Geotopia menjelma tempat segala kutukan. Siswa yang ditemukan bunuh diri, teka-teki masa lalu serupa asap dari jerami yang menyembunyikan api. Ada dendam yang menunggu dilunasi, sementara itu Samudera dipacu waktu untuk mencari kunci sebelum tragedi...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Masih baru lahir, jadi jangan banyak disenggol. Kalo sampai cahayanya mati duluan bagaimana?
***
Geotopia tidak pernah tidur.
Itu sebabnya meski jarum jam sudah menunjuk pukul 8 malam, Samudera masih berkutat dengan pianonya. Sebenarnya tutornya sudah pulang 2 jam yang lalu, Samudera saja yang malas ke mana-mana. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Ruang Musik adalah teritori Samudera sejak kedatanganya 6 bulan lalu.
Pertama kali ke ruangan ini Samudera masih harus dibantu Tante Meta karena masih menggunakan kursi roda, untunglah sekarang dia sudah bisa mandiri. Jadi apa-apa tidak perlu minta bantuan lagi.
Oh iya, sekarang Samudera memanggil Suster Meta dengan sebutan tante. Lagipula wanita berusia 37 tahun itu juga yang minta. Selain itu, sejak membawa Samudera ke rumahnya, wanita itu sudah menganggap Samudera sebagai keponakannya sendiri.
Samudera menekan tuts piano sesuai nada yang ada di kepalanya. Claire de Lune.
Angin malam benar-benar masuk ke dalam ruangan malam ini. Menjadi alarm pengingat bahwa sudah saatnya Samudera pulang.
Mari Samudera ingat, hari apa sekarang? Senin atau rabu?
Oh iya hari Selasa!
Lama tidak pulang ke rumah bibi-bibinya membuat Samudera lupa hari. Ya biar sajalah, toh tidak terlalu berguna juga.
Samudera beranjak membereskan kertas-kertas yang berserakan akibat ulahnya mengacak nada sejam lalu. Menyusunnya dengan rapi kemudian memasukkannya ke dalam tas hitam. Sejenak Samudera terdiam mengingat gulungan kertas yang dijatuhkan Raya sore tadi.
Dia berpikir apa untungnya memikirkan kertas itu? Memangnya dia bakalan mau repot-repot membantu?
Tentu saja....
Emm, Samudera pikir dulu sajalah.
Dikuncinya ruangan musik setelah lampunya dimatikan adalah pertanda Samudera benar-benar menyudahi hari. Sebenarnya sebagian besar ruangan di Geotopia Sayap Kiri menggunakan kunci berupa sidik jari yang dimasukkan dalam sistem, tapi Ruang Musik adalah pengecualian. Pihak yayasan ngotot ingin mempertahankan Ruang Musik seperti apa adanya, satu-satunya ruangan yang bergaya klasik dan konvensional di Geotopia Sayap Kiri.
Samudera mengambil motor kemudian menjalankannya dengan kecepatan rata-rata. Tipikal Samudera sekali.
Ketika hendak melewati gerbang Sayap Kiri Samudera hampir saja melepas setir ketika melihat seorang gadis berambut panjang tengah duduk di kursi tunggu di jam 8 malam!
Samudera makin terkejut ketika menyadari siapa gadis itu. Siapalagi kalau bukan Raya? Langsung saja ia hentikan motornya di dekat gadis itu kemudian bertanya, "Lo ngapain malam-malam begini di sini?"
