8

2.4K 334 28
                                    

Aku sedang mengobrol meski sebenarnya aku tidak ingin akrab tapi sudahlah toh aku hanya bertahan setahun tapi mereka butuh tiga tahun untuk lulus.

Aku harus dekat dengan Historia dan juga ketiga titan itu, alasannya mudah karena menurutku Historia itu cantik, imut dan baik jadi aku ingin dekat dengannya lalu ketiga titan shifter atau apalah itu yaa untuk membantuku dan Eren saat menghadapi musuh sulit dimasa depan.

"Aku akan masuk ke pasukan pengintai dan mengalahkan para titan itu!" kata Eren membuat tersenyum.

"Hei apa kamu masih waras?" sebuah suara menarik perhatianku dan Eren.

"Tadi kamu bilang ingin masuk pasukan pengintai?" kata seorang pria berambut coklat dengan potongan unik dan kalau aku tidak salah ingat harusnya namanya... Jean Kirstchtein.

"Benar itu... Kau kalau tidak salah ingin bergabung ke polisi militer agar hidup aman didalam kota kan?" kata Eren serius sembari menatap Jean.

Aku tersenyum sembari menunggu pertunjukkan, oh kalau aku tidak salah orang ini suka sama Mikasa dan memuji rambutnya tapi sayangnya Eren malah meminta Mikasa memotong rambutnya dan kebencian Jean sama Eren di mulai dari situ.

"Yaa setidaknya aku orang yang jujur bukan orang yang sok kuat padahal sebenarnya gemetar ketakutan!" kata Jean yang blak-blakan membuatku tersenyum sedikit lebar.

"Apa kamu menyindirku?" kata Eren berdiri dengan wajah gelap karena marah.

"Hei hentikan!" kata sebuah suara yang ingin mempererai mereka.

"Wah wah aku tidak berniat menyinggung!" kata Jean bangkit dan berjalan ke sisi Eren.

Eren dan Jean sangat dekat rasanya hampir sama seperti Naruto dan Sasuke dan aku ingin sekali menjadi Shikamaru yang mendorong mereka agar kejadin legend itu terjadi didunia ini tapi aku mencoba menahan diri.

"Sudahlah kalian!" kataku bangkit dan menepuk bahu keduanya yang untungnya tinggiku dengan Jean sejajar jadi aku tidak perlu berjingke atau mengangkat kepalaku saat melihat Jean seperti Eren.

Setelah aku mengatakan itu tiba-tiba bel tanda jam malam mulai berbunyi di jam malam artinya para kadet harus tidur dan beristirahat untuk mulai beraktifitas di keesokan harinya.

"Fuu... Sudahlah maaf ya, aku tidak bermaksud menghakimi pemikiranmu, kita lupakan saja ya?" kata Jean sembari mengulurkan tangannya ke arah Eren.

"Ya aku juga minta maaf!" kata Eren menepuk tangan Jean dan berbalik pergi.

"Haa, maaf ya dia seperti itu apalagi kalau sudah ada orang yang menyindir impiannya!" kataku menghela nafas sembari tersenyum kepada Jean.

"En, aku juga yang mulai tapi aku tidak menyangka kalau dia akan terlalu emosian..." kata Jean berhenti saat dia melihat Mikasa.

Yaa mau bagaimana lagi toh Mikasa cantik dan rambut hitam yang indah membuat beberapa pria yang baru bertemu dengannya sudah jatuh hati dan korbannya adalah Jean didepanku ini.

Aku melihat Jean maju untuk mengejar Mikasa membuatku berpikir kalau situasi mungkin sedikit lebih buruk toh Mikasa sangat sulit untuk bergaul apalagi dia melihat Jean dan Eren berbeda pendapat membuat penilaian Jean di mata Mikasa sudah negatif.

Benar saja Mikasa langsung pergi setelah mendengar pujian Jean kepadanya ditambah wajahnya masih datar yaa mau bagaimana lagi toh dia sudah sangat terpaku kepada Eren.

"Kamu menyukainya?" tanyaku di telinganya membuat tubuh Jean menegang dan menjauh dengan terkejut.

"I-Itu... Y... Aa bisa dibilang gitu~" kata Jean malu-malu membuatku ingin tertawa.

"Aku sarankan kamu membuang hal itu, Mikasa sudah sangat terpaku kepada Eren jadi akan sulit bagi mu untuk membuat Mikasa jatuh hati kepadamu!" kataku jujur dan menepuk bahu Jean dan menatapnya dengan sedikit prihatin.

