22

1.5K 230 25
                                    

Alan berangkat dengan semangat penuh ya mau bagaimana lagi karena suasana hatinya sedang senang dan gembira tingkahnya juga seperti anak-anak muda seumuran dengannya.

Mengendarai kuda spesialnya yang dia beri nama Speed karena cepat dan bertenaga alasan lainnya karena Alan selalu menambah tenaga kuda itu sampai kuda tersebut terbiasa berlari kencang tanpa lelah sedikit pun meski begitu dia juga kenal namanya istirahat, tidur, makan, dan menggoda kuda betina lain.

Saat pertama kali Alan mengetahuinya tentu membuatnya terkejut karena dia tidak tau kalau ternyata kuda yang dia naiki ternyata lebih bajingan darinya.

"Oi Alan jangan terburu-buru seperti iti, simpan tenagamu untuk nanti!" kata Erd menasehati dan memperingati Alan.

"Aku tau, kalian santai saja!" kata Keita santai.

Simpan tenaga? Jangan khawatirkan itu karena baik kuda dan majikannya memiliki banyak cadangan tenaga hampir tak terbatas jadi buat apa menyimpan tenaga?

"Speed ayo ada titan di arah jam enam!" kata Alan berbisik di telinga Speed.

Speed entah bagaimana mengerti dan memahami maksud Alan jadi dia berlari ke arah tersebut.

"Petra nyalakan sinyal!" Teriak Alan.

"Huh? Apakah perlu menyalahkan kalau titan itu nantinya akan mati di bunuh olehmu?" kata Petra bercanda membuat yang lain tertawa.

"Ahaha lucu!" kata Alan tertawa datar dan melompat kemudian bermanuver indah ke arah titan tersebut.

Di jarak dekat di belakang titan Alan memutar tubuhnya dengan cepat memotomg tengkuk leher titan sampai akhirnya jatuh dan mati.

Alan lalu kembali ke kudanya dan menyusul Petra dkk dengan cepat tanpa ada halangam sampai dia bertemu titan aneh tapi tak berlangsung lama titan tersebut mati.

Alan tidak pernah mengeluarkan suar nya untuk mengabari keberadaan titan tersebut sampai akhirnya dia sampai dikota.

"Baru sampai tapi 4% prajurit kita sudah gugur... Ya angka ini masih kecil!" pikir Alan saat melihat data prajurit yang tewas.

Setelah itu mulailah berburu dengan yang lainnya tentu tidak ada yang mau berjuang sendiri kecuali Hanji, Levi, dan Alan toh kekuatan ketiganya sangat kuat meski yang pertama sedikit aneh.

Mike dan Erwin hanya menonton meski begitu Erwin memberikan arahan dan Mike eksekutor yang membunuh titan yang mendekati mereka.

Petra dkk juga melakukan yang terbaik meski kemampuan mereka tidak sebaik para monster di atas tapi lebih baik dibanding prajurit biasa lainnya.

Alan terus melesat, bermanuver, dan membunuh dengan sangat cepat dan indah apalagi dia juga menggunakan Sharinganya jadi refleks serta gerakannya semakin memukau.

"Alan memang hebat!"

"En, dia memang sangat kuat dan hebat!"

"Gerakannya juga indah, aku ingin sekali belajar darinya!"

"Tidak hanya gerakannya tapi wajahnya juga sangat tampan!"

Kata beberapa prajurit yang perhatiannya sedikit melirik ke arah Alan beraksi bahkan beberapa prajurit perempuan sangat tertarik dengan Alan terutama tubuhnya.

"Oi jangan bengong bae, dicaplok titan baru tau rasa loh~" kata seseorang memperingati dengan nada bercanda.

Tapi siapa sangka dibelakangnya ada titan tinggi 15 meter yang langsung merahi tubuhnya.

"Gaahh.... TOLONG!! TOLO..." teriak orang tersebut minta tolong tapi kepalanya langsung di remukan oleh titan tersebut membuat suaranya terhenti dan darah merah yang kental tersebut muncrat keluar dari sela-sela jari titan tersebut.

