10

2.3K 307 34
                                    

Malam berganti pagi, aku bangun seperti biasa meski sepertinya mataku masih sedikit menyengat, yaa mungkin karena memakau Susanoo dan Kamui di bergantian di satu waktu saat kemarin.

"Oi Eren, santai saja tidak perlu terlalu tegang!" kataku berkata dengan ramah.

"En, aku tau itu aniki!" kata Eren yang kayanya terlihat serius tapi tetap saja sepertinya dia masih tegang.

"Yaa, kamu sudah berusaha semalaman bukan? Jadi yakin lah sama usahamu dan teman-teman yang sudah membantumu!" kataku menyemangati.

"Ya, bersemangatlah Eren!" kata Reiner yang terlihat menyemangati Eren.

"Kamu Alan kan? Salam kenal ya, aku Reiner dan ini Bertolt!" kata Reiner memperkenalkan diri.

"En, senang berteman dengan kalian berdua, seperti yang kuduga darimu Eren karena kamu sudah memiliki teman meski baru 2 harian kita disini~" kataku sembari mengacak-acak rambutnya itu.

"Argh... Hentikan itu Aniki... Mooh aku akan membalasmu!" kata Eren mulai menyerangku dan begini lah aksiku dengannya kalau bercanda meski sering di akhiri dengan pertingkaian serius jadi kalau Armin atau Mikasa melihat kadang mereka akan langsung memisahkan kami.

"Alan-san Ohayou!" sebuah suara manis terdengar membuatku terdiam dan aku melihat seorang gadis cebol nan manis dengan rambut pirang sepunggung yang di ikat kuncir kuda dan mata berwarna hijau seperti giok.

"Hi... Christa, yoo Ohayou dan kenapa kamu masih memanggilku dengan akhiran -san?" kataku ramah dan di akhiri dengan cemberut.

Sialan aku hampir memanggilnya Historia, untung otakku encer karena sering berbohong tentang alasan berbolos dikehidupanki sebelumnya jadi aku dapat mengatur topik lain.

"Ah... Itu... Gomen, aku melupakannya!" kata Christa meminta maaf membuatku menghela nafas lega.

Untung gadis ini polos dan naif jadi aku bisa langsung menganti topik... Tunggu kalau dia polos dan naif apa aku bisa mengajaknua ke sebuah bangunan dan... Sialan aku berpikir mesum lagi! Kenapa akhir-akhir ini aku selalu berpikir mesum!?

Tunggu, apa mungkin aku sudah masa pubertas? Aku sudah pernah melewatinya tapi kenapa pikiranku saat ini tidak terkendali ya? Atau karena Christa itu imut dan cantik membuatku ingin sekali menodainya?

"Haa... Andai saja Christa menjadi istriku" kataku tanpa sadar sambil menghela nafas berat.

Butuh 1 detik bagiku tersadar kalau masih ada Christa yang menatapku dengan terkejut bahkan wajahnya memerah, aku juga melihat baik Eren, Reiner, Bertolt, Ymir, dan Sasha sedang menatapku dengan terkejut.

Tunggu kenapa ada Ymir dan Sasha disini? Argh bukan itu masalahnya sekarang, apa aku tadi berbicara terlalu keras soal menikahi Christa? Sial kalau memang benar sepertinya aku harus mencari sebuah lubang dan masuk ke dalamnya.

"C-Christa... I-Itu..." aku tergagap karena gugup karena sepanjang hidupku dari dua kehidupan ini baru pertama kalinya aku mengaku kepada seorang gadis dan lagi kali ini bukan sebagai 'Pacar' tapi 'Istri' membuatku semakin gugup.

"Fuu, aku serius kepadamu Christa, saat melihatmu pertama kali aku sudah jatuh hati kepadamu ditambah saat malam itu kita bertemu aku sudah membulatkan hatiku untuk itu, aku tau ini bukanlah saat yang tepat mengatakannya tapi mau kah kamu menikah denganku?" kataku langsung dengan percaya diri dan berjongkok kepadanya serta trik sulap alias kemampuan Kamuiku untuk membuat sebuah bunga muncul dari tanganku.

"A-Aku..." Christa terlihat gugup dan tidak siap ya mau bagaimana lagi soalnya aku saja tidak siap mengakui perasaanku jadi bagaimana dengan gadis seperti dia.

"Um, kamu tidak perlu menjawabnya, kita bisa berteman terlebih dahulu tapi aku bisa janjikan sesuatu kepadamu yaitu bila kamu ingin bercerita, butuh sandaran untuk menangis atau bahkan membutuhkan seseorang untuk membantumu maka kamu tidak perlu takut karena aku akan selalu berada di posisi terdepan untuk semua itu, baik masa lalu, sekarang atau di masa depan aku akan selalu berada di pihakmu, Christa Lenz!" kataku dengan gagah mengatakan hal seperti itu.