"Apa maksudmu?" tanya Jean mungkin tidak menerima pernyataanku.

"Aku katakan satu hal kalau Mikasa sudah sangat mencintai Eren dan menganggapnya sebagai matahari dan cahayanya ditambah kamu tadi sudah sedikit cekcok dengan Eren membuat penilaiannya untukmu sudah negatif jadi menyerah saja lah!" kataku panjang lebar dengan jujur.

Wajah Jean gelap mungkin karena marah, cemburu dan iri dengan Eren atau mungkin juga karena perkataanku barusan.

"Aku, Eren, Mikasa dan Armin sudah dekat jadi yang aku katakan itu benar kalau tidak percaya tanyakan saja kepada Armin tapi kalai boleh jujur bahkan statusku dan Armin hanya sebatas teman dan tidak melebihi status Eren dimata Mikasa!" kataku jujur sembari melihat Eren dan Mikasa sedang berjalan berdua, Eren juga sepertinya mengomentari rambut Mikasa yang panjang.

"Tapi Eren hanya menganggap Mikasa sebagai keluarga dan temannya, aku tidak tau kalau dia menyimpan rasa kepada Mikasa soalnya dia sangat bodoh dalam hal itu jadi mungkin masih ada celah untukmu tapi aku sarankan jangan terlalu suka berdebat dengan Eren karena itu akan membuat penilaianmu menjadi Negatif!" kataku lalu melompat dan berjalan dengan perlahan ke kamarku.

Sebelum berjalan aku melihat Jean mengepalkan tinjunya dengan erat lalu berkata kepadaku "Terima kasih sarannya, tapi aku akan tetap mencobanya!"

"En, lakukanlah semau mu!" kataku sembari melambaikan tangam dan berbalik dengan cepat.

Sebelum aku sampai ke kamarku kebetulan aku ketemu dengan Christa atau mungkin Historia ya?

"Oi, apa kamu mau ke memberi makanan untuk Sasha?" panggilku membuat Christa berhenti.

"A-Aku... En, aku ingin memberinya roti dan air ini..." kata Christa pelan.

"Baguslah, bantu aku memberinya ini juga, aku tidak bisa asal menemuinya dan memberinya makanan ini jadi bisakan aku meminta tolong kepadamu?" kataku ramah sembari menyerahkan dua roti dan sekantong air sekalian kentang rebus yang masih hangat.

"Kamu cukup baik ya Alan-san!" kata Christa ramah dan tersenyum lembut.

"Tidak juga, uhm..." kataku berhenti lalu aku mendekatinya dan berjongkok untuk mensejajarkan tinggiku dengannya lalu memegangi dagunya dan melihat kematanya yang cukup indah, cerah tapi ada kesedihan disana.

"Aku tidak ingin terlalu ikut campur tapi bila kamu memiliki masalah dan butuh seseorang sebagai teman cerita maka datanglah kepadaku!" kataku sembari melepaskan tanganku dari dagunya.

"Kamu gadis yang baik tapi matamu sepertinya menyimpan kesedihan jadi cari lah aku bila ada yang bisa kubantu atau mungkin kamu butuh teman cerita!" kataku mengulangi sembari menepuk kepalanya dan tersenyum lembut kepadanya.

Saat aku melihat ternyata wajah Christa merona merah yang sangat imut membuatku tanpa sadar mencubit pipinya itu.

"Aa... Aau.. A-Alan-san hentikan sakit!" kata Christa membuatku sadar.

Aku mundur beberapa langkah dan membungkukkan kepalaku sembari berkata "Maaf, wajahmu sangat imut saat aku melihatnya dari dekat... Membuatku kelepasan... Ma-Maaf!"

"Um, ti-tidak masalah..." kata Christa sedikit salting membuatku sedikit terhibur.

"Aku Alan Jeager, kamu mungkin sudah mengenalku tapi aku belum mengenalmu jadi bolehkan aku mendengar namamu itu?" kataku ramah dan beretika sopan.

"Christa Lenz, senang berkenalan denganmu!" kata Christa memperkenalkan diri.

"Jadi Christa ya? Kalau begitu aku denganmu sekarang berteman jadi jangan panggil aku dengan Akhiran -san!" kataku ramah lalu menepuk kepalanya lagi sebelum berbalik untuk pergi.

"Sampai bertemu lagi Christa dan semoga mimpi mu malam ini indah~" kataku semangat karena setidaknya aku dapat masuk ke Friendzone dan mungkin akan dengan cepat masuk ke zona yang lebih tinggi kaya pacaran dan menikah~

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang