16

1.8K 238 10
                                    

Sinar mentari dan angin dingin di pagi hari membangunkan tidur lelapku, aku melihat ada beberapa yang masih tertidur ada juga yang sudah bangun bersiap untuk sesuatu yang aku lupa apa itu.

Rasa kantuk yang disebabkan oleh angin dingin di pagi hari membuatku setengah sadar sampai pada akhirnya aku melihat sebuah kaki menerjang tepat di muka~

Bruak...

"Ugh... Le... Levi-heichou... A...pa... Yang... Ter...jadi?" kataku terbata-bata karena kepalaku menabrak sebuah kotak kayu yang ntah apa isinya tapi kepalaku sakit banget.

Sial apa alarm didunia ini adalah tendangan? Aku baru bangun tidur bukannya di kasih sarapan malah di tendang, uhuhu emak aku mau pulang~

"Siapa yang menyuruhmu memanggilku cebol hah!?" kata Levi pelan tapi kupingku bisa mendengar.

Air mata menetes keluar dari mata dan mengalir di pipiku yang halus sambil berkata dengan lirih dan berat "A-Apa maksudmu He... Heichou? Aku tertidur disini bagaimana aku bisa mengataimu?"

Aku bertingkah sebagai korban disini yaa meski aku harus akui kalau ingatan si cebol ini kuat juga padahal sudah aku beri dia Sharingan tapi kenapa masih ingat?

"Ck, jangan berbohong kepadaku atau aku akan menghajarmu lagi!" kata Levi sembari mengangkat kakinya dan telapak sepatunya menyentuh wajah tampanku ini.

Aku ingin menangis karena seumur hidupku yang pertama sampai kedua baru kali ini wajah tampanku di injak oleh seseorang.

"Akwnqhdiha!" aku ingin berbicara tapi sumpah itu tidak keluar seperti yang aku inginkan dan lagi setiap aku ingin bicara sepatu ini membuat mulutku sakit.

"He-Heichou... Le-Lepaskan Alan, kasihan dia..." kata Petra sepertinya membelaku.

Ingin sekali aku memberinya jempolku sambil berkata "Nice Petra-chan!" tapi sayang sekali aku tidak bisa.

"Ck, cepat jelaskan dengan jujur kalau tidak aku tidak akan melepaskanmu!" kata Levi mengangkat kakinya dan kurasa hidungku berdarah.

Aku harap tidak ada gigi yang lepas toh aku bukan titan seperti Eren yang dapat meregenerasi kerusakan di tubuh bahkan kepala atau tubuh buntungpun dapat kembali seperti semula.

"A... Ku..." kataku tapi tertahan karena Petra mengelap wajahku yang ada tanah serta menutup hidungku yang berdarah.

"Tenanglah dan jelaskan, aku yakin Heichou pasti akan mendengarkanmu kalau kamu jujur!" kata Petra ramah kepadaku.

"Aku jujur aku tidak tau apa yang terjadi, setelah memberimu dan beberapa anggota lain kain aku hanya melihat titan sebelum aku tertidur dan saat aku baru buka mata tiba-tiba Heichou sudah menendangku dan menuduhku mengatainya tapi jujur aku tidak mengatakan atau hal lain sumpah!" kataku berbohong dengan wajah lurus dan sedih aku bahkan mengangkat tanganku dan menunjukkan tanda piece.

"Teme apa kamu berbohong kepadaku lagi!?" kata Levi berniat menginjak wajahku lagi.

"Levi-heichou sungguh aku tidak berbohong kepadamu benarkah! Meski aku orangnya pendiam, jahil, nakal, ngeselin, ngangenin, tampan, baik, dan pernag berbohong tapi aku pasti jujur kali ini!" kataku sungguh-sungguh dan serius.

Aku melihat hal ini juga di amati oleh para anggota lain di sekitar tapi tidak ada satu pun ingin memisahkan persetruan aku dan Levi selain Petra.

"Heichou menurutku Alan tidak berbohong!" kata Petra membelaku, hoho aku sangat terharu denganmu Petra-chan.

"Ck baiklah aku bebaskan kamu!" kata Levi berbalik meninggalkanku.

"Huhu... Petra-san terima kasih huhu~" kataku memeluknya dengan air mata terima kasih karena sudah di bela kalau tidak sepertinya kebohonganku akan benar-benar terungkap.

