28. Ikan-Ikan Yang Menggelepar di Pantai (b)

1.5K 358 160
                                    

Geotopia tidak pernah lelah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Geotopia tidak pernah lelah. Rasanya tiap hari setiap kejutan dihujamkan berkali-kali, dipaksa agar ditelan bulat-bulat dengan pasrah.

Kematian Aquila tidak menjadi persoalan panjang, waktu berkabung hanya terjadi sebagai akibat dari keterkejutan dan buah dari kengerian hancurnya raga, karena setelahnya mereka dipaksa kembali berjalan tanpa melihat ke belakang. Hidup tidak pernah mau menunggu, demikian para penghuni Geotopia akhirnya melangkah keluar gerbang, pulang untuk kembali bersiap datang.

Samudera melangkah yakin, meski tersisa garis polisi yang tertinggal setelah mayat dibersihkan dari pelataran. Lengang, tidak banyak orang berlalu-lalang, mayoritas memilih untuk pulang pun kelompok-kelompok belajar yang memilih untuk meliburkan diri.

Dalam sekejap, gedung Khay mendadak jadi tempat minim kehidupan. Hanya beberapa siswa yang tersisa, sebagian terpusat di aula utama lokasi festival musik klasik tahunan Geotopia akan di adakan. Kebanyakan dari mereka adalah anggota OSIS, dilihat dari raut wajahnya, mereka tidak ikhlas ditempatkan di gedung bekas teman mereka bunuh diri.

Oh tidak juga. Samudera lupa jika, anggota OSIS mayoritas diisi siswa sayap kanan-entah mengapa. Anak sayap kiri cenderung berorientasi pada uang, nilai, dan kekuasaan. Mereka tidak suka bersosialisasi dan cenderung membuat diri mereka eksklusif. Samudera hanya tahu bahwa Ketua Osis Geotopia adalah Andromeda, sosok teman sekelasnya yang uhm, bagaimana ya, rada sedikit idiot karena terlalu pintar. Anggota club olimpiade geografi selain Lintang dan Raya.

Secara hierarki, tampuk kekuasaan di Geotopia agak sedikit ganjil. Seperti dibuat orang yang jiwanya tidak genap-Samudera memang sedikit tidak tahu diri. Jika sekolah lain terdapat OSIS dan MPK, di Geotopia MPK diganti menjadi Himpunan yang diketuai oleh jabatan yang terdengar narsis-Ketua Himpunan Tingkat 1 Sayap Kiri dan Kanan. Ketua OSIS disini secara tidak tertulis berada di bawah Ketua Himpunan Sayap Kiri tingkat 1. Tingkat 2 ditujukan untuk murid-murid SMP yang gedungnya berada di bagian barat lapangan basket, dibatasi perpustakaan lama. Dan untuk itu Samudera melengos, menaiki anak tangga menuju rooftop tanpa memusingkan lalu lalang kotak-kotak sound system yang dibawa beberapa pria yang menatap Samudera defensif.

Samudera menghela nafas berat, lelah juga rupanya. Sementara, angin sore berhembus tidak wajar, dingin yang Samudera ingat sama persis dengan saat ia pertama kali bertemu Raya. Menggigil dan ganjil. Ia mulai berkeliling, melakukan pencarian terhadap hal yang belum ia ketahui. Beberapa kali ia berhenti untuk melihat lebih dekat, mulai dari tumpukan pot dan tanah pupuk yang mencurigakan. Pada titik ini Samudera bahkan mencurigai angin, jadi tidak perlu lagi dipertanyakan mengapa.

Nihil, Samudera berhenti di ujung atap, melongok ke bawah sebelum menatap lurus horison di depannya. Ia kemudian berbalik, duduk memandangi atap sembari membayangkan kira-kira apa yang telah terjadi di sini. Samudera mulai memikirkan banyak hal, mulai dari pertemuan pertamanya dengan Raya hingga pertemuan terakhirnya dengan Aquila. Banyak hal yang secara tidak wajar menghilang, seperti kepingan puzzle yang sengaja tidak pernah diciptakan. Sengaja dibiarkan rumpang sedari awal.

Geotopia Where stories live. Discover now