27. Surutnya Air Laut

1.5K 374 69
                                    

Mundur ke belakang, kita bersiap menyambut perayaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mundur ke belakang, kita bersiap menyambut perayaan.

***

Raya tahu benar apa yang telah ia lakukan.

Dia masih tersenyum sejak semalam, mengingat betapa ia telah melewati momen paling membahagiakan dalam hidupnya yang hanya tinggal hitungan hari saja. Bahkan meski jelas-jelas di hadapannya tengah duduk dengan tenang 2 orang paling ia hindari di dunia.

Karena hanya tinggal beberapa langkah lagi, dan Raya akan menang.

Pesta terakhir sebelum ujian akhir semester itu akan di adakan seminggu lagi. Meski sibuk untuk mempersiapkan segala hal untuk merayakan, Raya masih sempat untuk memikirkan sosok cowok yang menjadi batu loncatannya selama ini.

Samudera.

Tidak bertemu sehari dengannya seperti ia telah menghabiskan setengah hidupnya di dimensi lain yang berbeda dengan Samudera menarik nafas. Entah harus berterima kasih atau merasa bersalah, tapi Raya tidak sabar untuk bertemu dengannya hari ini di sekolah.

Bertemu dengan Samudera,
Sosok yang mengantarkan kunci kemenangannya.

***

2,5 Tahun lalu

"Kita sungguhan mau ngungkapin hal segede ini, Kak?" Gadis yang serupa dengan wajah lawan bicaranya itu terlihat cemas.

Raya mengangguk, wajahnya terlihat sulit sembari memeriksa file dan menggabungkannya dalam satu kotak penyimpanan.

"Tapi, ini terlalu besar. Kita nggak bakal bisa nguasai hal sebesar ini kalau cuma berdua!" Esta melanjutkan tatkala melihat respon sang kakak yang tak acuh.

"Atau kita minta bantuan Lintang? Dia anak yang baik, dia pasti mau kalau aku yang minta." Kini Raya menoleh sebentar, raut wajahnya tidak terdeskripsi. Segaris senyum tampak merekah di bibirnya yang pucat, tapi bukan senyum hangat melainkan jenis senyuman yang mengandung racun jika ditatap terlalu lama. Raya menghentikan kegiatannya.

"Pecundang itu?" sahutnya. Ingatannya kembali pada lusa ketika Raya dipanggil bersama dengan pemegang peringkat 10 besar dan ketua himpunan sayap kiri dan kanan menengah pertama.

Raya ingat benar bagaimana Lintang saat itu diam saja ketika dirinya diserang. Lintang adalah bidak dari sistem itu, pecundang yang ketakutan jika poin ujiannya turun beberapa desimal.

"Jangan bodoh Ta, aku tahu benar tabiat Lintang. Kamu lupa dia siapa? Pemegang peringkat 2, ketua himpunan sayap kiri menengah pertama, kesayangan Geotopia.... Kamu pikir dia mau melepas semua priviledge yang dia dapat? Keputusanku sudah bulat, kita pakai media dan berperan sebagai informan anonim. Jadi di sini posisi kita akan tetap aman," putus Raya kemudian. Adiknya nampak tidak puas, raut cemas masih menghiasi wajah cantiknya.

Geotopia Where stories live. Discover now