7. Bukan Kelahiran Bintang Baru

2.3K 565 68
                                    

Pada dasarnya, kematian akan digantikan dengan kelahiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada dasarnya, kematian akan digantikan dengan kelahiran. Tapi bagaimana jika dari awal memang tidak ada yang mati?

***

"Maafkan bapak Orion, tapi kali ini kamu nggak bisa terus diam saja. Kami pihak sekolah perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena ini menyangkut Geotopia sementara situasi di luar mulai tidak terkendali."

Orion masih diam, menatap lurus laki-laki di depannya yang memijat pelipis frustasi. Dia tidak dibayar untuk ini.

Pak Hartono selaku kepala sekolah sudah nyaris menyerah, pihak yayasan mulai meminta penjelasan bagaimana bisa Geotopia membiarkan hal seperti ini terjadi. Ditambah adanya kebocoran infomasi yang masih belum diketahui asalnya membuat keadaan semakin susah dikendalikan. Belum lagi telfon dari pihak wali murid yang terganggu akibat pemberitaan tidak baik yang menurut mereka dapat mengancam masa depan putra-putri mereka. Mereka para orang kaya dan pejabat itu tidak ingin anaknya terkena akibat pemberitaan ini barang seujung kuku pun.

"Orion--"

"Raya akan istirahat selama beberapa minggu. Sampai ia sembuh dan pemberitaan mengenai hal ini turun," sambar Orion sekali nafas. Cowok itu menegakkan tubuh. Hawa mengerikan laki-laki berusia 21 tahun itu bukan main-main adanya.

"Bapak urus Geotopia, sisanya akan saya tangani."
Sesaat setelahnya ia keluar dengan wajah kaku. Pak Hartono kembali memijat pelipisnya, diumurnya yang tidak lagi muda ini, ada-ada saja masalah yang datang. Heran, apa tidak bisa sehari saja Geotopia nurut padanya?

***

Gadis itu duduk ranjangnya yang sepi dengan tangan diikat dengan tali di ranjang jaga-jaga agar ia tidak melompat dari balkon ketika bangun dari tidurnya.

Ia menghela nafas berat. Menjadi manusia susah sangat ya?

Matanya melirik sebuah apel merah yang biasa disediakan bibi Mar di kamarnya. Jika dipikir-pikir jadi buah apel sepertinya lebih menyenangkan. Tidak ada drama hidup dan mati seperti ini, tinggal jadi apel lalu dimakan dan dibuang sebagai kotoran. Sesederhana itu.

Kesunyian dalam kamarnya dengan cepat berakhir ketika pintu kamarnya dibuka dan seorang cowok dengan rambut perak masuk membawa semangkuk bubur ayam yang entah kenapa nampak memualkan.

"Ide gue buat ngikat lo di ranjang efektif juga, buktinya lo udah bangun aja sekarang." Raya mendengus kemudian menatap arah lain. Keluar balkonnya yang kali ini tertutup rapat.

Samudera menarik kursi mendekati ranjang Raya kemudian menyamankan diri duduk di sana. Ia mulai menyendokkan bubur ayam lalu mendekatkannya ke mulut Raya yang tertutup serapat balkon kamarnya.

"Buka mulut Lo, nggak lucu kalo orang kaya mati kelaparan." Raya masih bergeming. Seolah ucapan Samudera bukan bahasa manusia yang ia mengerti.

"Ra, buka mulut lo kalo mau gue cepet-cepet minggat dari kamar Lo," ucap Samudera frustasi.

Geotopia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang