjawab, ia sudah tahu yang sebenarnya. Terlihat jelas dari gesture muridnya itu.

"Empat," jawab Lyodra pelan. Ia memang tidak menangis. Gadis itu hanya diam dengan tatapan kosongnya. Dan itu yang lebih berbahaya. Emosinya tidak keluar, anak itu pasti tidak merasakan kelegaan.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now