Prajurit lain tidak siap karena terkejut dan takut, moralitas dan keberanian mereka langsung menurun saat melihat rekan mereka di makan titan tepat di depan mereka.

Alan melihat hal tersebut langsung bergegas ke tkp dan membunuh titan tersebut sebelum akhirnya berhenti dan berdiri didepan semua prajurit disana.

"Kenapa kalian bengong huh?" Tanya Alan dingin kepada para prajurit tersebut karena menurutnya kalau salah satu dari mereka bergerak sudah pasti titan ini dengan mudah mati tapi siapa sangka mereka terkejut dan ketakutan seperti saat ini.

"Ka-Kami..." Kata salah satu dari mereka memberanikan diri untuk berkata.

"Sudahlah, bila kalian masih terkejut dan takut lebih baik mundur dan bantu bagian belakang mengirim persediaan gas untuk bagian depan dan jangan mengacau lagi atau kalian bakal di keluarkan dari pasukan!" Kata Alan memberi instruksi dengan tegas.

"Ya!" Kata mereka memberi hormat dan pergi dengan terburu-buru.

"Alan, kita mundur!" Kata Petra datang.

"Hah? Kenapa?" Tanya Alan tidak puas dan bingung.

"Erwin-danchou mengatakan agar kita mundur, katanya para titan bergerak ke utara tepatnya di distrik Rose yang mungkin tembok Rose sudah di jebol!" Kata Petra membuat Alan terkejut.

"Distrik Rose!? Bukankah Eren dkk sedang ada disana!? Sial!" Kata Alan kesal dan pergi dengan terburu-buru ke arah Erwin.

Disana Erwin, Levi, Hanji, Mike sedang berkumpul di atas kuda mereka sudah siap untuk kembali padahal baru 2 hari dari misi ekspedisi ini.

"Erwin-danchou!" kata Alan datang dengan buru-buru lalu memberi hormat tegak.

"Ada apa?" tanya Erwin memgangkat alisnya bingung dan penasaran.

"Apa benar para titan bergerak ke tembok Rose dan dinding sudah hancur?" tanya Alan sedikit cemas terdengar di suaranya itu.

"Kalau menurut informasi yang kita dapat harusnya seperti itu!" kata Erwin dengan wajah datarnya.

"Begitu ya... Ka-Kalau begitu izinkan aku berangkat lebih dulu, Speed dapat berlari lebih kencang dari yang lain ditambah aku juga kuat, aku dapat kembali ke tembok Rose di sore hari!" kata Alan dengan cemas dan khawatir di wajahnya.

"Jangan gegabah, kita masih belum yakin hal itu benar karena informasi yang diterima hanyalah para titan bergerak ke utara!" kata Levi dengan dingin dan tegas.

"Kekuatanmu sangat berarti bagi kami sekarang jadi bersiaplah dan berangkat dengan pasukan, kita akan mundur dan kembali ke distrik Rose!" kata Erwin dengan tegas.

"Baik!" kata Alan dan yang lain.

Meski Alan sedikit cemas dan ingin cepat-cepat pergi tapi dia hanya bisa mengertakkan gigi dan menahan dirinya agar tidak gegabah.

"Aku harus tenang, Eren pasti sudah membangkitkan kemampuan Attack Titan dan menyelamatkan semuanya, Historia juga pasti aman jadi aku harus tenang dan tidak termakan emosi!" kata Alan dalam hati mencoba meyakinkan dirinya tapi tetap saja perasaan cemas, takut, dan khawatir masih ada di hatinya.

Toh Eren sekarang adik kandung nya sementar Historia sekarang menjadi kekasih pertamanya jadi mengetahui hal itu membuat emosinya lebih bergejolak di banding biasa.

Bahkan meski dia tau cerita S1 nya bagaimana tapi tetap membuatnya khawatir dan lebih emosional dibanding dirinya yang biasa.

"Tenanglah, kuyakin adikmu akan aman-aman saja!" kata Petra mencoba menenangkan Alan.

"En, semoga saja begitu, terima kasih!" kata Alan merasakan suasana hatinya sedikit tenang setelah mendengar perkataan Petra.

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Where stories live. Discover now