4

2.9K 387 27
                                    

Pov Author

"KONOYAROU!!!"

sebuah teriakan familiar terdengar di telinga tiga orang tersebut sampai akhirnya mereka melihat sebuah bayangan yang dengan cepat melewati mereka.

"Alan/Aniki!?" kata semua orang bersamaan didalam hati karena meski hanya bayangan hitam tapi suaranya sangat familiar bagi mereka.

Hannes berhenti dan melihat ke arah Alan yang sedang bermanuver sangat cepat bahkan hanya terlihat bayangan, kilauan pedang, dan darah titan.

"Cepat... Tu-Tunggu bagaimana dia bisa menggunakan 3D Manuver Gear!? Tidak hanya itu tapi dari mana 3D Manuvee Gear yang dia gunakan!?" kata Hannes didalam hati dengan tubuh yang menegang.

"Begitu kuat, cepat, dan berani... Ka-Kalau saja aku seperti Alan pasti saat ini harusnya aku dapat melindungi Carla..." kata Hannes dalam hati menyalahkan kekurangan dirinya saat menghadapi titan.

"Habisi dia ANIKI!!!" teriak Eren penuh amarah, dendam dan juga semangat.

"Andai saja aku sekuat aniki pasti Okaa-san..." kata Eren dalam hati merasa dirinya sangat lemah dan muncullah tekad untuk menjadi kuat agar biaa memusnakan titan dari muka bumi.

"Begitu kuat, apakah dia Alan yang selalu bersama kita?" kata Mikasa dalam hati dia terkejut meski dia tau Alan selalu berlatih tapi dia tidak menduga Alan akan sekuat itu padahal dia pernah melihat Alan dia di pukuli oleh beberapa anak atau bahkan membiarkannya di pukul oleh dirinya tapi sekarang saat melihat Alan bertarung dengan amarah membuatnya sangat terkejut.

"Monster... Benar-benar monster... Kecepatan, akurasi, kelincahan, dan kekuatan yang dia miliki saat menyerang titan itu seperti monster..."

"Bila anak sepertinya masuk ke devisi pengintai maka mungkin umat manusia bisa menang berperang melawan titan dan akhirnya bebas dari dinding besar ini seperti zaman dulu!" kata Hannes dalam hati.

Hannes merasa ada harapan dan takjub saat melihat Alan, sedangkan kedua anak yang ada di tubuhnya itu merasakan sebuah tekad baru yaitu menghancurkan titan dan melampaui Alan.

Butuh beberapa menit bagi Alan untuk mencabik-cabik tubuh Titan tersebut sampai hancur dan mati tanpa bisa menyerang balik, meski jauh tapi ketiganya dapat melihat seorang anak lelaki sedang berdiri tegak dengan kedua pedang yang patah dan badan penuh dengan darah.

Asap karena aup panas ditubuh titan itu mulai mengembun dan keluar, panampilan tersebut terlihat sangat epic dan keren bagi ketiganya.

"Eren, Mikasa!?" sebuah suara panggilan membuat ketiganya kembali sadar melihat seorang anak penuh darah sedang berlari ke arah mereka bertiga dengan perlahan dan lemah.

Merasa ancaman sudah berlalu Hannes melepaskan Mikasa dan Eren dari gendongannya dan berlari ke arah Alan.

"Aniki!!" Eren berlari kencang dengan air mata ke arah Alan.

"E... Ren..." kata Alan pelan dan sedikit putus-putus karena kelelahan dan juga luka serta beban yang dia bawa saat menggunakan 3D Manuver Gear serta kekuatan aneh ditubuhnya itu.

Saat sudah dekat Eren tanpa ragu melompat ke pelukan Alan sembari berkata dengan sedih "Aniki... Okaa-san... Di... Dia..."

"Maaf kalau saja aku lebih cepat mungkin Okaa-san..." kata Alan juga sembari memeluk Eren dengan erat.

"Aku bersyukur saat melihat kalian baik-baik saja..." sambung Alan sembari melihat Mikasa dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Karena bagaimanapun Mikasa juga sudah di anggap adik bagi Alan jadi melihatnya dan Eren selamat sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Alan.