"A-Alan... Le-Lepaskan aku... Malu di liat yang lain!" kata Petra mencoba melepaskan diri lalu berkata pelan di telingaku tentang bagian terakhir.

Tunggu!!! 'Malu di liat yang lain' huh? A-Apa itu artinya Petra-chan... Suuuuu... Ka padaku!? Kyaa ≥////≤

Aku melepaskannya dengan cepat dan berkata "A-Aku minta maaf... Terima kasih kalau bukan karena mu mungkin Heichou akan memarahiku..." kataku dengan tulus tanpa berbohong yaa kalau bukan karena Petra aku sudah di gantung sama si cebol itu tapi sudahlah.

"En, aku tidak melakukan apapun, lagian kita ini rekan bukan? Jadi sudah wajar bila saling membantu!" kata Petra ramah sambil tersenyum membuatku mengingat Carla ibuku didunia ini..

Mengingat hal itu entah kenapa air mataku menetes lagi dan mengalir tanpa aku sadari.

"Eh? Ke-Kenapa ini..." kataku sambil berusaha menghentikan air mataku tapi rasanya tidak ingin turun.

"Eh? A-Alan kenapa... A-Apa aku mengatakan sesuatu yang salah!?" kata Petra terlihat panik dan cemas.

Aku mengelengkan kepalaku tapi menangis beneran didepan gadis rasanya cukup memalukan tapi entah kenapa air mata ini tidak ingin berhenti.

"A-Aku hanya mengingat ibuku... Dia selalu membantu dan membelaku... Dia juga selalu berada disisiku ta-tapi sekarang...." kataku jujur karena mengingat kejadian di mana aku bertengkar dengan Eren tapi ibu ku datang menghampiriku lalu mendengarkan ceritaku serta memihakku dia membantuku berbaikan lagi dengan Eren saat itu.

Kejadian tersebut sudah lama tapi entah kenapa aku merasa itu baru kemarin... Baru kemarin dia memasakanku makanan hangatnya itu tapi sekarang aku... Ugh...

"Jangan sedih, aku tau itu berat tapi tetap tegarlah karena Alan yang aku kenal adalah pria yang bersemangat dan ceria yaa meski kita baru kenal sih~" kata Petra menyemangatiku.

"Oi Alan jangan menangis saja kaya bayi atau kamu harus siap menggantikan jadwal piketku selama sebulan!" kata Aurou dengan nada sombong dan mengejeknya itu.

Perasaan sedihku menghilang dan berganti marah saat mendengar nada suara Aurou yang mengejekku.

"Teme, liat saja kamu lah yang akan piket menggantikanku selama sebulan!" kataku marah dan kesal.

Tapi kemudian tertawa, yaa buat apa aku memikirkannya? Saat ini aku memiliki tugas yang cukup penting jadi bukan waktunya bagiku menangis saat ini.

"Terima kasih Petra, Aurou karena kalian aku tidak terlalu bersedih!" kataku tulus dan yaa meski dunia ini kejam tapi ada kalanya indah seperti keluargaku dan pada rekanku ini.

Aku berjanji harus melindungi mereka meski aku tidak yakin dapat melindungi mereka semua sementara aku sendirian.

"En!" Petra mengangguk dengan senyum ramah.

"Jangan mengatakan hal menjijikan seperti itu kepadaku!" kata Aurou bertingkah seperti Levi.

"Susah kubilang kamu tidak cocok bertingkah seperti Levi-heichou!" kataku datar sambil memandangnya dengan jijik.

"Apa katamu!?" kata Aurou mungkin dia mendengar hal lain yang aku ucapkan?

"Kalian berdua bisa tidak jangan berantem sekarang?" kata Gunther memisahkanku dengan Aurou yang hampir saling bergelud.

"Alan, bagaimana keadaanmu?" tanya Erd cemas.

"Baik, meski kurang nyaman di berikan tendangan selamat pagi dari Levi-heichou tapi sudahlah oh ya dimana sarapanku?" kataku dengan tenang tapi menyentuh wajah dan mulutku ya sepertinya hidungku patah dan berdarah tapi untungnya gigiku aman-aman saja kalau tidak pasti bakal ompong aku~

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Where stories live. Discover now