Sial kata-kata yang memalukan bahkan aku berniat mengatakan itu saat Christa mengakui dirinya sendiri tapi apa boleh buat mending langsung bacot saja.

"Oi bocah, cepat lah berkumpul dan Alan dari mana kamu mendapatkan bunga itu!?" sebuah suara yang membuat urat nadi di kepalaku keluar.

"Berisik botak sialan, apa kamu akan menganggu adegan romantisku huh!? Aku kali ini benar akan mencukur kepala botakmu itu!" kataku kesal sembari melihat ke arah seorang pria tua botak yang tidak lain adalah Keith.

"Huh!? Apa maksudmu bocah? Berani memakiku!?" kata Keith sepertinya kesal.

"Ya aku memaki mu sialan, padahal aku sedang bersikap romantis tapi kamu datang mengangguku, argh apakah kamu tidak tau kalau aku sedang menahan perasaan malu dan khawatirku huh!? Sialan!" kataku maju dan berjalan ke arah Keith bagai Jojo yang berjalan ke Dio.

"Sialan, kamu benar-benar minta di hukum sialan!" kata Keith marah dan juga siap memberiku pelajaran tapi siapa aku?

"Ingatlah siapa yang akan mengajarmu dasar botak sialan!" kataku kesal dan maju dengan cepat ke arahnya.

"Aniki hentikan, kamu tidak bisa melawannya!" kata Eren memegangi tubuhku.

"Ya, Alan jangan cari masalah!" kata Reiner yang ikut memegangiku.

"Alan... Hentikan, a-aku akan menunggu sampai kita lulus baru bisa menjawab perasaanmu itu, jadi jangan berkelahi dengannya!" kata Christa membuatku berhenti.

"Benarkah? Apa kamu mau jujur saat itu Christa?" kataku tanpa melihatnya yang ada dibelakangku.

"Jujur? A-Aku... Um, aku akan jujur padamu sampai saat itu!" kata Christa membuatku melihatnya.

"Janji? Kamu berani janji Christa Lenz kalau kamu akan jujur kepadaku tentang perasaanmu disaat kamu lulus dari tempat ini?" tanyaku lagi tapi kali ini aku menatapnya.

"Um, baiklah kalau itu mau mu maka aku berjanji akan jujur kepadamu!" kata Christa tapi terlihat ragu dan malu ya mau bagaimana lagi kami baru kenal kemarin kalau tidak salah.

"Yatta! Kalau begitu kamu harus berusaha untuk lulus, aku akan menunggumu!" kataku dengan semangat.

"Tu-Tunggu, Aniki apa maksudmu menunggu? Bukankah seharusnya berusaha bersama?" tanya Eren.

"Ups, kayanya aku lupa memberitahumu sebenarnya aku akan segera di pindahkan ke regu pengintai dibawah komando Kopral Rivaille tahun depan jadi tahun depan adalah hari kelulusanku!" kataku dengan bangga.

"Ehh!!" semua orang terkejut dan itu termasuk Christa dan Eren.

"Ahem, sebenarnya tidak jadi!" kata Keith membuatku terkejut.

"Sebenarnya atasan yaitu Komandan Erwin sudah memintanya segera melapor besok jadi hari ini Alan harus berangkat!" kata Keith membuatku semakin terkejut.

"Kenapa? Janji kita setahun bukan?" tanyaku bingung.

"3 hari lagi dari sekarang pasukan devisi pengintai di bawah komando komandan Erwin akan melakukan ekspedisi jadi kamu diminta segara masuk dan melapor ke sana!" kata Keith membuatku mengangguk serius.

"Aku mengerti, maaf ya Christa karena aku harus pergi lebih cepat dari pada jadwalnya tapi jangan khawatirkan perasaan ku yang tidak akan berubah ini!" kataku mengangguk lalu berbalik melihat Christa dan memeluknya erat.

"Aku walau singkat tapi tiga tahun akan terada terlalu lama bagiku, jaga dirimu ya Christa-chan!" kataku berpelukan dengannya.

Ahh rasanya ingin berteriak kepada teman lamaku dikehidupanku sebelumnya kalau sekarang aku sudah berani mengakui perasaanku dan bahkan memeluk seorang gadis.

"Eren, aku juga akan menungguku di pasukan pengintai dan sampaikan salamku kepada Mikasa dan Armin ok? Kalau begitu aku pergi dulu!" kataku tanpa menunggu jawaban Eren maupun Christa aku berbalik dengan menyeret Keith.

The Legend of Strongest Human (SNK Fanfict) [Hiatus]Where stories live. Discover now