"Alan, maafkan aku kalau saja aku berani dan kuat pasti... Carla... Carla... Tidak akan..."

"Tidak Hannes-san, aku senang kamu membawa Eren dan Mikasa, Okaa-san juga tidak akan menyalahkanmu!" kata Alan lembut memotong perkataan Hannes.

Mendengar itu Hannes mau tak mau tidak bisa menahan air matanya karena baginya Alan sekeluarga adalah teman dan saudaranya sendiri karena itu saat kematian Carla sudah membuat simpul hati di hatinya itu tapi mendengar perkataan Alan membuat simpul itu terbuka.

"Ayo tinggalkan tempat ini, para bangsat itu pasti akan datang kesini karena salah satu dari mereka dah mati!" kata Alan menyarankan.

"En, ayo kita pergi!" kata Hannes setuju lalu mengendong Alan.

"Ti-Tidak... Lepaskan Hannes-san, biarkan aku jalan sendiri" kata Alan meronta.

"Kamu pasti lelah jadi biarkan aku mengendongmu agar kita sampai ke kapal lebih cepat!" kata Hannes membuat Alan terdiam karena memang benar kalau dia sangat kelelahan sekarang bahkan mungkin bisa saja pingsan kapan saja tapi karena tempat dia dan yang lainnya masih berbahaya membuatnya sangat memaksakan agar dia tetap sadar.

"Ya, Aniki kamu pasti lelah jadi beristirahatlah dulu!" kata Eren membuat Alan terkejut.

"Maaf ya..." kata Alan lemah dan kesadarannya mulai kabur dan hilang.

"Cepat? Tidak dia pingsan, apa mungkin dari tadi dia tetap bertahan untuk tetap sadar? Berapa kuat tubuh dan mental anak ini?" kata Hannes yang semakin takjub dengan Alan.

Kalau bukan karena usianya masih terlalu muda sudah pasti Hannes akan merekomendasikannya ke pasukan devisi pengintai.

Pov Author end

"Dimana ini?" tanyaku saat melihat sekitar.

Aku melihat sekeliling yaitu sebuah kamar yang cukup berantakan dengan bekas gelas pop mie, melihat tempat yang tidak asing membuatku terkejut.

"Kamarku? Oh ya aku lagi nonton Shingeki no Kyojin s1 lagi ya... Karakter Eren Jeager... Adikku?" gumamku yang ingatan kehidupanku ini dengan ingatanku di Shingeki no Kyojin.

Aku merasa apa yang aku rasakan di dalam dunia Shingeki no Kyojin bukan lah mimpi tapi bagaimana aku bisa berada di dunia lamaku ini.

Kalau apa yang aku rasakan sebelumnya bukan mimpi artinya dunia ini hanya ilusi atau mimpiku yang sudah pingsan.

Aku berjalan keluar kamar tapi saat membuka pintu aku sangat terkejut saat melihat kalau di luar kamarku adalah langit hitam berbintang yang sangat indah dan di sebuat sebagai luar angkasa.

Tu... Tunggu, luar angkasa? Jadi benar ini hanya mimpi tapi bagaimana aku bisa keluar dari sini? Apa aku harus menyakiti diriku?

Setelah berpikir begitu aku akhirnya mencoba menggigit pinggung tanganku tapi yang ada hanya rasa sakit dan aku belum keluar dari dunia mimpi ini

Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa keluar dari sini argh pasti Eren dan Mikasa khawatir denganku meski aku tidak terlalu percaya kalau Mikasa khawatirkan aku kan dia selalu memperhatikan Eren.

Tunggu bukankah itu tidak penting? Meski Mikasa cantik tapi dia yandere kayanya jadi dia bukan tipeku haha...

Kenapa aku memikirkan hal tidak penting lagi!? Aku harus memikirkan bagaimana caranua keluar dari sini.

Saat sedang berpikir tiba-tiba aku melihat sebuah bola cahaya yang terang menghampiriku, aku sedikit curiga tapi tiba-tiba bola cahaya itu melesat masuk ke dalam pikiranku dan aku tidak sadar lagi.

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Where stories live. Discover now