2

3.2K 421 27
                                    

Kami bertiga berjalan dalam keheningan karena tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu setelah obrolan terakhir kali.

"Oh Hannes-san!" sapaku saat melihat seorang pria dewasa dengan seragam militer divisi penjaga kota yang tidak lain adalah Hannes teman dekat ibu dan ayahku.

"Oh Alan, Eren, dan Mikasa" kata Hannes yang berjalan ke arah kami dengan rona merah di kedua pipinya.

"Kalian mencari kayu bakar lagi ya?" tanya Hannes yang sudah dekat dengan kami.

"Bau bir!" kata Eren membuang wajah sembari menutup hidungnya.

"Kalian minum-minum lagi?" tanyaku saat melihat tiga orang dalam regu Hannes sedang minum sembari bercanda.

"Kami sedang istirahat jadi ya minum-minum, apa kalian mau ikut terutama kamu Alan?" kata Hannes ramah.

"En, tidak masalah tapi tunggu aku kirim kayu bakar ini kerumah!" kataku senang karena dbandingkan bermain dengan anak-anak aku lebih milih bercanda dengan para pemuda atau orang dewasa disini toh saat dikehidupanku sebelumnya aku juga melakukan itu meski jarang.

"Yoo Alan kemari lah kita minum dan mengobrol!" kata seseorang disana yang melihatku.

"Ya nanti~" jawabku santai.

"Apa kalian tidak bertugas?" tanya Eren tiba-tiba membuatku yang ingin segera pulang berhenti tiba-tiba.

"Kami bekerja kok, kami sudah menjaga tembok dan kota selama seharian dan sekarang kami lapar jadi kami minum dan makan!" kata Hannes santai.

"Apa kalian masih bisa bertarung saat kalian mabuk?" kata Eren sekali lagi sedikit menaikkan nadanya.

"Bertarung? Dari apa?" tanya Hannes yang memgangkat alisnya bingung.

"Dari titan yang mampu menghancurkan dinding!" kata Eren membuat semua orang terdiam.

"Eren jangan mengatakan itu lagi dan ayo cepat pulang!" kataku dengan cepat.

"Ta..." Eren sepertinya ingin berkata lagi tapi terdiam karena aku menatapnya dengan sangat tajam.

"Aku kembali dulu Hannes-san!" kataku dan dengan cepat menarik Eren   agar cepat meninggalkan tempat ini.

Saat sudah jauh aku akhirnya melepaskan tangan Eren dan berjalan perlahan.

"Sebaiknya kamu jangan mengatakan hal itu lagi, meski itu benar dan mungkin terjadi tapi penduduk di dalam kota sudah terbiasa hidup nyaman didalam dinding selama 100 tahun jadi ucapanmu barusan hanya akan menjadi ejekan bagi mereka semua!" kataku jujur karena manusia sudah terbiasa hidup didalam 'kandang' ini membuat mereka mulai berpikir kalau tempat ini adalah rumah ternyaman mereka.

"Tapi... Hidup didalam dinding rasanya seperti..."

"Ternak bukan? Aku tau itu, meski aku benci mendengarnya tapi memang benar kita hanya ternak bagi para titan diluar sana, setelah mereka menghancurkan tembok maka disana lah kita sebagai umat manusia akan di pilih dan di makan oleh para titan!" kataku yang tiba-tiba memotong perkataan Eren.

Aku benar-benar benci di bilang ternak oleh Eren atau yang lainnya karena tinggal di dalam dinding besar ini, kalau saja cheatku aktif maka aku memiliki kepercayaan tinggi untuk mengalahkan para titan.

"Eren, Alan lebih baik kalian berhenti berharap untuk bergabung dengan devisi pengintai!" kata Mikasa tiba-tiba membuyarkan lamunanku.

"Kenapa? Apakah kamu berpikir semua orang bodoh juga?" kata Eren kepada Mikasa.

"Ini bukan masalah mereka bodoh atau tidak..." kata Mikasa mencoba menjelaskan tapi tiba-tiba lonceng berbunyi menandakan pasukan devisi pengintai sudah kembali setelah pergi ke liar benteng.

