1

5.6K 486 89
                                    

Disebuah hutan kecil dimana terdapat pepohonan dan padang rumput yang indah, diterangi oleh sinar mentari yang hangat membuat suasana menjadi sangat nyaman.

Disinilah aku Alan Jeager berada saat ini, dari namaku harusnya sudah tau aku dimana bukan? Yups dunia yang penuh dengan raksasa yang suka membantai manusia.

Kenapa aku tau ini semua karena aku adalah reinkarnator yang terkenal tapi sangat disayangkan meski aku adalah reinkarnasi yang terkenal tapi aku tidak mendapatkan cheat apapun seperti para senior disetiap cerita reinkarnasi.

Aku bahkan baru menonton anime Shingeki no Kyojin sampai season 2 meski sudah ada yang final season tapi sebelum sempat aku download dan nonton malah keburu mati, hadeh~

"Oi Eren, jangan malas-malasan apa kamu tidak malu melihat Mikasa lebih rajin darimu?" kataku memarahi seorang anak yang sedang tiduran dibawah pohon dengan nyenyak.

Anak itu tidak lain adalah Eren Jeager, adikku sekaligus protagonis dunia ini meski begitu dia itu pemalas, emosian, dan sangat mencintai regu pengintai atau mungkin dia hanya suka dengan dunia di balik dinding ini.

Jujur aku juga kurang menyukai berada di balik dinding karena menurutku disini kurang aman toh bagai hewan ternak yang di taruh di kandang dan sewaktu-waktu akan di ambil untuk dimakan.

Aku malah punya tebakan kalau dinding ini sengaja didirikan oleh para raksasa itu untuk membuat populasi manusia meningkat dan membuat mereka bisa berpesta saat masa pengambilan daging dimulai.

"Uhm... Aniki, berisik sekali!" kata Eren yang baru membuka mata membuatku merasa ada perempatan di dahiku saat melihat dan mendengar suaranya.

Aku pun maju bersiap untuk memukul kepala bocah pemalas ini tapi di hentikan oleh gadis cilik yang lumayan cantik dengan rambut hitam panjang miliknya dan gadis itu tidak lain adalah Mikasa Ackerman.

Mikasa diselamatkan oleh Eren setahun yang lalu itupun kalau aku tidak salah ingat, meski aku tau Mikasa itu cantik tapi aku tidak berniat menyelamatkannya justru membiarkan si bocah pemalas ini yang menyelamatkannya sementara aku berlatih.

"Mikasa lebih baik kamu tidak menghentikanku untuk memukul kepala si pemalas ini!" kataku kepada Mikasa yang sedang berdiri didepanku berniat untuk menghalangiku untuk memukul kepala si pemalas Eren.

"Jangan melakukan itu ke Eren!" kata Mikasa datar.

"Grrr... Kamu terlalu lembut sama Eren membuatnya jadi sangat pemalas seperti ini!" kataku geram ingin sekali menghajar Eren tapi tetap saja dia tidak bisa melakukannya.

"Aku tidak memanjakannya!" kata Mikasa terlihat menentang perkataanku

"Tsk, terserah ayo kembali, ibu pasti sudah menunggu!" kataku berbalik dan mengambik kayu bakar yang sudah di ikat erat dan mengendongnya di punggung layaknya sebuah tas.

"En" keduanya mengangguk setuju dan mengikuti di belakangku.

Oh iya aku belum menjelaskan bagaimana penampilanku ya? Aku pemuda tampan dan memiliki pesona yang berbeda dengan Eren sebagai protagonis dunia.

Aku tidak suka bergaul dengan anak-anak disekitarku karena itu membosankan dan memang aku di jauhi karena pesonaku yang berbeda dengan Eren.

Meski aku tampan tapi mataku tajam dan luka tebasan pisau di pipi kananku membuatku cukup menakutkan dan  dijauhi oleh anak-anak sekitar, kalau bukan karena ayahku seorang dokter terkenal sudah pasti aku dikira anak berandalan tak bermoral.

Meski begitu aku tetap tidak peduli dengan pendapat publik karena dulu aku Otaku yang sudah di katain "Wibu bau bawang", " HikkiNeet", atau hinaan lain membuatku sudah kebal dengan pendapat publik lain.

