23

1.5K 229 16
                                    

Aku berangkat dengan suasana hati yang sedikit berat tapi aku entah bagaimana merasa kalau Historia sedang tertekan.

Tunggu! Aku dapat merasakan perasaan Historia!? Kenapa bisa? Seingatku baik Mangekyou Sharingan atau Supply Manipulation tidak ada hal berkaitan seperti ini!

Tapi dari ini aku bisa yakin dia baik-baik saja dan itu sudah membuatku tenang, yang bisa aku lakukan adalah mempercepat diriku dan pasukan ke arah kota Rose.

Kenapa aku tidak menggunakan Kamui? Alasannya simple yaitu kalau aku menggunakan Kamui maka indentitasku serta kekuatanku akan ketauan membuat gerak-gerikku terbatas.

"Diperkirakan kita akan sampai di sore hari jadi berdoa lah semoga mereka masih selamat!" kata Erd memperkirakan.

"Tenang, adikku itu kuat dan teman-temannya juga sama terutama bagi kekuatan Mikasa dan kepintaran Armin!" kataku yang juga sudah tenang.

Ya Mikasa itu sangat kuat dan Armin sangat pintar jadi mereka pasti bisa melindungi yang lain kalau mereka ingin dan Eren... Kekuatan titannya sudah lebih dari cukup untuk memastikan dirinya.

Historia juga memiliki Ymir di sampingnya membuatnya aman sampai batas tertentu jadi aku bisa tenang karena orang-orang tersebut sudah kuat dan memiliki pelindung yang hebat.

"Akhirnya kamu menjadi tenang ya, Alan!" kata Petra sepertinya bersyukur.

"En, tadi aku hanya khawatir dan takut tapi sekarang aku sudah lebih tenang kok!" kataku dengan tenang.

"Baguslah, simpan tenagamu untuk berpesta dengan para titan di kota itu!" kata Aorou bercanda.

"Ahaha akan kubuat mereka menyesal masuk ke kota yang ada adikku!" kataku bercanda tapi juga serius.

Benar-benar dah si Bertoldt atau Bentol dan Reiner itu kenapa menyerang di bagian ada Eren mulu sih, padahal mereka sepertinya tidak mengetahui kalau Eren adalah titan shifter.

Aku dan yang lainnya bergerak dengan cepat dan ya selama perjalanan banyak sekali hambatan dari para titan ya mulai dari 3 meter sampai 15 meter sudah pasti akan di temukan bahkan aku saja sudah melihat 7 titan jenis aneh yang langsung di bunuh kalau tidak akan membuat masalah nantinya.

Disore hari kami akhirnya dapat melihat tembok Rose, benar saja tembok Rose berhasil di jebol Colossal Titan tapi kami menemukan hal aneh disana yaitu di ujung lubang ada batu besar menutupi sisi lain tembok.

Aku dan Levi langsung melesat ke atas tembok dengan cepat sampai akhirnya kami melihat ada dua titan yang berniat memakan beberapa orang dibawah.

Aku dan Levi tidak banyak ngomong langsung menebas masing-masing titan tersebut dengan gaya berputar yang sama.

Saat kedua titan itu mati akhirnya aku dapat mengenali siapa yang ada di bawah.

"Eren!" kataku langsung mendekati dan memeluknya dengan erat tapi jujur aku BUKAN GAY.

"Oi bocah jelaskan apa yang terjadi!" kata Levi dingin saat melihat yang lain tanpa menghiraukan diriku.

"Ya, bangkai titan di belakang kalian... Begitu ya!" kataku yang terlihat bingung tapi akhirnya bertingkah mengerti.

Aku membuka mantel sayap kebebasan milikku untuk menutupi tubuh Eren agar tidak masuk angin.

"A-Aniki..." kata Eren pelan dan lemah.

"Kamu sudah berusaha yang terbaik, serahkan sisanya kepadaku!" kataku sembari menepuk kepalanya.

"Kalian juga, pergi istirahat lah dan biarkan aku berpesta disini!" kataku kepada ketiga yang lain, dua adalah gadis satu pemuda.

"Aku ju..."

"Tidak, Mikasa jaga Eren dan Armin siapkan laporan mendetail tentang Eren kepadaku setelah ini!" kataku memerintah dengan dingin.

"Baik!" kata keduanya cepat.

"Levi-heichou aku akan pergi menangani yang lain!" kataku meminta izin kepadanya.