"Pasukan pengintai sudah kembali? Ayo Mikasa, Aniki kita segera pergi dan melihat para pahlawan yang sudah kembali!" kata Eren yang tiba-tiba sangat bersemangat sembari memegangi tanganku dan Mikasa sebelum berlari ke jalan utama.

Di jalan utama sudah penuh dengan penduduk yang menonton disisi jalan sembari memberi jalan kepada tim pengintai meski begitu aku tidak terlalu peduli karena itu sama saja yaitu kekalahan dan hanya memberi para titan itu makanan.

Meski begitu melihat sosok adikku yang begitu bersemangat tentang devisi pengintai membuatku tersenyum kecil.

Yaa tidak peduli seberapa buruk dunia ini aku masih tetap mencintai keluargaku yang baru meski jujur aku masih bingung dengan keluarga Jeager terutama ayahku yaitu Grisha Jeager.

Siapa dia dan kenapa dia memilih Eren sebagai penerus Attack Titan lalu kemana perginya, kenapa dia berkorban untuk Eren dan apa tujuannya?

Pertanyaan itu selalu terbayang di pikiranku meski aku bukan tipe orang yang suka berpikir tentang apa yang aku tonton tapi sekarang aku berada didunia ini jadi bagaimana aku tidak memikirkan itu, Argh membuatku pusing saat memikirkannya!

"Alan oi Alan, kamu kenapa?" kata Eren sembari mengoyangkan tubuhku membuatku kembali ke kenyataan yang lebih pahit dari pada khayalanku.

"Ah tidak, aku hanya memikirkan sesuatu yang tidak penting!" kataku berbohong karena apa yang aku pikirkan kemungkinan adalah salah satu dari pecahan puzzle yang penting dari cerita Shingeki no Kyojin.

Aku melihat Eren dan Mikasa sedikit khawatir tapi aku dengan cepat mengganti topik pembicaraan membuat mereka melupakan keadaanku yang masih sedikit terlibat dalam pikiranku ini.

"Makan korban lagi kah?" gumamku datar saat melihat wajah para pasukan pengintai yang sudah babak belur dan pasukannya sudah lebih sedikit dari sebelumnya.

Setelah itu terjadi pernyataan yang cukup mencengangkan tapi aku tidak terlalu dengerin toh perhatianku sudah tidak disini tapi ke rumah karena aku ingin cepat-cepat pulang, makan lalu ke Hannes untuk berkumpul lebih tepatnya aku kesana karena 3D Manuver Gear yang mereka gunakan sebelum akhirnya aku berlatih di hutan yang tidak jauh dari tempatku mengumpulkan kayu bakar.

"Jadi kita hanya memberi makanan gratis untuk mereka?" kata seseorang didekat kami menarik kesadaranku lagi.

"Sial!" kataku sembari melihat Eren yang sedang di tarik oleh Mikasa ke gank sempit.

Bruak!!

Di ujung gank yang sepi tiba-tiba Mikasa melempar Eren membuatnya menabrak tembok dan kayu bakar yang tersusun rapi di punggung menjadi berantakan.

"Mikasa!?" kataku terkejut dan berjalan ke Eren untuk membantunya berdiri.

"Apa kamu sudah mengurungkan niat mu untuk bergabung dengan devisi pengintai, Eren?" tanya Mikasa membuat Eren tertegun.

Eh? Aku kayanya sedikit ingat plot ini... Kalau tidak salah di... Bohong kan? Kalau tidak salah harusnya di bagian pertama sebelum shiganshina hancur!

Tubuhku terdiam dan keringat dingin keluar dari tubuhku, perasaan takut yang sudah aku pendam akhirnya muncul lagi saat mengingat kalau jalan cerita akan segera di mulai.

"Aniki? Oi aniki!" teriak Eren lagi membuatku mundur karena terkejut.

"Kamu kenapa, aniki?" tanya Eren sedikit kekhawatiran di matanya.

"Ti-Tidak, aku hanya... Berpikir ibu pasti akan memarahiku kalau aku bergabung ke devisi pengintai!" kataku berbohong tapi tubuhku masih gemetar ketakutan sembari melihat ke arah tembok besar itu.

Kami-sama, kapan anda akan memberiku cheat... Aku ingin melindungi keluargaku ini jadi berikanlah cheatku sebelum jalan cerita dimulai, KAMI-SAMA!!!

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Where stories live. Discover now