Aku juga di katakan orang yang keras dan tidak berperasaan kepada orang lain, ya begitu lah kehidupanku sebelumnya yang biasa saja hanya ada latihan.

"Kamu menangis lagi saat bangun tidur?" tanyaku tanpa melihat ke arah Eren berada.

"En, aku tidak tau kenapa tapi akhir-akhir ini aku bermimpi aneh dan itu suka membuatku sedih!" kata Eren jujur.

Aku mengangkat alisnya tapi tidak terlalu terkejut kemudian aku tersenyum aneh ke arah Eren sembari menepuk kepala dengan lembut.

"Dimimpi itu kamu pasti sudah mengalami hal yang sangat mengerikan bukan?" kataku lembut membuat Eren dan Mikasa terkejut ya mungkin aku jarang bersikap lembut kali.

"Ingatlah satu hal Eren, tidak peduli seberapa buruk keadaan dunia dan dirimu atau seberapa banyak kamu membenci dunia ini tapi akan selalu ada orang-orang yang akan bisa kamu anggap 'teman' jadi jangan pernah melupakan mereka atau 'kemanusiaanmu' itu!" kataku serius.

Eren terlihat tertegun sebentar sembari berpikir lalu mengangguk setuju dengan wajah tidak mengerti.

"Kenapa kamu mengatakan hal itu, Alan?" tanya Mikasa tiba-tiba.

"Bagaimana yaa menjelaskannya... Aku juga bermimpi buruk tapi dimimpiku itu tentang Eren, disana aku melihat Eren membenci dirinya dan dunia membuatnya melupakan 'kemanusiaan' nya itu, aku tidak ingin Eren seperti itu jadi aku hanya bisa memperingatkannya saja!" kataku berbohong karena walau aku tidak menonton SNK sangat jauh tapi para spoiler sangat banyak membuat aku tau kalau Eren akan menghancurkan dunia dengan bantuan pasukan titan.

Aku tidak ingin hal itu terjadi karena bagaimanapun saat ini Eren adalah adikku dan dia keluargaku yang cukup aku cintai dan sayangi.

Eren dan Mikasa terlihat terkejut mendengar perkataanku itu tapi tiba-tiba wajah Eren menjadi serius.

"Aku tidak akan menjadi seperti itu jadi Aniki tidak perlu khawatirkan hal itu!" kata Eren terlihat serius.

Aku kali ini terkejut lalu tersenyum lembut saat mendengar jawaban Eren itu membuatku sedikit bertekat untuk membuatnya tidak terlalu membenci dunia yang kejam ini dan menyelamatkan beberapa orang yang penting bagiku.

"Kamu akan masuk tim pengintai kan?" tanyaku tanpa ragu saat berbalik untuk melanjutkan perjalanan.

"Um, aku ingin melihat dunia dibalik tembok dan melawan titan!" kata Eren sedikit serius.

"Aku juga sudah memutuskan untuk bergabung kesana!" kataku santai tapi baik Eren dan Mikasa kayanya terdiam.

Aku berbalik dan menatap keduanya dengan alis terangkat lalu berkata dengan bingung "Kenapa?"

"Tidak, aku kira kamu akan menentang keputusanku sama seperti Mikasa dan ibu!" kata Eren.

Aku berpikir dan memang benar, Mikasa dan ibuku Carla menentang keputusannya dan aku juga percaya ibuku juga akan menentang keputusanku ini haa.

"Kenapa kamu malah bergabung ke regu pengintai?" tanya Mikasa serius ya mungkin karena dia sudah menentang keputusan Eren sebelumnya dan tiba-tiba aku malah ikut gabung kesana membuat Eren menjadi lebih menginginkan kesana.

"Entahlah, aku hanya ingin ke luar kandang ini dan melihat seperti apa dunia 'luar' yang sering di katakan Eren dan Armin" kataku santai sembari melihat ke langit biru di atas.

Aku melihat ke langit sembari mengingat di kehidupanku yang dulu dimana dunia sangat damai dan dapat keluar rumah atau berpergian tanpa takut ada raksasa yang akan membantaimu.

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