"Terserahmu!" kata Levi datar tapi setelah itu aku menghilang dan dengan gila-gilaan aku menghabisi para titan.

Butuh waktu 1 jam bagiku untuk di minta mundur karena waktu sudah malam dan sepertinya sudah tidak ada titan yang terlihat tapi baguslah, keadaan kota juga terlihat kacau.

Aku kembali dan masuk ke ruangan milik polisi penjaga dinding untuk menemui yang lain, aku melihat gadis kecil berambut pirang terlihat sedang tertekan.

Aku bergerak dan memeluk tubuhnya dari belakang kemudian berkata dengan lembut "Tenanglah, kamu sudah melakukan yang terbaik ditambah kota ini berhasil di rebut kembali jadi kematian mereka tidaklah sia-sia!"

"A-Alan.... Kamu akhirnya kembali!" kata Historia berbalik dan memelukku.

Aku menikmati di peluk oleh Historia tapi entah kenapa aku merasa ada seseorang yang menatapku dengan tajam.

Orang itu tidak lain adalah Ymir, aku melihat kalau dia cemburu melihatku dan Historia saling berbagi kasih, dasar si pencinta sesama jenis ini!

Aku memberinya senyum mengejek dan kemenangan membuatnya mungkin semakin marah dan siap menghajarku tapi aku tidak peduli.

"Baiklah, kamu sudah lebih tenangkan His..." kataku dan saat dimana aku akan mengatakan namanya dia mencubit perutku.

"Christa kamu sangat jahat!" kataku bercanda.

"Siapa yang memintamu datang terlambat?" katanya berpura-pura marah.

"Kamu tau kan aku sangat jauh dari tembok tapi.... Hoam!" kataku tapi berhenti saat aku tiba-tiba menguap.

"Kamu mengantuk?" tanya Historia membuatku sadar kalau aku belum tidur sama sekali setelah mengunjunginya saat itu.

"Hoamm... Yaa, aku belum tidur semenjak hari itu... Ra-Rasanya.... Mengantuk!" kataku dan entah kenapa kepalaku terasa berat, pandanganku juga mulai memudar, dan kesadaranku menghilang.

AUTHOR POV

"Eh!? A-Alan!" kata Historia panik saat tubuh Alan tiba-tiba tumbang ke arahnya.

"Pergi kau brengsek!" kata Ymir langsung menendang Alan karena dia mengira Alan akan menyerang Historia.

Tapi siapa sangka Alan malah tidak sadarkan diri bahkan setelah di tendang oleh Ymir sekalipun.

"Ymir! A-Alan tidak sadarkan diri, tolong aku membawanya ke ruangan yang ada kamarnya!" kata Historia penuh kekhawatiran.

"Tsk, merepotkan!" kata Ymir tidak senang tapi dia tetap membantu karena di tatap oleh tatapan memohon Historia yang sangat imut.

"Ugh... Gula ku sepertinya meningkat lagi!" kata Ymir dalam hati saat melihat Historia yang terlihat imut disaat sedang panik seperti saat ini.

Ymir dan Historia membawa Alan ke sebuah ruangan kosong setelah mendapatkan izin dari senior disana.

"Oi Alan, kamu di minta pergi ke..." kata Levi yang langsung masuk saat mengetahui Alan ada di sana.

Tapi siapa sangka Alan yang sedang dia cari malah tak sadarkan diri apalagi ada dua gadis di dekatnya.

"Kenapa dia?" tanya Levi datar dan dingin.

"Entah, dia tiba-tiba pingsan!" kata Ymir acuh dan tidak peduli toh soal umur dia menganggap Levi masih anak-anak.

"Haa~ bilang kepadanya kalau Erwin memintanya datang!" kata Levi berbalik dan pergi.

"Pria yang dingin!" kata Ymir tidak senang dan tidak peduli toh meski Levi tampan tapi dia pendek dan dingin apalagi penampilan Levi masih kalah dengan si imut Historia yang dia cintai.

"A-Alan..." panggil Historia pelan dan dari nadanya ada kekhawatiran dan cemas.

Tapi dia tau satu hal yaitu Alan saat ini tertidur dengan nyaman karena seperti Alan yang dapat mengetahui perasaan Historia tanpa bisa di jelaskan, Historia juga dapat merasakannya meski tidak sebaik Alan.

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Where stories live. Discover now